Piala Dunia 2022 di Qatar telah usai. Piala Dunia yang awalnya diklaim akan membosankan ternyata justru berlangsung sangat menarik dan bahkan ditutup dengan sangat indah melalui sajian pertandingan final yang menjadi salah satu pertandingan final terbaik sepanjang sejarah sepak bola. Final antara Argentina dan Prancis berakhir dengan skor sama kuat 3-3 dan akhirnya pemenang ditentukan melalui drama adu penalti yang akhirnya dimenangkan oleh Argentina dengan skor 4-2.
GelaranSalah satu sosok yang menjadi sorotan atas keberhasilan Argentina meraih juara Piala Dunia adalah Lionel Messi. Setelah di 2014, ia gagal mempersembahkan gelar juara Piala Dunia untuk Argentina setelah kalah dari Jerman dengan skor 0-1, akhirnya di 2022 ia dapat mempersembahkan gelar juara Piala Dunia untuk Timnas Argentina. Hal ini sekaligus melengkapi keseluruhan gelar yang selama ini telah dicapai oleh Lionel Messi sekaligus menasbihkan dirinya sebagai G.O.A.T (Greatest of All Time) di bidang sepak bola.
Salah satu tokoh lain yang menjadi sorotan atas raihan gelar juara Piala Dunia oleh Lionel Messi tentunya adalah sang rival Cristiano Ronaldo. Selama ini CR7 (julukan Cristiano Ronaldo) bersaing dengan Messi mengenai siapa pesepakbola terbaik sejak tahun 2008 hingga 2022. Namun musim ini, tampaknya berjalan anti-klimaks bagi CR7.
Musim 2022/2023 berjalan berat bagi CR7. Di ranah klub, Ia berseberangan dengan pelatih Manchester United, Erik Ten Hag, hingga akhirnya ia bersuara pada sesi wawancara yang kontroversial dengan Piers Morgan. Akhirnya Manchester United dan Cristiano Ronaldo memutuskan untuk mengakhiri kontrak dan CR7 berstatus tanpa klub pada saat gelaran Piala Dunia 2022.
Di tingkat tim nasional Portugal, CR7 tidak mampu membawa Portugal berbicara banyak di Piala Dunia 2022. Ia hanya bisa menyarangkan 1 gol. Bahkan ia mendapatkan rating buruk selama gelaran Piala Dunia. Puncaknya ialah ketika ia dibangku-cadangkan oleh pelatih Portugal pada beberapa pertandingan, termasuk ketika Portugal disingkirkan oleh Maroko di perempat final Piala Dunia.
Menjelang akhir karir yang dialami CR7 tampak tak sesuai dengan harapan banyak fans CR7 maupun penggemar sepakbola pada umumnya. Kisah yang dialami CR7 sepanjang 2022 seolah meruntuhkan karir yang telah dirintis dan diraihnya sepanjang menjadi pesepakbola. Ironi memang.
Namun terlepas dari hal itu, bagi penulis CR7 tetap menjadi salah satu legenda sepak bola dunia. Jejak masa lalu Ronaldo baik ketika berseragam Manchester United, Real Madrid dan Juventus termasuk raihan gelar Piala Eropa 2016 bersama Timnas Portugal tentu tidak bisa dilupakan begitu saja. Ia tidak perlu membuktikan apapun lagi untuk menjadi salah satu legenda sepak bola dunia.
Lihat Ronaldo Nazario de Lima (R9) yang sering dibanding-bandingkan dengan CR7 karena memiliki nama yang sama (sehingga sering terjadi perdebatan mana Ronaldo yang ori). R9 merupakan salah satu pemain terbaik dunia. Ia meraih gelar Piala Dunia 1994 dan 2002. Namun, ada gelar yang belum pernah diraih R9 sepanjang karirnya, yakni gelar Liga Champions. Walaupun demikian, hal ini tidak membuat ia terhapus dari salah satu legenda sepak bola dunia.
Lihat pula Paolo Maldini yang sering dicap sebagai salah satu bek terbaik dunia. Ia berhasil meraih gelar juara Liga Champions sebanyak 5 kali. Bahkan ia sempat menjadi pemain dengan menit terbanyak bermain di Piala Dunia sebelum rekor ini disalip oleh Lionel Messi pada Final Piala Dunia 2022.Â
Namun sayangnya, ia belum pernah meraih gelar Piala Dunia. Bersama Timnas Italia, capaian paling tinggi ialah ketika membawa Italia lolos ke Final Piala Dunia 1994 dan berakhir dengan kekalahan Italia dari Brazil pada drama adu penalti. Walaupun demikian, Paolo Maldini tetap dicap sebagai salah satu bek terbaik dunia.
Berkaca dari kedua pemain tersebut, menurut hemat penulis, CR7 tidak perlu lagi membuktikan apa-apa untuk menjadi seorang legenda sepak bola dunia. Ia sudah menjadi  salah satu legenda sepak bola. Oleh karena itu, CR7 bisa mengakhiri karirnya dengan berpetualang di Asia atau Amerika Serikat atau bahkan kembali ke klub masa kecilnya, Sporting Lisbon. Jangan lupa, kini ia berusia 37 tahun. Bahkan CR7 pernah mengalami 3 kali cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) yang menjadi momok bagi seorang atlet, namun setelah pulih, ia masih menyuguhkan performa terbaiknya. Bahkan baru-baru ini ia ditinggal wafat oleh putrinya yang tentu sangat berpengaruh terhadap mental CR7 sebagai seorang Ayah.
Maka, teruntuk Cristiano Ronaldo. Tidak perlu lagi melakukan aksi yang justru dapat merusak legacy yang selama ini telah diraih. Dan teruntuk para fans CR7 dan fans Messi, tidak perlu berdebat soal pemain terbaik dan sebagainya. Seharusnya kita berterima kasih karena sejak tahun 2008 hingga 2022, kita telah disuguhkan oleh rivalitas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang membuat sepak bola menjadi kian menarik.
Selamat untuk Lionel Messi dan Terima kasih, Cristiano Ronaldo. Mari sambut era baru dalam dunia persepakbolaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H