Mohon tunggu...
M Fikri Alhabib (107)
M Fikri Alhabib (107) Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Saya memiliki hobi berolahraga seperti main voli, badminton, dan renang. Untuk keahlian saya memiliki keahlian desain grafis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dakwah Dan Politik, Sinergi dalam Membangun Kemaslahatan Sosial, Ekonomi, dan Kebijakan Publik

11 Desember 2024   20:38 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:38 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Dakwah Islam berperan sebagai agen perubahan sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan utamanya adalah mengentaskan kemiskinan dan ketidakadilan. Ketimpangan ekonomi sering kali menjadi akar dari berbagai masalah sosial, dan dakwah Islam hadir untuk memberikan solusi dengan mendasarkan setiap tindakan pada prinsip amar ma'ruf nahi munkar.

    Amrullah Achmad menegaskan bahwa kesadaran akan keadilan sosial adalah bagian dari kewajiban agama. Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya menyampaikan pesan-pesan agama, tetapi juga berupaya menciptakan transformasi sosial menuju kehidupan yang lebih adil dan makmur.

2. Dakwah Sebagai Proses Perubahan Sosial

     Dakwah tidak hanya berfungsi sebagai komunikasi, tetapi juga sebagai proses perubahan nilai dalam masyarakat. Ketika nilai-nilai kebenaran diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat akan mengalami transformasi yang lebih baik. Misalnya, dakwah dapat mengubah struktur sosial dari ketimpangan menjadi keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual.

     Dalam konteks sosio-ekonomi, Dawam Rahardjo berpendapat bahwa dakwah harus memberikan arah pada tatanan masyarakat baru. Dakwah Islam tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga menawarkan sistem yang holistik untuk mengatasi ketimpangan dan keterbelakangan.

C. Politik sebagai Instrumen Dakwah atau Sebaliknya

    Meskipun politik sering dianggap sebagai alat untuk mencapai kekuasaan, dalam Islam, politik harus menjadi instrumen untuk menyukseskan dakwah. Kekuasaan bukanlah tujuan, tetapi sarana untuk mencapai masyarakat yang adil, sejahtera, dan taat kepada Allah.

    Tokoh seperti M. Natsir dan Hasan al-Banna mencontohkan bagaimana dakwah dan politik dapat bersinergi. M. Natsir menggunakan posisinya sebagai Perdana Menteri untuk memperkuat dakwah Islam. Hasan al-Banna melalui Ikhwanul Muslimin mengintegrasikan dakwah dan politik untuk mengubah undang-undang agar sesuai dengan syariat Islam.

    Namun, tantangan besar bagi dakwah politik adalah menjaga kejujuran, tanggung jawab, dan menjauhkan diri dari praktik korupsi. Politik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam justru akan menghambat dakwah.

KESIMPULAN

Dakwah dan politik dalam Islam adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Politik harus berfungsi sebagai alat untuk mendukung dakwah, bukan sebaliknya. Dalam transformasi sosial-ekonomi, dakwah memiliki peran penting untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun