Mohon tunggu...
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama Mohon Tunggu... -

Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama (fikri)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Bapak Kost Laknat

3 Februari 2010   19:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:06 3158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hampir setaun dari tanggal 20 Agustus. Yaitu kemaren. Tanggal 12 Juli 2006. Bokap gw ditelepon,

Madekipe: "Halo" Ayah si ganteng: "Halo" Madekipe: "Pak, ini Madekipe" Ayah si ganteng: "Oo pak Madekipe, gimana pak, ada apa?" Madekipe: "Gini pak Ayah si ganteng, si ganteng mau nerusin ga? Soalnya tanggal 15 Juli udah abis"

Nemu yang aneh ga? Kalo ga nemu, boleh kok tombol page up di keyboard diteken. Tanggal. Tanggalnya aneh yah. Dari 20 Agustus tanggal gw pindah ke Jogja dan menempati kost itu, menjadi 15 Juli. Dari 19 Juli seperti yang tertera di kuitansi, menjadi 15 Juli. Dan yang ini yang kedua. Sabar fikri. Batas juga ada sabarnya. Haha. Mungkin kalender Madekipe berbeda dengan orang seusianya. Haha. Oleh karena "pengusiran" itu, gw pun mulai mencari tempat kost baru. Dan akhirnya dapet di daerah Kentungan. Kamar lebih besar tapi lebih jauh. Mendingan daripada kamar lebih jauh tapi lebih besar.

Si ganteng: "Pak kayaknya saya mau pindah" Madekipe: "Oo jadinya kamu mau pindah? Kapan?" Si ganteng: "Iya pak. Mau pindah. Paling minggu depan pak" Madekipe: "Yawdah. Sekarang lunasin dulu tipi kabelnya. 50 ribu kali 12 bulan. Jadinya 600 ribu" Si ganteng: *Terdiam dua ribu bahasa*

Oke! Ini yang ketiga. Fasilitas ternyata dipungut bayaran. Entah gw yang salah atau Kamus Besar Bahasa Indonesia yang salah memaknai fasilitas. Hahaha. Sabar fikri! Ga baek marah - marah melulu. Dan pas lagi packing mau pindah, gw iseng nanya ama tukang laundry yang kebetulan datang menghampiri.

Tukang laundry: "Mau pindah mas ganteng? Kemana?" Si ganteng: "Eh iya mas, nyari yang agak murah. Ke daerah Kentungan" Si ganteng: "Eh mas, emang kalo laundry sebulannya berapa? Kalo aku mau lanjut bisa?" Tukang laundry: "Oo kalo sebulan 40 ribu mas, bisa kalo mau lanjut tinggal kasi alamatnya aja mas" Si ganteng: *Terdiam tiga ribu bahasa*

Sejak kapan 40 ribu x 12 = 750 ribu? Ini yang keempat. Gw yang salah denger atau guru matematika Madekipe ga pernah ngabsen? Jadinya si Madekipe bisa titip absen waktu pelajaran matematika. Sabar fikri. Dan mudah - mudahan ini yang terakhir. Dan besoknya ketika gw dah mau cabut ke kosan baru. Datenglah hal yang tidak diduga - duga sama sekali oleh dunia perkosan. Haha. Per-kost-an.

Madekipe: "Ganteng, sebenernya duit laundry kamu kurang, tapi udah saya bayarin" Si ganteng: "Kurang berapa pak? Bukannya lebih yah? Kata mas tukang laundry 40 ribu sebulan? Saya bayarnya kan 750 ribu" Madekipe: "Wah dasar TUKANG LAUNDRY TUKANG BOONG! Kurang ajar!" Si ganteng: *Terdiam segaterhingga bahasa*

Kirain yang keempat itu adalah yang terakhir. Ternyata masi ada penutup. Haha. Dan gw pun bingung. itu sebenernya tukang laundry apa tukang boong? Itu bapak kost apa rentenir? Ini yang boong sebenernya siapa sih? Tukang laundry, bapak kost, apa tukang boong? Gw pengen ketawa ngakak di depan si Madekipe tapi tertahan. Kayak ereksi tertahan celana jins. Sakit kan?

Kalo emang sinetron - sinetron berbau agama itu bener - bener fakta. Mengapa ga terjadi pada si Madekipe? Mungkin seperti ini judulnya:

"Bapak kost mati tercekik alat vitalnya sendiri" atau "Bapak kost jumawa alat vitalnya terbelah jadi duwa" haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun