Mohon tunggu...
Fikri Haekal Akbar
Fikri Haekal Akbar Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin

Fikri Haekal Akbar merupakan penulis buku "Mahastudent: Mahasiswa dengan Segala Keresahannya".

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mundurlah Paris, Kamu Memalukan!

5 Agustus 2024   10:45 Diperbarui: 5 Agustus 2024   10:45 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atlet triatlon dari berbagai negara menghadapi tantangan berenang di Sungai Seine. Beberapa di antaranya mengalami kesulitan karena arus sungai yang kuat dan kondisi air yang tidak ideal. Taylor Spivey, atlet triatlon dari Tim USA, mengungkapkan bahwa dia menelan "banyak air" selama berenang di Sungai Seine. Meskipun dia tidak khawatir tentang kualitas air, dia menggambarkan arus sungai yang "luar biasa" dan "menggemparkan", hingga dia merasa perlombaan hampir dibatalkan. Spivey mengomentari, "Aku merasa seperti berlari di atas treadmill di satu tempat." Meskipun para atlet berjuang melawan kondisi yang tidak ideal, mereka tetap berkompetisi dengan semangat dan tekad. Namun, keputusan untuk memaksakan berenang di Sungai Seine tetap menjadi sorotan dan memicu perdebatan tentang prioritas kesejahteraan atlet dalam acara olahraga besar seperti Olimpiade.

Makanan Mentah dan Kekurangan Porsi

Olimpiade Paris 2024 bukan hanya ajang kompetisi para atlet terbaik dunia, tetapi juga menjadi perhelatan kuliner yang menarik. Dalam acara sebesar ini, penyediaan makanan menjadi bagian penting yang mendapat banyak sorotan. Dengan sekitar 15.000 atlet dari 206 negara, panitia harus menyiapkan makanan dalam jumlah besar dan beragam untuk memenuhi kebutuhan nutrisi para atlet.

Namun, sayangnya, meski sudah menyediakan berbagai jenis makanan, kinerja panitia Olimpiade Paris 2024 masih menuai kritik. Kontingen Norwegia mengeluhkan porsi makanan yang terlalu sedikit dan kualitasnya yang kurang memuaskan. Tore Oevrebroe, Chef de Mission kontingen Norwegia, bahkan menyindir bahwa negaranya memiliki kualitas makanan yang lebih baik. Tim Inggris Raya juga menyuarakan ketidakpuasan mereka dan sampai mendatangkan chef dari Inggris ke Paris karena makanan di perkampungan atlet dinilai sangat buruk. Banyak atlet mengkritik soal makanan, mulai dari kekurangan makanan hingga daging yang disajikan masih mentah.


Sabotase Kereta dan Bus Kontingen Mogok
Selain masalah makanan yang telah disoroti, insiden sabotase kereta dan bus mogok di Olimpiade Paris 2024 memang menimbulkan keprihatinan. Beberapa jam menjelang upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, serangan pembakaran mengacaukan jaringan kereta cepat Prancis. Serangan ini disebut-sebut sebagai upaya sabotase terencana. Kebakaran mempengaruhi jalur Atlantik, wilayah utara, dan timur Prancis, menyebabkan pembatalan dan penundaan jadwal kereta pada saat lalu lintas sangat padat untuk perjalanan liburan musim panas. 

Para penyerang memulai kebakaran di saluran yang membawa banyak kabel serat optik, yang berfungsi untuk menyampaikan informasi keselamatan bagi masinis atau mengontrol motor untuk titik yang mengubah rel. Sekitar 800 ribu penumpang diperkirakan terpengaruh selama akhir pekan karena kerusakan berat dan membutuhkan banyak tenaga kerja untuk memperbaikinya. Jaringan kereta api Prancis sibuk akhir pekan itu, bukan hanya karena Olimpiade tetapi juga karena orang-orang kembali dari atau pergi untuk liburan musim panas. Layanan antara Paris dan utara serta timur Prancis mengalami penundaan 90 menit hingga dua jam. Operator kereta cepat Eurostar juga mengumumkan pembatalan beberapa layanan di seluruh jaringannya yang menghubungkan Prancis, Inggris, Belgia, Belanda, dan Jerman, termasuk kereta dari Paris ke London. 

Selain kereta, bus yang membawa atlet skateboard juga mengalami masalah. Insiden bus mogok mengganggu jadwal pertandingan dan menunjukkan ketidakmampuan pihak berwenang dalam mengelola transportasi untuk acara sebesar ini. 

Perampokan Terhadap Atlet

Insiden perampokan yang menimpa gelandang Thiago Almada dari timnas Argentina U-23 memang menambah catatan kelam dalam Olimpiade Paris 2024. Pada sesi latihan sebelum pertandingan pembukaan sepak bola di grup B antara Argentina dan Maroko, aset senilai US$ 54.000 (sekitar Rp 879 juta) milik Almada dicuri. Barang-barang yang hilang termasuk jam tangan, cincin, dan beberapa barang pribadi lainnya.

Kontroversial Penyelenggara dalam Cabor Sepakbola dan Bulutangis

Pertandingan antara Argentina dan Maroko dalam cabang sepak bola Olimpiade Paris 2024 memang menarik perhatian banyak orang. Pada pertandingan tersebut, Maroko berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 2-1. Namun, ada beberapa insiden yang menimbulkan kontroversi. Kericuhan dari suporter Maroko yang melemparkan botol minuman, sepatu, hingga petasan ke lapangan, terutama ke bangku pemain Argentina, menjadi sorotan. Gol penyeimbang kedudukan Argentina pada masa injury time dianulir melalui VAR setelah pertandingan sempat ditangguhkan karena kericuhan. Situasi ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang fair play dan integritas dalam penyelenggaraan Olimpiade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun