Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alex Noerdin Lebih “Gila” dari Ahok

22 Februari 2016   14:19 Diperbarui: 22 Februari 2016   14:29 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 By. FIKRI JAMIL LUBAY

Siapa yang tidak kenal dengan “Ahok” Gubernur sebuah Daerah yang berlabel khusus Ibukota Jakarta. Nama lengkapnya menjadi topik perbincangan hangat dihampir setiap sudut diskusi tentang Jakarta, khususnya setelah Beliau mengambil untung dengan majunya Jokowi menjadi Presiden setahun yang lalu. Basuki Cahaya Purnama alias “ AHOK” sang mantan Bupati Belitung Timur yang pernah gagal jadi gubernur di Provinsi Bangka-Belitung .

Perannya selama menjadi wakil gubernur dibawah Jokowi dan style yang jauh berbeda dari Jokowi menjadikan pria ini mudah dikenal. Ahok yang lugas dan sering “menabrak” pakem kepemimpinan ewuh-pakewuh ala ketimuran, menjadikan rakyat khususnya Jakarta dengan cepat dan segera dapat melupakan Jokowi sebagai eks-gubernur DKI Jakarta. Tongkat estafet itu seperti tidak pernah dirasakan berpindah dari Jokowi ke Ahok, saking cepatnya Ahok ber-asimilasi, ber-akulturasi dan ber-interferensi dalam budaya Jakarta yang serba Multikultur.

Blak-blakan, ceplas-ceplos sering menjadi modal “Ahok” dalam melibas “lawan-lawan” politiknya baik dilingkungan  birokrasi maupun di legislatif. “Jebakan Batman” banyak disiapkan oleh para musuh serta orang orang-orang yang dengan terpaksa melepaskan dunia nyamannya selama bertahun-tahun seperti kasus RS Sumber Waras, tidak menjadikan “Ahok” pudar ditengah masyarakat Jakarta. Gerakan save”Ahok” dan dukung “Ahok” tetap bergema dan semakin kencang tidak hanya terjadi di wilayah Jakarta sang empunya Gubernur tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

Partai-partai politik yang biasanya segan dan malu-malu kucing untuk merekreut calon, seperti berlomba untuk meminta tanda tangan “Ahok” untuk menjadi Gubernur DKI agar tidak menjadikan kendaraan “independen” tetapi ber-“mobil” Partai Politik. Seperti yang telah dilakukan oleh Partai NASDEM yang terang-terangan mendukung Akok untuk menjadi Gubernur di DKI. Citra “pemarah”, ‘Emosional”, “sumbu pendek”, “tidak ada sopan santun”, “tidak ada tata kerama” dan labelisasi “gila” lainnya ala Jakarta tidak menjadikan  popularitas “Ahok” jatuh. Bahkan “Ahok seperti melenggang sendirian tanpa musuh. Orang-orang seperti Yusril Ihza Mahendra, Ahmad Dani, Adiyaksa Dault apalagi Farhat Abbas, sepertinya hanya menjadi “pemanis” saja dan tentu saat ini belum cukup memadai untuk turun gunung melawan “Ahok”.

Kalau begitu, siapa yang bisa menjadi lawan AHOK yang sepadan...?

Bagaimana kalau....

“ALEX NOERDIN, GUBERNUR SUMATERA SELATAN”

Mendengar nama Alex Noerdin, tentu masyarakat Indonesia juga tidak akan asing dan masyarakat jakarta tidak perlu alergi. Alex merupakan Gubernur “gila”, melebihi kegilaan Ahok. Alex Noerdin memang pernah kalah melawan Jokowi-Ahok dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta yang lalu. Orangnya santun, rahangnya pendek mengikuti ketegasannya dalam memerintah hampir dua periode di Sumatera Selatan. Alex juga merupakan seorang birokrat ulung yang menjadi politisi tangguh. Sayang kalau jabatannya yang sebentar lagi di Sumatera Selatan tidak dimanfaatkan di Pusat.

Kekalahan Alex Noerdin di Pilkada DKI yang lalu, mungkin lebih banyak karena belum mendapat restu dari seluruh masyarakat Sumatera Selatan. Masyarakat masih butuh Beliau dengan bermacam ke-gila-annya.

Keterbatasan APBD Provinsi Sumatera Selatan yang “hanya” kurang lebih 7 trillyun (hampir 10 kali lipat) dibawah DKI Jakarta, menjadikan Alex Noerdin memberikan banyak pembelajaran kepada kita bahwa keterbatasan bukan masalah dan kita harus kreatif saat kepepet.

Sumatera Selatan dibawah Alex Noerdin sungguh sudah mendunia. Pasca dilaksanakannya Sea Games yang disiapkan hanya 11 bulan dan Islamic Solidarity Games yang persiapannya tidak lebih dari dua bulan di Palembang. Sumsel sedang merintis jalan menghidupkan kembali roh kejayaan Sriwijaya yang begitu menginspirasi lahir dan bersatunya nusantara. Sumsel khususnya Palembang telah beberapa kali menyelamatkan “muka” Indonesia yang tidak bisa dilakukan oleh Jakarta. Terakhir berlangsungnya Asian Games Jakarta-Palembang tahun 2018, dan Insya allah Moto GP 2018 juga akan berlangsung di Palembang.

Banyak protes dan demo dari masyarakat seperti yang juga dialami oleh “Ahok” di Jakarta. Tentu rakyat Sumatera Selatan tidak semuanya suka dengan pak Alex mendatangkan banyak even dunia ke Palembang. LRT yang sekarang bikin macet total Kota Palembang menjadi keluhan tersendiri. Dengan penuh kesabaran dan berbekal pengalaman panjang sebagai birokrat dan politisi, serta penjelasan detail dan “penguasaan” terhadap komunikasi media massa yang mumpuni menjadikan Alex Noerdin terkesan lebih mudah memimpin Sumatera Selatan, provinsi terkaya nomor lima di Indonesia itu ketimbang Gubernur “Ahok”.

Namun, banyaknya even nasional dan dunia itu mengakibatkan terjadinya pembangunan yang pesat khususnya infrastruktur dan perekonomian. Jembatan duplikat Musi II sudah selesai. Saat ini sedang dibangun Jembatan Musi VI dan Musi IV. Jembatan layang sudah banyak berdiri, under pass sudah dibangun, LRT sedang dalam proses pengerjaan dan masih banyak lagi. Jalan Tol sedang dikerjakan. Pasar-pasar tradisional dibenahi, Mall berdiri dimana-mana, Hotel berbintang tidak bisa dihitung lagi. Dan yang terpenting jumlah empek-empek yang keluar dari Palembang berton-ton per bulan. Industri UMKM begitu hidup ditengah keterpurukan ekonomi.

Mengutip apa yang pernah dikatakan oleh Pak Alex Noerdin disalah satu kesempatan, “seandainya saya masih muda, olimpiade pun saya bawa ke Palembang Sumatera Selatan”. Begitu cinta dan “gila”-nya Beliau dengan Sumatera Selatan. Mantan Pejudo Sumatera Selatan, Krisna Bayu pernah berujar "Tidak ada pemimpin lebih 'gila' dari Pak Alex Noerdin. Itu yang saya lihat dari pesatnya pembangunan di Sumsel," saat berkunjung bersama anggota DPR RI Komisi 10 ke Jakabaring Sport City, meninjau kesiapan Sumsel menjadi host city Asian Games pada hari Jumat, tanggal 12 pebruari 2016. Lebih mengejutkan lagi Alex Noerdin siap “turun kasta” dengan mencalonkan diri menjadi  Ketua KONI Sumatera Selatan. Alex Noerdin benar-benar “gila”.

Jadi, Kalau pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Prof Tjipta Lesmana pernah bilang “Jakarta butuh pemimpin setengah gila” rasanya tidaklah terlalu salah untuk mencoba pemimpin seperti Pak “Alex Noerdin” untuk memimpin DKI Jakarta”. Suatu saat rakyat Sumatera Selatan pasti akan rindu dengan sepak terjang Pak Alex Noerdin dengan berjuta ke-“gila”-annya. Sayang aturan tidak memungkinkan. Untuk itu biarlah Pak Alex Noerdin menjadi “legenda” ditanah sendiri.

Semoga lahir pak “Alex Moerdin” baru di Sumatera Selatan....!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun