Mohon tunggu...
SMP MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA
SMP MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA Mohon Tunggu... Administrasi - SMP MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA

Membaca adalah Jembatan Ilmu yang Menghubungkan Pengetahuan dengan Kehidupan Nyata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi

28 Juli 2020   07:58 Diperbarui: 4 Agustus 2020   08:49 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mencintai malam yang heningnya menggantung di udara.
Di mana tiap-tiap detak pada bilik jantungku meneriakkan namamu.
Ditaburi kesunyian pada pelupuk sepi.
Sajak telah ditulis untuk menepis sepi.

Hai malam!
Masih sudikah kau menemani sepi yang temaram?
Berkawan dengan sepi mengakibatkan luka yang semakin menganga.
Tidakkah kau dengar puisi suara sepi?

Seperti detak dalam tubuh sajak.
Serupa rima yang tak henti-henti.
Menyiarkan senandung cinta yang dengan liarnya mengepak bagai sayap.
Aromanya seperti hujan sore tadi.

Hujan yang telah menghapuskan jejak langkahmu yang mungkin baru saja kau tapaki.
Sudikah kau bermuara pada langit gelap tuk sekedar memberi kabar?
Ku harap malam ini semesta dapat ku miliki.
Hai malam, adakah kata jatuh cinta yang bisa ku nikmati malam ini?

By : Adhiel Prana Putra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun