Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ahok, Bir dan Pembunuh Yuyun

11 Mei 2016   14:21 Diperbarui: 11 Mei 2016   14:25 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi.kompas.com

Menyimak dan membaca sebuah berita yang sudah kusam dan tentu saja sudah dianggap usang kalau tidak mau dikatakan uzur di Kompas.com, tanggal 6 April 2015 yang  yang berjudul Salahnya Bir dimana? Ada nggak orang mati karena minum Bir?, tetap membuat kita terasa miris kalau tidak mau dikatakan “buta” sekaligus “tuli” (buta-tuli).

Mungkin juga bukan karena kebetulan, hampir setahun kemudian setelah berita di Kompas.com itu, tepatnya pada tanggal 4 April 2016 ditemukan sesosok jenazah yang kemudian diidentifikasi dan dikenali sebagai seorang bocah lucu, murid sebuah sekolah menengah pertama di “pedalaman” Provinsi Bengkulu bernama “YUYUN”.

Pertanyaannya adalah apa korelasinya berita di kompas.com itu dengan berita duka kematian Yuyun...?

Yuyun (14 tahun) yang beralamat di Dusun IV Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding,  merupakan seorang pelajar kelas 8 sebuah sekolah negeri SMPN 5 Kecamatan Padang Ulak Tanding. Korban Yuyun diperkosa dan kemudian dibunuh oleh 14 orang pemuda yang tidak menampakkan wajah berdosa.

Kematian Yuyun sang pelajar yang ceria itu menyisakan banyak cerita dan memberikan pembelajaran penting kepada kita bahwa lingkungan tidak lagi bisa dipercaya dan lingkungan tidak lah lagi sama dengan lingkungan seperti yang tergambar dimasa lalu, terutama lingkungan dan pergaulan khas perdesaan.

Masalahnya pokoknya adalah sebelum melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun, para pemuda mabuk tersebut terlebih dahulu diduga mengkonsumsi minuman keras yang salah satunya berupa “bir”.

Okezone.com (4 Mei 2016) menyebutkan  bahwa setelah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan berulang kali terhadap Yuyun, keempat belas pemuda itu kemudian meninggalkan Yuyun dalam kesendiriannya dengan menutupi jenazahnya yang tergolek tak bernyawa dengan dedaunan di kebun karet dan dalam kondisi tangan dan kaki terikat.

***

Cerita berikut mungkin dapat menyegarkan ingatan kita kembali betapa khamr,  termasuk bir sebaiknya tidak dikonsumsi dan diperdagangkan secara bebas.

Suatu hari Khalifah Ustman bin Affan R.A., pernah berkhutbah sebagaimana diriwayatkan oleh Az-Zuhiy. Khalifah Ustman dalam khutbahnya menyampaikan kepada ummatnya agar berhati-hati terhadap minuman yang mengandung khamr atau arak. Khamr atau arak itu dapat memabukkan bagi orang yang meminumnya.

Sahdan, diriwayatkan  bahwa, dahulu hidup lah seorang ahli ibadah (sebutlah namanya “Mang Juhai”) yang sangat tekun sholat dan selalu pergi beribadah ke mesjid. Suatu hari Mang Juhai yang dikenal sebagai pemuda sholeh dan ahli ibadah itu didatangi dan berkenalan dengan seorang perempun cantik nan jelita, sebut sajanya namanya “Bik Jubai”.

Karena sang Pemuda Sholeh itu sudah jatuh hati dengan Bik Jubai, maka Bik Jubai suatu hari membuat tiga permintaan tentang mana yang lebih maksiat diantara ketiga permintaannya ini.

Bik Jubai menyebutkan, Permintaan Pertama Beliau adalah “agar Mang Juhai mau minum khamr”,  permintaan yang kedua adalah “Bik Jubai Meminta Mang Juhai untuk Berzina”, dan yang terakhir adalah “Bik Jubai meminta Mang Juhai untuk membunuh seorang bayi”.

Singkat cerita, dengan berbagai pertimbangan “dosa”,  serta menimbang rasa kasmaran Mang Juhai terhadap Bik Ubai itu pun mengira meminum arak dalah dosa yang paling kecil dari pada dua pilihan yang sampaikan oleh Bik Jubai. Lelaki sholeh itu pun tergoda untuk meminum secangkir arak. Lalu apa yang terjadi kemudian...?

Lelaki sholeh yang sudah dimabuk asmara yang tidak pernah mengkonsumsi arak sebelumnya itu lalu “mabuk”, kepala terasa puyeng, mata menyempit, penglihatan menjadi kabur, berjalan pun sempoyongan, kata-kata kotor, sumpah  serapah mulai keluar dari mulutnya. Lelaki itu pun menjadi “lupa diri” lalu kemudian menzinai Bik Jubai dan kemudian membunuh bayi yang ada disisinya”. Ketiga “dosa” itu pun akhirnya “diborong” dan dilakukan oleh Mang Juhai.

***

Lihat lah itu wahai “AHOK” sang Gubernur DKI terhormat. Sang panutan banyak orang. Orang yang paling percaya diri dan sering mematut diri sebagai calon pemimpin masa depan. Betapa cerita ribuan tahun yang lalu itu sudah memberikan pembelajaran yang semestinya tidak perlu terjadi terhadap bocah jenaka bernama Yuyun.

Yuyun sudah diperkosa dengan keji dan meninggal dalam kesendirian. Kita juga sepertinya terkena syndrome mematut diri dan seakan-akan  “peduli”  dengan kematiannya. Kemasan dalam bentuk bunga ataupun Tagger/ hastag / # yang berisi “sayang, cinta, save, RIP, pray for, nyala lilin, dst...” untuk Yuyun tidak lah bisa mengembalikan Yuyun ke muka bumi. Tidak lah juga menjadi perlu dan penting simbolized Menteri Yohana Yambise ke kediaman Yuyun di Bengkulu itu, karena tidak lah bisa mengembalikan Yuyun sebagai harapan keluarganya.

Namun Yuyun telah menginspirasi banyak orang termasuk Presiden Jokowi. Selasa, tanggal 10 Mei 2016 merupakan hari bersejarah untuk Indonesia. Pada hari itu telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi bahwa kekerasan seksual merupakan salah satu kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Penanganan terhadap kasus kekerasan seksual akan berdampingan dan diperlakukan sama dan persis dengan kejahatan akibat korupsi, narkoba dan terorisme.

Patut ditunggu kebijakan seeprti apa yang akan menyertainya dengan telah ditetapkannya kekerasan seksual tersebut sebagai kejahatan luar biasa. Patut juga ditunggu, siapa orang yang pertama dihukum seumur hidup atau bahkan dihukum mati. Serta, kita juga akan sabar menunggu siapa orangnya yang akan di kebiri karena melakukan kekerasan seksual.

Saat ini 2 (dua) orang pembunuh Yuyun masih berkeliaran, entah dimana. Dan,  mengutip pernyataan Gubernur Ahok setahun yang lalu sebagaimana lanjutan dari tulisan di Kompas.com (6 April 2015) bahwa "Kami punya saham, lanjut saja. Bir salahnya di mana sih? Ada enggak orang mati karena minum bir? Orang mati kan karena minum oplosan cap topi miring-lah, atau minum spiritus campur air kelapa. Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir,lho," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (6/4/2015).

Namun Ahok, yang ada didepan mata adalah sudah terbukti bahwa karena minum bir dan mabuk-mabukan, 14 Pemuda itu telah memperkosa dan membunuh Yuyun.  Semoga Ahok masih punya Istri dan anak serta keluarga yang masih disayangi. Dan semoga Ahok masih bisa diingatkan dan tidak buta-tuli mendengarkan nasihat masa lampau yang masih berguna sampai hari ini.

jangan pernah dekati ‘khamr’, pangkal dari semua masalah...!!!

Semoga bermanfaat...!!!

*Fikri jamil lubay, Mei 2016*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun