Mohon tunggu...
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama Mohon Tunggu... -

Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama (fikri)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pulau Sempu - Encore!

15 Maret 2010   17:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oke ini adalah encore. Haha. Buat pembaca baru, ada urutannya loh!

Untuk segara anakan, gw males buat deskripsiinnya. Ntar malah jadi 1 novel sendiri takutnya. Mendingan lo pada ngeliat video yang udah gw edit aja. Itu tinggal di klik kok. Cuman berdurasi kurang dari 5 menit. Cukup untuk membuat kalian tersenyum dan menikmati keindahannya. Sisihkanlah 5 menit waktu dalam hidupmu untuk melihat karya orang lain daripada lo sibuk gonta - ganti status pesbuk mending nonton gratis. Lihatnya sampe credit titlenya muncul yah dan baca siapa editornya. Hahaha.

Pokoknya pas gw nyampe di segara anakan gw langsung lari, ngelempar carrier bahkan handycam gw juga gw lempar, terus ngelepas kaos dan celana, dan berlari - lari kegirangan seperti anak kecil baru dibeliin tamiya lengkap dengan dinamo hyperdash dan ban busanya. Haha.

Segara anakan bisa membuat gw terpaku tak berdaya. Tai ah bahasanya. Segara anakan memberikan efek bergidik berlebih daripada lagu Radiohead. Sekalipun Thom York memakai lirik bahasa indonesia. Segara anakan jauh lebih cantik daripada Poppy Sovia, Bjork, maupun Medina Kamil. Perempuan - perempuan pemicu fikri beranestesi. Segara anakan membuat gw melayang lebih tinggi daripada yang ditawarkan santoso tidak buka cabang, anggur merah dicampur bir dingin, maupun Chivas Regal minuman mahal kesukaan gw.

Jadi kalo diibaratkan, ketika gw udah nyampe di segara anakan dengan semua tetes keringat yang gw keluarkan, dengan kata - kata makian menjurus ke selangkangan yang sengaja dan tidak sengaja gw lontarkan, dengan teriakan "nang kene lho!" berkali - kali, dengan luka yang berdarah maupun yang tidak berdarah, luka dalam dan luka luar. Hahaha. Memandang segara anakan adalah sama dengan mendengarkan Radiohead dalam bahasa indonesia, ditemani Poppy Sovia, Bjork, dan Medina Kamil, sambil minum Chivas Regal. hahaha.

Kita bersenang - senang saja. Gw sangat amat males sekali buat menarasikan kegiatan kita saat itu. Cukup liat video dan kalian akan tau betapa sangat senangnya kita.

Saatnya untuk pulang adalah saat termalas buat kita. Keesokan harinya, kaki ini seperti diberi beban untuk melangkah. Kaki seperti melakukan kudeta terhadap otak. Mangkir dari perintah otak. Pokoknya kaki ini ga bisa bergerak titik. Ternyata kaki gw nyangkut di perutnya Putro. Jayus srimulat. Ada yang mau ngelempar rokok? Silahkan hahaha. Kita packing cukup lama waktu itu. Packing terakhir kita di pulau sempu.

Packing selesai dan kita berdoa untuk diberi keselamatan dalam perjalanan kembali ke pantai sindang biru. Pamit kepada sesama teman petualang yang masih ingin menikmati keindahan bangsat ini. Formasi dibentuk. Putro lagi Putro lagi. Medan yang ditempuh dalam perjalanan pulang masaolohberatbangetbikinnafastersengalsengal. Sebenarnya untuk sampai ke teluk semut dari segara anakan cuma memakan waktu 30 - 45 menit. Tapi karena hujan yang terus mengguyur sebelum kita sampai di pulau sempu, membuat jalan tanah ini becek. Lumpur setinggi lutut, yang untungnya bukan lutut patung pancoran, menunggu untuk dilewati. Sendal jepit terpaksa nganggur saat itu. Kita semua nyeker dan merasakan jadi Rob Bredel. Wah licinnya ampun - ampunan. Gw sempet bercanda, "kok ga ada ice skatingnya yah di pulau sempu" ternyata candaan itu jadi kenyataan. Licin sekali! Terpeleset jadi hobi kita saat itu. Entah berapa kali gw jatuh. Jatuh dalam makna denotasi. Walaupun dalam makna konotasinya juga sama. Hahaha.

Batang pohon, daun, akar pohon, apapun jadi tumpuan mencegah jatuh. Gw takut jatuh dan menimpa handycam gw. Perjalanan itu sama seperti perjalanan nabi ketika hijrah. Ga segitunya juga kali fik. Ya garis bawahnya adalah perjalanan itu berat tapi licin dan licin tapi berat. Haha.

Gw dan Ade tertinggal di belakang.

ade : "pik yang laen mana, putro udah ga keliatan" fikri : "iya wis podo adoh, sek tak panggil " fikri : *berteriak kencang* " ? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun