Kita tidak boleh merasa kuat untuk menunda berbuka walaupun tubuh terasa sehat. Tidak ada puasa sehari semalam. Tidak dikenal juga puasa mutih dan lain sebagainya. Apalagi harus puasa empat puluh hari tanpa makan. Ramadhan dan berbuka serta sahurnya menunjukkan bahwa begitu adilnya Tuhan. Tuhan menjadikan berbuka sebagai “alarm” bahwa kita tetaplah manusia yang tidak mungkin kekal nan abadi apalagi menjadi “TUHAN”.
Karena itu bersegeralah berbuka setelah seharian penuh berpuasa sebagai kodrat kita sebagai ummat manusia yang tetap membutuhkan nutrisi agar tubuh bisa bekerja.
BERBUKA SEHAT
Seharian penuh berpuasa sudah barang tentu menghantarkan tubuh kita untuk memiliki cadangan energi dan nutrisi yang cukup. Asupan nutrisi yang tidak banyak berlemak sudah seharusnya menjadi menu pilihan dalam berbuka.
Tidak makan makanan yang berlebihan seperti sedang balas dendam dan seperti “menyerbu musuh” merupakan adat yang baik yang harus dipertahankan agar tubuh tetap terasa segar dan kebugaran tubuh akan pulih seperti sedia kala.
Minum air teh hangat yang disertai dengan sedikit kurma Arab bisa menjadi pilihan saat berbuka. Makanlah seadanya. Sisakan sepertiga ruang abdomen (perut) untuk udara biar bisa tetap bergerak bebas dan bernapas dengan lega karena rangkaian ibadah malam yang pahalanya berlipat sudah menunggu didepan mata.
Berbuka sehat sangat menentukan kualitas kesehatan kita sebagai ummat muslim untuk menjalani hari-hari yang “terasa begitu singkat” selama bulan ramadhan. Hari-hari yang terasa singkat itu begitu akan merindu ke kita sebagai ummat bila kita jatuh sakit dan terpaksa harus meninggalkan puasa. Pengganti puasa diluar bulan ramadhan pasti lah akan dirasakan jauh berbeda.
Jadi menjaga makanan tetap sehat saat berbuka akan menjadi pondasi awal biar tubuh tetap bugar selama menjalani puasa ramadhan.
BERBUKA SEBAGAI PEREKAT SILATURRAHIM
Berbuka juga merupakan alat untuk mempererat tali silaturrahim. Hebatnya bulan ramadhan menimbulkan banyak kebiasaan aneh nan nyeleneh yang dilakukan oleh para keluarga, sahabat dan karib serta manusia pada umumnya. Hanya dibulan ramadhan lah dikenal beberapa istilah seperti BUKBER (Buka Bersama), BUKBAR (Buka Bareng) serta untuk sahur ada sahur on the road.
Para alumni suatu sekolah berjanjian satu sama lain untuk buka bareng disatu tempat. Para keluarga mencari tanggal tertentu untuk kumpul dan buka bersama. Suasana Ramadhan menjadi berbeda dengan hadirnya buka bersama.