Apa yang bisa dilakukan agar kasus Zaskia Gotik tidak terulang...?
Inspirasi sekali dengan masa lalu yang pernah memberikan pendidikan Pancasila walaupun itu lahir dari orde yang tidak disukai yaitu “ Orde Baru”. Dulu kita untuk memulai masuk SMP, SMA atau bahkan kuliah di perguruan tinggi diberikan “penataran” atau pendidikan P-4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Penanaman pemahaman terhadap pancasila melalui penataran P-4 itu menuntut peserta tidak hanya hafal kelima sila tetapi juga Pancasila harus dipedomani, harus dihayati serta diamalkan. Sehinga Pancasila menjadi alat bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Walaupun momok “Orde Baru” saat itu begitu menjadikan rakyat “demam” untuk “kompak”, budaya bergotong royong yang terkesan dipaksakan. Namun rakyat tidak pernah merasa susah dengan semua itu. Saat itu bisa dipastikan kita tidak mungkin bablas mendengar banyolan konyol dari orang-orang seperti Zaskia Gotik.
Zaskia Gotik telah membuat kesalahan fatal yang tidak mencerminkan kehidupan yang baik karena yang diganggu adalah falsafah negara. Namun kesalahan tidak harus hanya ditanggung oleh Zaskia Gotik sendirian. Kasihan juga. Karena yang paling bertanggung jawab tentu adalah orang yang menghadirkannya dan orang yang punya acara itu. Atau bahkan acara itu sendiri. Ketidak mampuan KPI sepertinya paradoks dengan penanganan kasus Tukul Arwana di “Acara Bukan Empat Mata” yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta lainnya.
Semoga Pancasila tetap dapat hadir disanubari Rakyat Indonesia. Itu lah harga matinya...!!!!
Prabumulih *24032016*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H