Tetes air mata
Yang Basahi pipi
Membawa luka yang menggenang
Meracuni hati yang menangis
Memancar deras keringat
Mengaliri tubuh yang terampas
Pergi entah di mana?
Membawa impian, jatuh ke mana?
Bagai pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam duka
Pagi yang tak lagi pagi
Malam yang tak lagi malam
Telah lama kumenanti
Tak lekas ia bertandang
Dalam keterpaksaan kuharus bertanding
Seorang diri dalam malam yang mencekam
Hilangkan sejuta ketakutan, bangkitkan sejuta keberanian
Tumbuhkan sejuta kejayaan demi dirinya yang terlelap
Tuhan tidaklah tidur apalagi buta
Semua ini menjadi saksi
Dalam diam kuikhlaskan
Semoga tiada karma yang mematik
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!