Pertandingan Liga Inggris pekan ini menghasilkan suatu kejutan. Manchester United (MU) secara mengejutkan takluk dari tim promosi, Watford dengan skor yang sangat telak 4-1.Â
Kekalahan tersebut kian memperburuk tren negatif MU di musim ini dengan sudah menelan 5 kali kekalahan dan 21 kali kebobolan dari 12 pertandingan di Liga Inggris musim ini.
Pasca pertandingan tersebut, petinggi Manchester United mengadakan pertemuan darurat membahas masa depan Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer MU.Â
Dilansir dari sejumlah media termasuk jurnalis Fabrizio Romano, MU memutuskan untuk mengakhiri kerja samanya dengan Ole dan menunjuk Darren Fletcher sebagai pelatih interim dibantu oleh Michael Carrick. Dilansir Fabrizio, pengumuman pemberhentian akan diumumkan dalam waktu dekat ini.
Terlepas dari apapun hasil pertemuan darurat tersebut, fans MU seyogyanya tetap menaruh respek terhadap Ole, baik sebagai pemain legendaris maupun sebagai pelatih. Fans MU harus ingat bahwa sebagai pelatih, Ole telah berhasil pada musim-musim sebelumnya untuk kembali mengangkat MU di papan atas Liga dengan menjadi runner-up Liga di musim lalu. Sosok Ole yang juga murah senyum serta tidak pernah menyalahkan pemain MU, bahkan melindungi pemain MU yang mendapatkan banyak kritikan di media seperti sang kapten, Harry Maguire itulah yang membuat Ole menjadi sosok yang spesial. Bahkan tak jarang Ole tetap melayani permintaan fans untuk meminta tanda tangan ataupun berswafoto walaupun beberapa waktu sebelumnya, MU meraih hasil yang kurang memuaskan.
Tak lupa juga, Ole telah mengembalikan tradisi lama MU yang mengandalkan pemain asli Britania Raya ataupun pemain akademi MU. Nama-nama seperti Mason Greenwood dari akademi ataupun Luke Shaw yang kembali bangkit pasca cedera panjang menjadi salah satu capaian tersendiri.Â
Dengan sosok yang murah senyum dan melindungi para pemain dari hujatan kritikus tersebut ditambah statusnya sebagai legenda klub, dapat dimungkinkan bagi Ole untuk mengisi pos bidang perkembangan pemain muda Manchester United kedepannya.
Tidak mudah memang untuk melatih klub dengan tekanan sebesar Manchester United. Ditambah lagi persaingan Liga Inggris yang sangat ketat, yang mana hampir semua klub dapat menjelma sebagai tim papan atas.Â
Liga Inggris musim ini adalah tempat berkumpulnya pelatih top papan atas dunia, pemain kelas dunia dan klub-klub dengan anggaran yang besar. Sehingga, terpeleset sedikit maka suatu klub tersebut akan sulit untuk merangkak ke papan atas, mengingat persaingan Liga yang sangat ketat.
MU memang perlu perubahan. Namun dengan adanya perubahan tersebut bukan berarti kita tidak menaruh respek terhadap Ole. Terima kasih Ole, baik atas sebagai pemain legendaris yang berkat golnya di menit akhir membawa MU menjuarai Liga Champions tahun 1999 maupun sebagai pelatih yang membawa MU melewati masa transisi di musim-musim sebelumnya dan membawa MU sebagai runner-up Liga Inggris musim 2020/21.
Sekali lagi, terima kasih Ole. #ThankYouOle #20LEGEND
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H