(4) ZIS yang benar itu sudah ada di Prabumulih
Zakat, Infak dan Sadaqah atau ZIS itu sudah ada di Prabumulih. Klaim atau pembenaran atas ZIS Prabumulih itulah bentuk yang benar mungkin terkesan berlebihan. Namun faktanya adalah ZIS yang ada dan dikelola secara profesional dan kolektif melalui BAZNAS Kota Prabumulih telah memberikan banyak kemanfaatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
ZIS yang menjadikan iuran, zakat, infak dan sadaqah PNS dan pegawai Pemerintah Kota Prabumulih sebagai sumber utama dalam pelaksanaan kegiatannya. ZIS melalui iuran pegawai Pemkot Prabumulih selama tiga tahun terakhir ini terbukti telah menjadi salah satu solusi jitu mempercepat peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Prabumulih.
Apresiasi terhadap Baznas Kota Prabumulih terbukti sudah mendapatkan Baznas Award tahun 2014 yang silam dan Piagam rekor MURI 2016 atas kemampuan BAZNAS Kota Prabumulih dalam membangun rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak menggunakan dana APBD.
(5) Heterogenitas SARA di Prabumulih.
Islam sebagai agama yang mayoritas tidak menjadikan Prabumulih sebagai Kota yang ekslusif dalam urusan spesifik agama Islam. Justru model pengembangan Islam itu menjadi akar dan cenderung menguat dalam toleransi keberagaman baik sesama muslim maupun non muslim.
Di Kota ini pun tergambar bagaimana umat (NU) Islam bisa hidup berdampingan dengan golongan umat Islam lainnya seperti Muhammdiyah. Di Kota ini juga bisa berdiri pura dan wihara serta gereja-gereja yang hampir tidak pernah terdengar nyaring dan mengusik telinga melewati batas-batas kewajaran dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bermasyarakat.
Belum pernah ada perkelahian akibat hasil ceramah agama tertentu. Belum pernah juga didengar tempat-tempat ibadah dirusak apalagi sampai dibakar dan dibumi hanguskan. Belum pernah juga terdengar cerita di Kota ini terjadi perkelahian umat gegara beda merayakan hari lebaran. Dan sampai saat ini belum juga ada seorang pun badannya tergores akibat perbedaan paham dan pandangan tentang kehidupan beragama.
Islam sejatinya tidak mengenal Islam yang radikal dan Islam yang moderat. Islam ya Islam. Yang menjadikan label radikal atau moderat tentu adalah ummat manusia itu sendiri yang secara umum penuh dengan keterbatasan dan keterjangkauan terutama dalam berpengetahuan.
Komposisi  agama di Kota Prabumulih berdasarkan penganutnya secara berurutan pada tahun 2015 yang lalu yaitu mayoritas penduduk beragama Islam (99,53%), Kristen (0,44%), Hindu (0,02%), dan Budha (0,01%).
Bila melihat dari suku dan ras yang mendiami Kota Prabumulih maka akan bertemu dengan komposisi  Suku Rambang, Lubai, Belida, Jawa, Komering  dan China serta sebagian juga terdapat suku India (Tambi).