Aku mencintai malam yang heningnya menggantung di udara.
Di mana tiap-tiap detak pada bilik jantungku meneriakkan namamu.
Ditaburi kesunyian pada pelupuk sepi.
Sajak telah ditulis untuk menepis sepi.
Hai malam!
Masih sudikah kau menemani sepi yang temaram?
Berkawan dengan sepi mengakibatkan luka yang semakin menganga.
Tidakkah kau dengar puisi suara sepi?
Seperti detak dalam tubuh sajak.
Serupa rima yang tak henti-henti.
Menyiarkan senandung cinta yang dengan liarnya mengepak bagai sayap.
Aromanya seperti hujan sore tadi.
Hujan yang telah menghapuskan jejak langkahmu yang mungkin baru saja kau tapaki.
Sudikah kau bermuara pada langit gelap tuk sekedar memberi kabar?
Ku harap malam ini semesta dapat ku miliki.
Hai malam, adakah kata jatuh cinta yang bisa ku nikmati malam ini?
By : Adhiel Prana Putra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H