Kalau BEM Fakultas Pendidikan tidak mau lagi membahas isu besar seperti kesejahteraan guru atau kebijakan kurikulum, siapa yang akan peduli? Apa mahasiswa pendidikan hanya ingin dikenal sebagai "EO berlabel Pendidikan"?
Masalah lain yang gak kalah besar ada di mahasiswa pendidikan sendiri. Sebagian besar dari mereka masuk jurusan pendidikan bukan karena panggilan hati, tapi karena ya sudah, keterima di situ.
Hasilnya, banyak mahasiswa pendidikan yang setelah lulus malah beralih ke profesi lain. Ada yang kerja di perusahaan swasta, ada yang jadi PNS di bidang lain, bahkan ada yang banting setir ke profesi yang sama sekali gak nyambung dengan pendidikan. Memang, gak salah memilih karier. Tapi kalau mayoritas mahasiswa pendidikan gak mau jadi guru, apa yang akan terjadi dengan masa depan pendidikan kita?
Salah satu alasannya adalah profesi guru yang makin gak menarik. Gaji kecil, beban kerja tinggi, dan minim penghargaan bikin banyak orang ogah jadi guru. Ditambah lagi, dukungan dari organisasi seperti PGRI pun terasa lemah, membuat profesi ini terlihat makin tidak menjanjikan.
Mahasiswa pendidikan harusnya sadar bahwa mereka adalah harapan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Kalau mereka sendiri gak punya rasa peduli, siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan guru-guru kita?
Hari Guru Nasional bukan cuma momen untuk berterima kasih kepada guru. Lebih dari itu, ini adalah panggilan untuk kita semua agar bangkit dan memperjuangkan pendidikan.
PGRI harus kembali ke akar perjuangannya: menjadi suara guru, bukan sekadar organisasi formalitas. BEM Fakultas Pendidikan harus keluar dari zona nyaman sebagai panitia acara dan kembali jadi agen perubahan. Mahasiswa pendidikan harus mulai melihat profesi guru bukan hanya sebagai pekerjaan, tapi sebagai pengabdian yang mulia.
Kalau kita tidak segera berubah, jangan salahkan siapa pun ketika pendidikan di Indonesia makin terpuruk. Masa depan bangsa ini ada di tangan guru dan pendidikan, tapi itu tidak akan terwujud tanpa dukungan semua pihak. Hari Guru Nasional ini harus jadi titik balik untuk kita semua karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Jadi, kapan kita mulai peduli?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H