Belum lagi masalah etik para elit Gubernur/Bupati/Wako dan para wakilnya serta tidak akurnya partai pengusung dan pendukung dan juga adanya “orang-orang kuat” ataupun para khawasik (pembisik) yang menambah keruh suasana.
Sepertinya memang sudah saatnya kembali ke aturan lama dengan beberapa penyesuaian dan penyempurnaan. Kalau tidak, sulit sekali berhayal dan bermimpi untuk membenahi birokrasi disaat pimpinan puncaknya dijabat oleh politisi yang terkadang tidak bernurani bahkan juga tidak berpengalaman di dunia birokrasi sementara roda organisasinya digerakkan oleh para birokrat.
Menarik ditunggu sampai kapan kita akan melihat lagi para Camat dan Lurah menjadi orang-orang yang dihormati dan didengarkan omongannya serta dibanggakan lagi oleh masyarakat. Rindu akan birokrat politisi suatu hari nanti bisa kembali menjadi raja anak negeri dan bertuan di Bumi Pertiwi.
Jiwa besar AHY yang secara ksatria dan mimik wajah normal mengakui kekalahan adalah pembelajaran, teladan serta contoh yang baik dan sekaligus menagkal kritik dari banyak pengkritisi bahwa Dia bukan anak ingusan di dunia politik. Kalau pun kalah nyagub di DKI, Obama pun pernah merasakan kalah pencalonan Gubernur namun tidak menghalanginya untuk menjadi Presiden di negeri adidaya. Selamat berjuang anak muda...!!! langkah-langkah besar ada didepan mata... negeri ini butuh anak muda sebagaimana amanat Bung Karno sendiri “....Beri Aku sepuluh pemuda, maka akan ku guncang dunia”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H