Mohon tunggu...
Muhammad NurFikri
Muhammad NurFikri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Perikanan Universitas Padjadjaran

Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cumi Asin, Olahan Produk Perikanan yang Digemari Masyarakat Ibu Kota

21 Desember 2020   16:43 Diperbarui: 21 Desember 2020   16:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : 1) Muhammad Nur Fikri, dan 2)Prof. Dr. Ir Junianto, MP

          Cumi asin merupakan produk hasil perikanan dimana dalam proses pengolahannya  melalui proses pengeringan menggunakan metode penggaraman garam laut sebagai pengawetan dari cumi itu sendiri. Cumi yang diolah menjadi cumi asin biasanya yang berukuran mulai dari 5-15cm. Cumi asin biasa dikonsumsi sebagai lauk yang diolah kembali menjadi tumisan, olahan sambal, maupun diolah menjadi sup.

          Dalam Pasar Kramat Jati yang terletak di daerah Jakarta Timur, Cumi asin sangat mudah ditemukan dari pedangang produk hasil perikanan dikarenakan memiliki nilai tambah seperti masa penyimpanan yang panjang, harga produk yang murah, dan proses pengolahan menjadi produk jadi yang mudah diolah. Sehingga cumi asin menjadi produk yang digemari oleh masyarakat Ibukota.

          Konsumen yang terbiasa membeli cumi asin kebanyakan dari kalangan ibu rumah tangga, pelaku usaha restoran, hingga mahasiswa yang merantau. Kebutuhan konsumen akan produk olahan cumi asin adalah sebagai makanan olahan yang praktis dan bernilai ekonomi yang tinggi apabla dilakukan proses pengolahan lanjutan menjadi produk jadi. Selain itu, masa penyimpanan yang relatif lama menjadi salah satu alasan mengapa produk cumi asin dapat menghemat serta mengurangi pengeluaran.

Dokpri
Dokpri

          Memiliki tekstur yang kenyal, padat serta aroma amis yang khas menjadikan cumi asin sebagai olahan yang memiliki ciri khas tersendiri dari olahan produk penggaraman lainnya. Namun dalam penampilan produk ke konsumen, penjual hanya menempatkan cumi asin ke dalam sebuah nampan yang beralaskan koran tanpa peutup. 

Hal ini dapat menyebabkan beberapa dampak yang merugikan konsumen seperti perpindahan tinta koran yang menempel pada cumi asin, dan adanya kemungkinan kontaminasi oleh lalat ataupun debu yang menempel pada cumi asin. Dalam hal ini, penjual dapat mengantisipasinya dengan menutup tampilan produk menggunakan kaca transparan agarm produk masih dapat terlihat dan menganti alas produk menggunakan kertas polos agar tidak ada kontaminasi tinta dari kertas.

          Pemasaran yang dilakukan untuk produk cumi asin di sekitar Pasar Kramat Jati masih menggunakan cara tradisional yaitu penjual memjajarkan produk lalu konsumen yang menghampiri. Cara tersebut memiliki kelebihan dalam proses komunikasi yang dua arah kepada konsumen sehingga antara konsumen dan penjual memiliki ikatan. Namun dalam kuantitas penjualan hanya terbatas oleh konsumen yang berkunjung sehingga pemasukan dari hasil penjualan masih minim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun