Mohon tunggu...
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama Mohon Tunggu... -

Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama (fikri)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pulau Sempu - Encore!

15 Maret 2010   17:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Najib menghubungi Pak Mamik minta dijemput. kapal dateng dengan nahkoda yang kayak tai ayam baru keluar. Kita disuruh jalan ke tengah laut, nakhkoda tai ayam baru keluar dari pantat itu beralibi kapalnya ga bisa masuk ke teluk. Bangsat!

Nyampe juga akhirnya di rumah Pak Mamik. Mobil carteran yang kemaren kita sewa udah nunggu. kita mandi dulu. Akhirnya gw mandi juga. Udah ga tahan dengan bau selangkangan. Akhirnya kumis dan jenggot ini berhasil dicukur dengan pisau cukur pinjeman dari Alvin. Setelah semuanya siap dan wangi, carrier dimasukkan ke dalam mobil. Begitu pintu belakang mobil espass ini dibuka gw seneng banget. Kompor portablenya masih ada. Pepatah "kalo jodoh ga bakal kemana - mana" ternyata terjadi dalam dunia nyata. Sayangnya ini kompor portable fik. Hahaha.

Perjalanan dari pantai sindang biru menuju terminal memakan waktu kurang lebih 2 jam setengah. Semuanya tertidur lelap. Gw tidur dengan bantal tas carrier.

Sampai juga di terminal malang. Kita langsung memesan bis kepada oom - oom berperut buncit berkumis tebal yang sempat dikira calo. Ternyata itu adalah petugas resmi. Perut sudah minta jatah makan malam. Kita mencari warung makan murah di sekitar terminal. Sepertinya pemandangan 7 orang membawa tas carrier melebihi tinggi badannya adalah hal yang aneh. Semua mata seperti menghakimi kita. Apakah mereka berfikir ada Marcell Chandrawinata? Ah tidak. Gw udah potong rambut. Apakah mereka berfikir ada Michael Schofield? Ah tidak. Gw tidak bertato.

Kita makan malam di sebuah warung kecil di pojokan terminal sebelah toilet. Makanan yang dijual adalah nasi pecel dan ayam goreng. Yang jadi nilai plusnya adalah penjaga warungnya adalah anak sma berwajah tidak berdosa dan sangat manis yang seolah memanggil untuk memberikan nomer hp dalam kertas tissue. Hahaha Ade, bisa - bisanya kamu mempunyai pikiran untuk meninggalkan nomer hpmu di kertas tissue yang ditinggal di atas meja. Dan bisa - bisanya gadis sma itu mengsms kamu. Hahaha.

Bekas gigitan nyamuk itu masih saja terasa gatal.

Jam 8 tepat kita naik ke bis. Gw duduk sendirian saat itu karena jumlah orangnya ganjil. Gw berharap bangku sebelah gw yang masih kosong, adalah perempuan cantik, tajir banget, anak tunggal, bokapnya udah mau mati, dan mendambakan pasangan hidup cowo humoris, tinggi dan berperawakan sedang, kulit sawo matang. Ini bis malam atau biro jodoh? Hahaha. Ternyata yang mengisi adalah bapak - bapak tegap berjaket kulit hitam dengan kumis yang seperti pagar gerbang sekolahan SD Inpres.

AC bus ini dingin sekali. Kita sempet berenti untuk makan larut malam di sebuah restoran. Gw memesan susu putih hangat. Merokok dalam - dalam enak sekali.

Kembali pada rutinitas. Kembali pada kota dimana uang adalah segalanya. Kembali pada lampu kuning yang menemani gw di dalam bis. Kembali melihat bendera - bendera berbaris rapi dengan foto setengah badan dan nama dibawahnya. Kembali pada kenyataan besok harus mengisi krs. Kembali pada kenyataan fikri sudah semester 8 tapi masih harus rebutan kelas dengan semester 2. Kembali pada kenyataan Rohmad adalah tuhan di kampus. Kembali pada kenyataan kampus diisi dengan warna - warni kostum badut, mau kuliah aja kok repot. Kembali kepada kenyataan gw jalan kaki menuju kampus. Kembali kepada kenyataan burjo dan circle k adalah teman sejati ketika malam. Kembali ke Jogja.

Yang beda cuman galau. Saiqa sudah bisa tersenyum. Oke gw juga deh biar adil. Hahaha melankolis dikit ga apa - apa ah. Galau menyublim entah kemana. Gw pun sangat tidak ingin untuk mencari tau. Mungkin galau akan kembali. Ketika tidak ada jalan lain menuju Roma.

Dan karakter Arnold Schwazeneger tiba - tiba merasuk masuk ke dalam tubuh gw. Dalam hati gw berteriak kencang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun