Oleh : FIKRI, S.Kep, M.Si
Sepanduk selamat datang yang berbunyi“Selamat datang di the real full city gas Kota Prabumulih”itu sepertinya sudah harus dibentangkan lebar-lebardisetiap pintu gerbang (pintu masuk) ke Kota Prabumulih Sumatera Selatan.
Sepanduk yang terkesan sedikit “angkuh” itu harusnya menjadi pertanda bahwa baru Prabumulih yang betul-betul disiapkan (dan memang sangat siap) baik rakyat maupun Pemerintah Kotanya menjadi Kota Percontohan penggunaan jaringan gas rumah tangga di Indonesia.
Penanda yang menjadi simbolized dari sebuah kegiatan positif itu bukan lah untuk menunjukkan kepongahan Kota Prabumulih, namun sangat bisa menjadi sugesti (spirit) berbagi bagi Kabupaten/Kota lain yang akan melintas di Kota Prabumulih.
Perlu diingat bahwa Kota Prabumulih yang dilewati jalur lintas tengah (JALINTENG) Sumatera juga dikenal sebagai “Kota Transit”, karena hampir seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan harus melewati Prabumulih, kecuali Kabupaten Musi Banyu Asin, Kabupaten Banyu Asin, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Kemring Ilir dan Kota Palembang.
Bulan Maret 2016 yang lalu atau tepatnya pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2016 merupakan hari yang bersejarah bagi Kota Prabumulih. Tepat Pukul 10.00 WIB sirine telah dibunyikan dan merupakan pertanda dimulainya groundbreaking proyek jaringan gas Kota Prabumulih oleh Bpk. Sudirman Said Menteri ESDM RI bersama Alex Noerdin Gubernur Sumatera Selatan, Direktur Pertagas dan Direktur SDM dan Umum PT Pertamina (Persero) Dwi Wahyu Daryoto. serta Ir. H. Ridho Yahya, MM (Walikota Prabumulih).
Dengan bertambahnya 32.000 sambungan baru itu, artinya sudah hampir 100% masyarakat Kota Prabumulih menikmati gas alamnya sendiri. Mulai sekarang, besar kemungkinan masyarakat Kota Prabumulih tidak akan lagi melihat tabung gas elpiji baik warna hijau maupun biru berseliweran di Kota Nanas ini “akibat” proyek tersebut.
Sejarah dinikmatinya gas kota oleh masyarakat Kota Prabumulih telah dimulai sejak Tiga tahun yang lalu (2013) di halaman Taman Wonosari Kota Prabumulih. Pada saat itu diresmikan (diawali) pemakaian gas rumah tangga oleh Wakil Menteri ESDM saat itu yaitu Bpk. Susilo Siswo Utomo dan menjadi tonggak dimulainya reformasi jaringan gas Kota di Kota Prabumulih.
Mimpi warga Kota Prabumulih untuk dapat menghidupkan dapur rumah tangga dengan gas tanpa perlu repot lagi untuk memesan dan membeli gas tabung sudah lama berlangsung. Prabumulih memang selama ini dikenal sebagai “kota gas” sejak zaman Belanda.
Selama ini Gas Kota Prabumulih lebih banyak dinikmati oleh negeri tetangga, bahkan konon gas alam yang berasal dari perut bumi Kota Prabumulih tersebut menjadi primadona ekspor. Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan bahwa, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007, daerah penghasil harus diutamakan terlebih dahulu dari pada daerah tetangga. Gas bumi menurut Beliau juga tidak boleh lagi hanya menjadi komoditas tetapi juga harus dapat menghidupkan sektor-sektor yang produktif.
Kota Prabumulih telah dicanangkan menjadi Kota Pertama dan menjadi contoh di Indonesia yang hampir seluruh rumah tangganya dialiri oleh jaringan gas (full city gas). Membanggakan...? sudah barang tentu membanggakan, karena hal ini sudah lama dinanti sejak Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945.
Rakyat prabumulih pasti bangga sekali dengan hadirnya full gas city itu. Pembangunan jaringan gasa rumah tangga ini juga tidak menggunakan biaya yang menguras APBD Kota Prabumulih sekaligus tidak membebani APBD Provinsi Sumatera Selatan. Seluruh pembiayaan jaringan gas rumah tangga tersebut semuanya yang berkisar + 500 milyar rupiah menggunakan APBN tahun 2016.
Saat ini, pelaksanaan pekerjaan Jaringan Gas Rumah Tangg itu juga telah dan sedang dikerjakan oleh tiga konsorsium BUMN Utama yaitu PT. Nindya Karya; PT. Wijaya Karya dan PT. Rekind.
Jawaban atas pertanyaan itu secara tegas, jelas dan gamblang langsung disampaikan oleh Bpk. Sudirman Said selaku Menteri ESDM dalam sambutannya pada acara ground breaking, bahwa banyak sekali proposal yang masuk dari berbagai Kabupaten/Kota di Indonesia, namun “aura positif” itu ada di Kota Prabumulih Kota PRIMA, Bumi Seinggok Sepemunyian.
Beliau menyampaikan disamping amanat Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007 dan Hadis Nabi seperti yang disampaikan oleh Gubernur Sumatera Selatan Bpk. Alex Noerdin “bahwa harus cukup dulu didalam rumah tangga, baru membantu tetangga” namun yang terpenting adalah “keseriusan dan kepedulian” Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi trademark tersendiri.
Kemampuan Pemerintah Kota Prabumulih mendorong para pegawai khususnya Pegawai Negeri Sipilnya yang tidak memiliki penghasilan sebaik pegawai pertamina untuk menyisihkan sebagian dari penghasilannya membangun baru rumah tidak layak huni milik masyarakat miskin, membelikan prostege (alat bantu gerak) bagi orang yang tidak mampu yang tidak memiliki kaki dan tangan agar bisa produktif bekerja, serta memberikan dukungan pembiayaan, pendampingan dan pelatihan usia produktif menjadi modal tersendiri bagi Menteri ESDM untuk ikut serta mengangkut (dalam bahasa Beliau “menginspirasi”) program APBN ke Kota Prabumulih.
Ditambahnya 32.000 sambungan gas rumah tangga itu juga masih menyisakan 5 desa dan 2 kelurahan yang belum dialiri gas yang meliputi Kelurahan Tanjung Rambang dan Kelurahan Payu Putat serta Desa Talang Batu, Desa Rambang Senuling, Desa Karang Bindu, Desa Karya Mulya, Desa Karangan dan Desa Karang Bindu serta Desa Tanjung Telang.
Alhamdulillah, Pihak Pertamina dalam hal ini PT. Pertagas yang diamini oleh Bapak Menteri ESDM pada saat acara itu juga akhirnya langsung menyetujui dan bersepakat untuk membangun total pemenuhan kebutuhan gas rumah tangga untuk seluruh masyarakat Kota Prabumulih termasuk di kelima desa dan dua kelurahan tersisa.
Kepedulian dan keseriusan Pemerintah Kota Prabumulih sudah dijawab dengan mengalirnya berbagai bantuan ke masyarakat kurang mampu. Sekarang saatnya mereka dididik, dilatih dan didampingi untuk “naik kelas” ke tempat yang lebih “bermartabat” yaitu melalui pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan keluarganya.
Masyarakat kurang mampu telah dikelola dengan baik oleh Pemerintah Kota Prabumulih bersama seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Kota ini. Tahun depan (2017) adalah “tahunnya pemberdayaan” di Kota Prabumulih sesuai dengan tahapan RPJMD yang telah disusun bersama dengan DPRD Kota Prabumulih.
Produktifitas dan semangat bekerja keras masyarakat Prabumulih tentu akan dituntut dan dinanti. Mayarakat di Kabupaten/Kota lain pasti sudah mendengar dan mulai melirik success story (keberhasilan) gas rumah tangga di Kota Prabumulih.
Hadirnya infrastruktur jaringan gas rumah tangga yang murah di Kota Prabumulih terbukti telah menghidupkan kegiatan berusaha warganya. Kota Prabumulih kebetulan sudah “mencuristart” untuk lebih dini memberdayakan masyarakatnya sejak dua tahun yang lalu (2014).
Sudah saatnya masyarakat Kota Prabumulih menunjukkan semangat dan kemandiriannya bersama Pemerintah Kota untuk mewujudkan masyarakat Prabumulih PRIMA Berkualitas. Jaya terus Prabumulih “KOTA GAS”. The real full city gas pertama di Indonesia.
“Wellcome to the real full and the first city gas in Indonesia”.Selamat untuk Kota Prabumulih.
Link Facebook dan twitter :
- Link Twitter : https://twitter.com/dhira_fikri
- Link Facebook : https://www.facebook.com/fikri.jamil.7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H