Mohon tunggu...
FIKRI FARIKHIN
FIKRI FARIKHIN Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Institut Agama Islam Al-Qodiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fokus Penelitian Perspektif Ahmad Tanzeh

9 Agustus 2022   16:26 Diperbarui: 9 Agustus 2022   16:45 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu kegiatan penelitian dilakukan atas dasar adanya suatu masalah. Demikian pula penelitian kualitatif tidak dimulai dengan suatu yang "kosong", tetapi dilakukan atas persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah.

 Masalah penelitian dalam penelitian kualitatif disebut fokus. Sehingga penentuan masalah bergantuung dari paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yakni apakah ia sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai peneliti kebijakan.

Dengan demikian (Moleong, 1994) akan ada tiga macam masalah, yaitu: "masalah" untuk peneliti. "evaluands" untuk evaluator, dan "pilihan kebijakan" untuk peneliti kebijaksanaan.

Fokus penelitian sebenarnya berfungsi sebagai wahana untuk membatasi kajian suatu kajian yang akan dilakukan. 

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif sebaiknya didahului dengan adanya studi pendahuluan (pra-penelitian) Seorang peneliti dalam merancang penelitian pasti mempunyai orientasi teoritik, walaupun penelitian itu menggunakan pendekatan kualitatif. 

Fokus yang merupakan "alat" untuk menggiring dan mengarahkan dalam usaha menjawab per tanyaan penelitian (question research) melalui pengkajian di lapangan. Untuk menuju kepada pertanyaan penelitian, akan didahului dengan uraian latar belakang permasalahan yang bersifat induktif dan gamblang sehingga benar-benar masalah tersebut memang penting untuk diteliti dan tidak dapat di jawab dengan segera. 

Fenomena yang hendak diangkat se harusnya menunjukkan adanya sesuatu ketimpangan dalam kehidupan masyarakat yang tidak bisa secara langsung di jawab dengan sebuah teori. Sehingga dalam memandang fenomena itu dalam benak peneliti akan diselimuti berbagai pertanyaan, misalnya "Mengapa begini, mestinya begitu?, "Bagaimana hal itu bisa terjadi?" dan lain-lain, sehingga ia akan termotivasi untuk mengkaji lebih lanjut.

Secara sederhana fokus penelitian dapat berupa masalah, obyek evaluasi atau pilihan kebijakan, atau hal lainnya.

Hal tersebut juga bergantung dari jenis subyek yang diteliti. Penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif bersifat fleksibel, dengan kata lain walaupun rumusan masalah sudah dirumuskan dengan baik atas dasar penelaahan kepustakaan dan ditunjang dengan sejumlah pengalaman tertentu, bisa jadi terjadi sesuatu hal yang tidak memungkinkan masalah tersebut untuk diteliti. 

Sehingga perumusan fokus atau masa lah penelitian kualitatif bersifat tentatif, artinya penyempurnaan rumusan fokus masih tetap dilakukan sewaktu peneliti sudah berada di latar penelitian (Fatchan, 2005). 

Umumnya fokus penelitian diformulasikan dalam kalimat tanya yang jelas formatnya, singkat, tajam dan tidak mempunyai makna yang bias, namun kadang-kadang juga berbentuk suatu kalimat pernyataan yang keduanya juga tidak menutup kemungkinan untuk disempurnakan setelah penulis terjun ke lapangan. 

Hal ini wajar terjadi, sebab penelitian kualitatif lebih men dasarkan realitas lapangan (perspektif emik) dari pada hasil pemikiran subyektif peneliti (perspektif etik). Pembatasan masalah merupakan tahap yang sangat me nentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif, menurut Moleong (1984) hal itu yang berarti bahwa:

a. Suatu penelitian tidak dimulai dari sesuatu yang vakum atau kosong. Implikasinya bahwa peneliti seyogyanya mem batasi masalah studinya dengan fokus.

b. Fokus pada dasarnya adalah masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya dari kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya. Implikasinya, apabila peneliti merasakan adanya masalah, seyogyanya ia mendalami kepustakaan yang relevan sebelum terjun ke lapangan.

Dengan jalan demikian fokus penelitian akan memenuhi kriteria untuk membatasi bidang inkuiri dan kriteria inklusi-eksklusi. Implikasi yang lain adalah peneliti harus menetapkan bahkan perlu menyadari posisinya sebagai peneliti untuk memanfaatkan paradigma.

c. Tujuan penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masa lah yang telah dirumuskan. Implikasinya, masalah perlu di rumuskan terlebih dahulu, barulah tujuan penelitian ditetap kan, bukan sebaliknya.

d. Fokus atau masalah yang bersifat tentatif, dapat berkembang sesuai dengan situasi latar penelitian. Implikasinya. peneliti tidak perlu merasa khawatir jika fokusnya berubah. Jika perubahan cukup besar dan memerlukan orientasi baru dalam dasar pemikiran, maka peneliti peru mengkaji kembali pustaka yang relevan dengan masalah baru itu.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun