Total 126 gol ia torehkan dari 366 penampilan di semua ajang sejak tahun 1996 hingga 2007. Puncaknya ialah ketika ia menjadi pahlawan MU kala merengkuh trofi Liga Champions musim 1998/1999 berkat golnya di menit akhir.
Dengan alasan tersebut, mungkin kedua klub akan berpikir ulang untuk memecat pelatih masing-masing. Ditambah lagi dengan status legenda klub, seyogyanya mereka sudah jauh lebih memahami filosofi dari klub masing-masing bila dibandingkan dengan harus menunjuk pelatih baru.Â
Penunjukkan pelatih baru berarti kembali harus melalui tahap adaptasi. Misalnya andaikan Antonio Conte menjadi pelatih MU, maka skuad MU harus beradaptasi dengan permainan Conte yang menggunakan skema 3-4-3. Dan tentunya, MU harus mempunyai 2 wingback untuk mendukung skema Conte (disamping juga harus membeli pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan).
Namun di sisi lain, persaingan yang kian ketat pada persepakbolaan Eropa mengakibatkan harus mengesampingkan status legenda klub demi masa depan klub itu sendiri.Â
Tanya saja kepada legenda Chelsea, Frank Lampard yang pada musim pertama membawa Chelsea bersaing di papan atas dengan skuad seadanya (dikarenakan adanya larangan transfer pemain untuk Chelsea kala itu), namun merosotnya performa Chelsea di musim kedua memaksa klub memberhentikan Frank Lampard yang digantikan oleh Thomas Tuchel. Hasilnya? Chelsea menjuarai Liga Champions musim 2020/2021.
Selain itu, Manchester United juga telah jor-joran dalam bursa transfer musim lalu dengan mendatangkan bek Prancis, Raphael Varane, sayap Inggris, Jadon Sancho serta mega bintang dunia, Cristiano Ronaldo, yang melengkapi skuad bertabur bintang MU yang telah diisi dengan pemain seperti Paul Pogba, Bruno Fernandes, Marcus Rashford, Edinson Cavani, David De Gea, dan lain sebagainya.Â
Sehingga akan sulit diterima bahwa dengan skuad tersebut, MU kesulitan baik di Liga Champions maupun di Liga Inggris. Bahkan MU musim ini telah tersingkir dari Piala EFL.
Sedangkan Barcelona, Presiden baru klub, Joan Laporta pernah menyebutkan bahwa apapun hasil dari Barcelona di musim ini, ia pasti akan mengganti pelatih saat ini dengan pelatih lain. Nama yang digadang-gadang sebagai pelatih masa depan Barca adalah pelatih timnas Belgia, Roberto Martinez dan legenda klub, Xavi.Â
Selain itu, ia juga akan lebih mengutamakan pengembangan akademi Barca, La Masia sebagai pemasok utama skuad Barcelona. Tentu hal ini membutuhkan kecakapan dan keahlian dari pelatih klub, sebagaimana ketika era Pep Guardiola dahulu.Â
Xavi yang juga merupakan jebolan dari La Masia tentu akan memuluskan rencana tersebut (walaupun sejatinya di era Koeman, jebolan La Masia justru menjadi tulang punggung tim seperti Ansu Fati dan Gavi).
Jadi, apakah Ole Gunnar Solskjaer dan Ronald Koeman bertahan atau masih diberi kesempatan hingga beberapa pertandingan berikutnya? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.