Mohon tunggu...
Fikri Hadi
Fikri Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Instagram : @fikrihadi13

Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra, Surabaya || Sekjen DPP Persatuan Al-Ihsan. Mari turut berpartisipasi dalam membangun kekuatan sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan Umat Islam di Persatuan Al-Ihsan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Melihat Masa Depan Casemiro dan Real Madrid - Flashback Tragedi Makelele Role 2003

20 Agustus 2022   09:07 Diperbarui: 20 Agustus 2022   09:13 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kejutan pada bursa transfer musim panas 2022 per pertengahan Agustus ini. Salah satu klub besar Inggris yang kini tengah berjuang pada masa transisi, Manchester United berencana mendatangkan salah satu gelandang bertahan terbaik dunia, Casemiro dari Real Madrid. Transfer ini bahkan sudah diumumkan oleh akun resmi media sosial Manchester United (MU) yang menyatakan bahwa MU telah mencapai principal agreement terkait transfer Casemiro pada Jum'at malam (19/8) waktu Inggris atau Sabtu pagi (20/8) WIB.

Banyak yang terkejut dengan transfer ini. Fans MU tentu senang dengan kedatangan pemain baru, yang kebetulan berposisi di gelandang bertahan -- yang notabenenya merupakan salah satu titik lemah MU musim lalu dan musim ini. Apa lagi di lini tengah MU, ia juga masih akan disokong oleh sejumlah rekan satu tim seperti Christian Eriksen ataupun Bruno Fernandes. Namun banyak juga yang meragukan apakah Casemiro akan berhasil di Manchester United.

Ada alasan di balik keraguan tersebut. Pertimbangannya ialah pertama dari sudut pandang historis, jarang ada pemain Brazil di MU yang bisa sukses. Tengok saja Kleberson, Anderson, Rafael dan Fabio Da Silva bersaudara, Andreas dan andalan MU saat ini, Fred. Di antara nama-nama tersebut, mungkin hanya Rafael saja yang bisa dikatakan cukup berhasil. Lainnya? Kebanyakan tidak memenuhi ekspektasi.

Kedua, faktor usia. Mampukah Casemiro di usianya yang telah menginjak 30 tahun -- dengan posisinya sebagai gelandang bertahan mampu beradaptasi dengan permainan Liga Inggris yang tergolong bertempo cepat dan beragam taktik.

Ketiga, strategi Erik ten Hag. Ten Hag jarang sekali menggunakan pemain bertipe destroyer seperti Casemiro pada skema taktiknya. Namun, ia mungkin juga harus beradaptasi dengan permainan ala Liga Inggris yang tentu jauh berbeda dengan Liga Belanda.

Keraguan tidak hanya tertuju kepada Casemiro saja, melainkan juga kepada Real Madrid. Mampukah Real Madrid dapat bersaing di kancah eropa tanpa Casemiro. 

Ada fakta menarik ketika trio Modric -- Kroos dan Casemiro bermain di final. Dari 9 laga final yang dijalani, 9 final tersebut semuanya berakhir dengan juara. Trio tersebut seolah melengkapi satu sama lain sekaligus membuat lini tengah Real Madrid menjadi salah satu lini tengah terbaik di dunia.

Bila merujuk pada sejarah, Real Madrid pernah mengalami masa kelam ketika kehilangan sosok gelandang bertahan, Claude Makelele yang dilepas begitu saja oleh Florentino Perez ke Chelsea. Kala itu, Perez menilai Makelele tidak mempunyai skill khusus seperti yang dimiliki oleh Galaticos lainnya dan tidak mempunyai nilai jual.

Penilaian Perez ternyata salah. Makelele ternyata memiliki peran vital di Real Madrid -- yang selanjutnya disebut sebagai Makelele Role, yang membuat Galaticos lainnya menjadi lebih fokus dalam serangan. Alhasil, sejak kepergian Makelele, Real Madrid mengalami masa suram. 

Galaticos lainnya seperti Ronaldo, Raul, Roberto Carlos, Zinedine Zidane dan Luis Figo seolah tidak bisa membawa Real Madrid meraih kejayaan seperti awal 2000'an. Zidane pun sampai berujar, "Kenapa harus menambah lapisan emas pada (mobil) Bentley ketika Anda kehilangan mesinnya". Hal ini disampaikan ketika Real Madrid mendatangkan Galatico lainnya, David Beckham.

Berbagai cara dilakukan Real Madrid untuk menambal lowongnya posisi tersebut. Esteban Cambiasso dan Thomas Gravesen tercatat pernah berposisi sebagai DMF. Ivan Helguera beberapa kali diplot sebagai DMF. Bahkan David Beckham terpaksa berperan sebagai 'pemain kotor' di Real Madrid. 

Tiga tahun Real Madrid puasa gelar hingga akhirnya Madrid mendatangkan Mahamadou Diarra yang membuat Real Madrid kembali meraih trofi di La Liga Spanyol musim 2006-07. Namun Real Madrid baru mulai dapat bersaing di kancah Eropa sejak mendatangkan Xabi Alonso dan Sami Khedira (masing-masing pada tahun 2009 dan 2010) untuk melengkapi lini tengah Real Madrid pada saat itu.

Dengan kehilangan Casemiro, Real Madrid berharap pada Federico Valverde, Aurlien Tchouamni, dan Eduardo Camavinga sebagai pengganti Casemiro di lini tengah. Namun, dua nama terakhir masih berusia muda dan belum mendapatkan jam terbang tinggi sebagai starting eleven di Real Madrid. 

Carlo Ancelotti tentu harus berpikir bagaimana agar Toni Kroos dan Luka Modric bisa tetap nyaman dengan perannya masing-masing walaupun kehilangan Casemiro. Dan tentunya, Fans Real Madrid berharap kisah kelam Real Madrid pasca kehilangan Makelele tidak terulang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun