Mohon tunggu...
Dani Fikri Setiawan
Dani Fikri Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa berkarya

Mahasiswa ekonomi dan bisnis di salah satu perguruan tinggi swasta Yogyakarta, Belum pandai menulis, namun tetap mencoba untuk berkarya:) salam.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Kesalahan Diagnosis Memicu Lonjakan Kasus Positif Covid-19?

4 Juli 2021   14:47 Diperbarui: 4 Juli 2021   15:01 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kesalahan diagnosis negatif (sesungguhnya positif) secara tidak langsung memberikan peluang kebebasan untuk individu melakukan aktivitas atau kontak langsung dengan individu lain tanpa memperhatikan protokol kesehatan yang seharusnya dilakukan. Dengan demikian peluang akan penularan virus Covid-19 dapat dengan mudah terjadi dan berimbas pada lonjakan kasus positif Covid-19.


Oleh karena itu secara garis besar dan berdasarkan dari bukti yang ada, WHO tetap  merekomendasikan penggunaan tes imunodiagnostik hanya untuk kepentingan penelitian dan merekomendasikan akan penggunaan metode uji molekuler secara RT-PCR agar lebih diutamakan. Untuk mengoptimalisasi kinerja, tes dengan Ag-RDT sebaiknya dilakukan oleh operator terlatih dengan sangat mematuhi instruksi pembuat alat tes dalam waktu 5-7 hari sejak munculnya gejala. Di sisi lain, WHO akan terus berupaya dan membangun kerjasama dengan kelompok-kelompok dalam mengevaluasi kinerja dan karakteristik operasional Ag-RDT SARS-CoV-2 di pasaran untuk mengumpulkan secara sistematis bukti yang muncul dan mengkoordinasikan laporan terbaru agar dapat dijadikan pedoman untuk masyarakat luas.
                                                                           

                                                    
Artikel ini ditulis, berdasarkan beberapa sumber terpercaya sebagai bentuk penyajian ulang dokumen sebelumnya agar dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk itu, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dalam berbagai segi, agar untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membenarkan dan meningkatkan motivasi penulis untuk memperbaiki kedepannya. Terimakasih

Stay safe, stay healthy, and stay at home-Insyaallah semuanya segera membaik

Sumber referensi :

  • Artikel “Saran penggunaan tes imunodiagnostik di fasyankes (point of care) untuk COVID-19”, dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Pernyataan Keilmuan, 8 April 2020.
  • Artikel “Deteksi antigen dalam diagnosis infeksi SARS-CoV-2 menggunakan imunoasai cepat”, dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Panduan Interim, 11 September 2020.
  • Artikel Review “Kontroversi Metode Deteksi COVID-19 di Indonesia”, disusun oleh Mariana Wahjudi, Prodi Biologi dan Magister Bioteknologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya, Surabaya-Indonesia, pada Desember 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun