Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menghidupkan (Kembali) Nanas Prabumulih

24 Juli 2016   19:19 Diperbarui: 26 Juli 2016   10:25 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Nanas Selesai di Panen. Foto Dokpri

Nanas Prabumulih terkenal dengan rasanya yang berasa manis, krenyes-krenyes, gurih dan berair sangat banyak. Nanas Prabumulih sudah ada sejak zaman dahulu kala. Nanas Prabumulih sudah menjadi buah bibir di mana-mana. Nanas Prabumulih serumpun juga dengan nanas yang ada di seputaran Payaraman (Kabupaten Ogan Ilir), Nanas Lubay dan Rambang yang ada di Kabupaten Muara Enim.

Sejak zaman dahulu, seingat saya yang dulu pernah mengawal hasil kebun yang dihasilkan oleh petani nanas yang ada di daerah Kecamatan Lubai Muara Enim, apabila menjual dan membawa nanas ke Pulau Jawa, maka sudah pasti “menjual” nama Prabumulih untuk memudahkan transaksi.  Bila disebut nanas tersebut berasal dari Kota Prabumulih maka harganya akan berbeda dan sedikit lebih tinggi dan mudah laku di pasaran Jakarta.

Kota Prabumulih yang berada di bagian selatan dari Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah dataran tinggi yang sangat cocok untuk budidaya tanaman seperti nanas. Tanaman nanas ini begitu unik. Di Kota prabumulih saja, di daerah seperti Sungai medang, Muara Sungai, dan beberapa kelurahan di Bagian Utara Kota Prabumulih, nanasnya akan memiliki rasa yang berbeda walaupun bersumber dari bibit yang sama bila ditanam di daerah Barat atau Selatan Prabumulih. Kekhasan atau karakteristik nanas Prabumulih itulah yang bila di waktu libur dan musim mudik seperti saat lebaran kemarin membuat buah nanas Prabumulih menjadi buruan para pemudik dan harganya tentu menjadi sangat mahal.

Harga nanas Prabumulih di hari-hari biasa seperti sekarang “cuma” berharga Rp 3.000,- s.d Rp 5.000,- Tetapi, bila  musim Lebaran tiba akan mencapai Rp 10.000,- per buah. Harga yang sangat tinggi sekaligus menjanjikan untuk dibudidayakan oleh petani nanas.

Lebaran kemarin, saya sempat membawa seorang teman yang sudah lama bermukim di Pulau Jawa untuk mencari nanas dan sempat sangat kesulitan untuk mencari nanas Prabumulih di hari kedua Lebaran. Beruntung nanas itu saya temukan di salah satu perkebunan rakyat di daerah Lubai yang langsung saya berikan ke teman saya tersebut. Tentu saja dengan kata-kata inilah “nanas Prabumulih”.

Menurut wikipedia.org, nanas, nenas, atau ananas yang dalam Bahasa Latin disebut dengan Ananas comosus adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba(menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. 

Buahnya dalam Bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik". Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama.

Kebun Nanas. Sumber Foto : Dokpri
Kebun Nanas. Sumber Foto : Dokpri
Kondisi nanas Prabumulih saat ini sungguh sangat memperihatinkan kalau tidak mau dibilang hampir punah (musnah). Nanas Prabumulih yang di periode tahun 1980-an merupakan tanaman primadona, saat ini seperti telah mati. Nanas yang dijual di sepanjang jalan Jenderal Sudirman Prabumulih kebanyakan merupakan nanas yang bukan ditanam di Prabumulih. Hal ini tentu saja menentukan rasa buah nanas yang berbeda.

Kebun Nanas Selesai di Panen. Foto Dokpri
Kebun Nanas Selesai di Panen. Foto Dokpri
Keinginan Pemerintah Kota Prabumulih untuk menghidupkan (kembali) tanaman nanas di Kota Prabumulih ini tentu saja sudah sangat sering diupayakan, namun selama ini sepertinya selalu menemui tembok tebal serta jurang yang teramat terjal karena berbagai alasan. Mulai dari sulitnya mencari lahan sampai dengan tempat memasarkan buah nanas yang belum menjanjikan. Nanas Prabumulih selama ini selalu dianggap “buah meja” yang dibutuhkan hanya pada saat lebaran dan hari-hari tertentu saja. Nanas Prabumulih ini selama ini hanya dibutuhkan sekedar alat pelepas rindu saja.

Karena itu perlu dilakukan upaya yang ekstrem untuk menghidupkan (kembali) nanas Prabumulih. Gayung pun bersambut, melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia Nanas Prabumulih sangat berpotensi hidup (kembali). Bantuan terhadap tanaman nanas yang meliputi kurang lebih 150 hektar akan menghiasi bumi seinggok sepemunyian Prabumulih Kota Nanas.

Namun sebelum itu biar tidak terjadi lagi, sambil berjalan penghidupan (kembali) nanas Prabumulih itu perlu dilakukan kajian mendalam dan menyeluruh terutama tujuan dilahirkannya (kembali) nanas Prabumulih.

Dengan segala keterbatasan pengetahuan ditambah dengan sekelumit dari pengalaman masa lalu yang pernah didapat penulis bahwa menanam dan membudidayakan nanas tidaklah terlalu rumit dan sulit, apalagi iklim Kota Prabumulih sangat cocok dengan tanaman nanas. Untuk itu diperlukan penetapan tujuan penamaman/pelahiran (kembali) nanas Prabumulih, yaitu: (1) Nanas sebagai plasma nutfah; dan (2) Nanas untuk kepentingan bisnis dan ekonomi; serta (3) Nanas untuk kepentingan bisnis dan ekonomi sekaligus plasma nutfah.

NANAS SEBAGAI PLASMA NUTFAH

Dari beberapa referensi, plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme. Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional. Plasma nutfah (sumber daya genetik) adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat. Setiap organisme yang masih liar di alam maupun yang sudah dibudidayakan manusia mengandung plasma nutfah.

Plasma nutfah berguna untuk merakit varietas unggul pada suatu spesies, misalnya spesies yang tahan terhadap suatu penyakit atau memiliki produktivitas tinggi. Plasma nutfah akan mempertahankan mutu sifat dari suatu organisme dari generasi ke generasi berikutnya, misalnya padi Rojolele akan mewariskan sifat pulen dan rasa enak, ubi jalar Cilembu dan buah duku Palembang akan mewariskan sifat rasa manis. Keanekaragaman plasma nutfah dapat tetap terjaga melalui pelestarian semua jenis organisme.

Nanas Prabumulih yang memiliki cita rasa tersendiri yang bisa membuat kangen orang-orang yang pernah mencicipnya tidak boleh hanya menjadi “buah meja” saja. Tetapi harus dilakukan inovasi terhadap varietas nanas Prabumulih. Perkawinan silang dengan nanas lain seperti nanas Bogor dan juga Sukabumi dan lain-lain yang telah lebih dulu mendunia wajib dilakukan.

Dengan begitu, harus ada bibit nanas Prabumulih yang nanti tersertifikasi sebagai kekayaan hayati Bumi Prabumulih  yang mewakili nanas Prabumulih. Kehadiran Pusat Inovasi di Kota Prabumulih nantinya bisa men-support riset yang komprehensif dan holistic (menyeluruh) terhadap nanas Prabumulih. Bila perlu proses inkubasinya berada di Kota Prabumulih.

Proses nanas Prabumulih sebagai plasma nutfah sudah barang tentu akan melibatkan dan menuntut Pemerintah Kota Prabumulih secara dominan dengan memperhatikan kepentingan petani dan pekerja kebun nanas yang menjadi tanggung jawabnya. Mekanisme subsidi dan keseriusan Pemerintah terutama para tenaga Penyuluh di Dinas Pertanian tentu akan sangat berperan besar didalam proses keberhasilan plasma nutfah nanas Prabumulih.

Kepentingan bisnis dan ekonomi mungkin akan terabaikan terlebih dahulu demi menghidupkan (kembali) nanas Prabumulih. Penelitian-penelitian, riset-riset tidak hanya terhadap buah nanas dan derivasi produk turunan dan olahannya saja. Namun yang terpenting adalah menyelamatkan bibit buah nanas Prabumulih yang telah melegenda.

Penyiapan lahan oleh Pemerintah Kota Prabumulih tentu bisa mendukung dan mempercepat upaya dalam memudahkan plasma nutfah terhadap nanas Prabumulih. Pengembangan pembibitan nanas bisa dilakukan dikebun milik pemerintah itu. Selanjutnya distribusi ke lahan milik petani bisa sentralistik (satu pintu) melalui kebun pembibitan milik pemerintah Kota Prabumulih. Tujuannya adalah kualitas nanas yang dihasilkan benar-benar nanas Prabumulih.

Lokasi plasma nutfah yang dikelola dan dikembangkan oleh Pemerintah Kota Prabumulih sangat mungkin menjadi kebun agro wisata nanas Kota Prabumulih.

NANAS UNTUK KEPENTINGAN BISNIS DAN EKONOMI

Nanas bisa juga menggerakkan perekonomian masyarakat Kota Prabumulih. Anjloknya tanaman pokok populer dimasyarakat Kota Prabumulih selama ini yaitu karet dan sawit yang menjadi komoditas andalan petani Prabumulih merupakan port the entry (pintu masuk) untuk mengalihkan masyarakat ke alternatif tanaman lain terutama buah nanas.

Ketika berbicara dan menjadikan nanas sebagai kepentingan bisnis dan ekonomi, maka yang perlu dibicarakan adalah mekanisme atau hukum supply dan demand. Selalu jamak disebut bahwa bila demand besar dan suplly sedikit maka sudah barang tentu harganya akan naik dan sebaliknya. Hukum itu tentu tidak perlu dibaca secara otomatis. Namun perlu direnungkan dan dikaji lebih lanjut.

Ambil contoh, ketika kebijakan Presiden Jokowi untuk menurunkan harga daging maka Beliau langsung membuka kran daging impor untuk menutupi kebutuhan masyarakat yang banyak akan permintaan daging menjelang lebaran. “Apa yang terjadi..?” Yang terjadi adalah harga daging tetap tidak mau turun diatas Rp 120.000,00 bahkan lebih.

Pertanyaan mendasarnya adalah “mengapa bisa terjadi...?” ternyata jawaban dilapangan cukup ringkas. Daging yang diimpor itu adalah daging beku. Sementara rakyat butuh daging lokal. Dengan demikian tidak ditemukan kesesuaian antara demand dan suplly.

Karena itu, bila Prabumulih mau menghidupkan (kembali) nanas yang berimpilikasi terhadap kepentingan bisnis dan ekonomi maka perlu bertanya dulu kepada pihak industrinya dan masyarakat (calon) pembeli nanas Prabumulih. Saya tidak pernah membayangkan pilihan “oke” terhadap jawaban atas nanas Prabumulih. Karena solusi setelah itu sangat lah mudah.

Namun, saya lebih baik membayangkan, bila ternyata jawabannya “tidak” terhadap pengembangan nanas Prabumulih, maka yang harus dilakukan adalah kajian lanjutannya dengan berbagai alternatif dan harus dilakukan segera tapi tidak boleh tergesa-gesa. Kemungkinan, salah satu alternatif yang bisa penulis tawarkan adalah menanam nanas “berjenis kelamin” tidak hanya Prabumulih namun menanam nanas yang dibutuhkan dan bisa diserap oleh pasar.

NANAS UNTUK KEPENTINGAN BISNIS DAN EKONOMI SEKALIGUS PLASMA NUTFAH

Tujuan yang ketiga ini mungkin bisa menjadi mediasi sekaligus jembatan (bridging) menuju lestarinya kekayaan hayati Prabumulih sekaligus mampu menghidupi para petani nanas yang ada di Prabumulih.

Lahan yang 150 hektar yang akan ditanam itu merupakan investasi negara yang sangat besar dan potensial serta bisa menjadi modal yang luar biasa bila dikelola secara ekonomi oleh masyarakat bersama pemerintah. Sangat perlu dilakukan peng-cluster-an (pengelompokan) antara pelaku plasma nutfah dan pelaku untuk kepentingan bisnis dan ekonomi.

Dikotomi terhadap hal itu perlu dilakukan dalam waktu yang seiring  dan sejalan serta simultan agar kegiatan menghidupkan (kembali) nanas Prabumulih dengan varietas aslinya bisa dilakukan serentak dan fokus terhadap peran dan fungsi masing-masing.

Tim Prabumulih di PT. GGP Lampung Tengah. Foto Dokpri
Tim Prabumulih di PT. GGP Lampung Tengah. Foto Dokpri
Tim Prabumulih sedang serius mendengarkan paparan external manager PT. GGP. Foto Dokpri
Tim Prabumulih sedang serius mendengarkan paparan external manager PT. GGP. Foto Dokpri
Rujukan terhadap penanaman dan pabrikasi nanas di berbagai tempat seperti di Provinsi  Lampung sangat bisa memperkaya referensi dan hazanah pengembangan nanas Prabumulih. Pertanyaan terakhirnya yang cukup serius adalah :
  • Prabumulih mau menghidupkan (kembali)“Nanas Prabumulih”...?, atau
  • Prabumulih mau menghidupkan (kembali)“Prabumulih Kota Nanas”...?.

Ambigu terhadap kedua pertanyaan itu tentu akan melekat pada rencana kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Prabumulih bersama masyarakat. Dengan berbagai pilihan tujuan dan jawaban holistic terhadap kedua pertanyaan diatas, tentu akan memudahkan pendekatan terpilih yang menjadi solusi yang tepat terhadap nanas Prabumulih sekaligus terhadap Prabumulih Kota Nanas.

Tinjauan lapangan Tim Prabumulih di PT. GGP Lampung Tengah. Foto Dokpri
Tinjauan lapangan Tim Prabumulih di PT. GGP Lampung Tengah. Foto Dokpri
Pada akhirnya keputusan yang tepat itu akan sangat mendongkrak peningkatan pendapatan keluarga dan pertumbuhan ekonomi yang dirasakan oleh petani nanas di Prabumulih yang saat ini sedang sangat terpuruk.

Semoga bermanfaat...salam dari Prabumulih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun