Oleh : 1) Muhammad Nur Fikri, dan 2)Prof. Dr. Ir Junianto, MP
     Cumi asin merupakan produk hasil perikanan dimana dalam proses pengolahannya  melalui proses pengeringan menggunakan metode penggaraman garam laut sebagai pengawetan dari cumi itu sendiri. Cumi yang diolah menjadi cumi asin biasanya yang berukuran mulai dari 5-15cm. Cumi asin biasa dikonsumsi sebagai lauk yang diolah kembali menjadi tumisan, olahan sambal, maupun diolah menjadi sup.
     Dalam Pasar Kramat Jati yang terletak di daerah Jakarta Timur, Cumi asin sangat mudah ditemukan dari pedangang produk hasil perikanan dikarenakan memiliki nilai tambah seperti masa penyimpanan yang panjang, harga produk yang murah, dan proses pengolahan menjadi produk jadi yang mudah diolah. Sehingga cumi asin menjadi produk yang digemari oleh masyarakat Ibukota.
     Konsumen yang terbiasa membeli cumi asin kebanyakan dari kalangan ibu rumah tangga, pelaku usaha restoran, hingga mahasiswa yang merantau. Kebutuhan konsumen akan produk olahan cumi asin adalah sebagai makanan olahan yang praktis dan bernilai ekonomi yang tinggi apabla dilakukan proses pengolahan lanjutan menjadi produk jadi. Selain itu, masa penyimpanan yang relatif lama menjadi salah satu alasan mengapa produk cumi asin dapat menghemat serta mengurangi pengeluaran.
     Memiliki tekstur yang kenyal, padat serta aroma amis yang khas menjadikan cumi asin sebagai olahan yang memiliki ciri khas tersendiri dari olahan produk penggaraman lainnya. Namun dalam penampilan produk ke konsumen, penjual hanya menempatkan cumi asin ke dalam sebuah nampan yang beralaskan koran tanpa peutup.Â
Hal ini dapat menyebabkan beberapa dampak yang merugikan konsumen seperti perpindahan tinta koran yang menempel pada cumi asin, dan adanya kemungkinan kontaminasi oleh lalat ataupun debu yang menempel pada cumi asin. Dalam hal ini, penjual dapat mengantisipasinya dengan menutup tampilan produk menggunakan kaca transparan agarm produk masih dapat terlihat dan menganti alas produk menggunakan kertas polos agar tidak ada kontaminasi tinta dari kertas.
     Pemasaran yang dilakukan untuk produk cumi asin di sekitar Pasar Kramat Jati masih menggunakan cara tradisional yaitu penjual memjajarkan produk lalu konsumen yang menghampiri. Cara tersebut memiliki kelebihan dalam proses komunikasi yang dua arah kepada konsumen sehingga antara konsumen dan penjual memiliki ikatan. Namun dalam kuantitas penjualan hanya terbatas oleh konsumen yang berkunjung sehingga pemasukan dari hasil penjualan masih minim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H