Dan semua masyarakat menggunakan Udeng atau iket kepala motif khas Tulungagung ketika dikenakan adalah wujud bhakti atau menjaga Tulungagung (drawapala) penghormatan tertinggi (dipakai di kepala), mengikat angan angan atau nafsu serta memahami (mudeng atau mengerti) jika berada di daerah yang luhur, suci atau daerah dengan yang peradaban tinggi.
Sehingga masyarakat merasa memiliki/handarbeni dan merayakan hari jadi kota Tulungagung sesuai adat istiadat masing-masing. Berharap hari jadi Tulungagung bukan miliknya pemerintah daerah saja maupun pejabat tingginya saja, hari jadi kota Tulungagung adalah milik semua penduduk dan masyarakat asli kelahiran Tulungagung, sesuai semboyan ciptaan pendahulu kita TOELOENGAGOENG, BUMI AGOENG WASKITHA MUKTI*
*Bumi agung waskitha mukti adalah: Bumi dengan  peradabannya yang sangat tua sangat sakral, banyak tempat pertapaan, pusat pendidikan, pembelajaran, sering dikunjungi Raja, Pemimpin atau ksatria dalam upaya mencari ilmu, meminta nasehat - menempa diri dalam upaya mencari kesempurnaan atau kemuliaan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H