Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Ternilainya Harga Seorang Istri

10 Januari 2017   14:17 Diperbarui: 10 Januari 2017   14:25 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : tabloidnova.com

Begitu bersahaja dan bijak sekali pembelajaran dari Sahabat nabi itu. Sehingga kalau lah sekarang timbul istilah Ikatan Suami Takut Istri (ISTI) semoga itu terinsprasi dari sahabat Ummar. Dengan demikian para istri tidak perlu takut lagi terhadap suami yang berkelamin lelaki.

Dan sudah barang tentu tidak boleh juga para istri yang sudah merasa merdeka bisa berbuat sekehendak hatinya. Mereka pun harus menjaga martabat para suami dan menghormatinya sebagaiman lazimnya peran seorang istri.

Boleh saja para istri bekerja diluar rumah, tetapi tetap harus ingat mereka sudah bersuami. Karir yang mulus, jabatan yang terkadang sangat tinggi, pertemanan yang tidak wajar serta penghasilan yang jauh lebih besar dari suami sering kali menjadi penyebab para istri lupa diri. Disisi lain hal tersebut dapat menyebabkan suami mengalami perasaan rendah diri. Seringkali permasalahan tersebut menjadi awal kehancuran hidup berumah tangga.

Cekcok mulut, perdebatan sengit dan diskusi hangat tentu pernah dialami oleh seluruh pasangan dan menjadi bumbu penyedap dalam kehidupan berumah tangga. Namun hal tersebut tidak boleh menjadi peperangan yang menyebabkan badai, kekacauan dan kekalutan dalam rumah tangga yang berujung dengan KDRT dan perceraian.

Mahalnya harga seorang istri alias tidak ternilainya seorang istri sudah barang tentu harus diimbangi oleh para suami yang bijak dan istri yang tahu diri serta tidak mempertahankan ego masing-masing dalam samudera rumah tangga yang demikian unik dan sulit ditebak.

Semoga tidak ada lagi KDRT dan katakan tidak pada KDRT...!!! STOP KDRT...!!!

Salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun