Mohon tunggu...
fikri fachriezal
fikri fachriezal Mohon Tunggu... Polisi - religius moderat progresif

religius moderat progresif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Menyentuh" Penjahat dengan Humanis, Efektifkah?

21 Juni 2021   21:39 Diperbarui: 22 Juni 2021   05:40 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humanis kepada tahanan/dokpri

"Sebenarnya saya orangnya keras pak, tidak bisa diatur, namun mendengar kata-kata Bapak Kapolsek, hati saya terketuk" kata lelaki itu.

Ternyata lelaki tersebut terkesan dengan kata-kata saya, bahwa seseorang tidak boleh menstigma seseorang tidak mungkin berubah. Seorang penjahat tidak mungkin menjadi penjahat selamanya. Ia merasa bahwa saya telah membuatnya yakin bahwa ia bisa berubah, di saat keluarganya sendiri tidak yakin akan hal tersebut.

Disini kita lihat bahwa setiap orang masih punya sisi untuk berubah lebih baik, termasuk seorang penjahat sekalipun. Mereka butuh dukungan untuk berubah, bukan terus dihakimi, dimarginalkan dengan penuh ketidakpercayaan. Alhamdulillah sampai saat ini sang tante sudah tidak pernah lagi mengeluhkan aksi keponakannya itu.

Pernah juga seorang anak usia belasan kami amankan karena mencuri kendaraan tantenya. Tantenya sudah putus asa karena kelakuan keponakannya tersebut sering berulang, barang-barang di rumahnya selalu hilang dicuri olehnya.

Ketika saya lakukan pendekatan dan berbicara dengan anak tersebut, air matanya berlinang sambil curhat tentang apa yang dialaminya. Ia mendambakan kasih sayang orang tua seperti anak lainnya, kedua orang tuanya telah bercerai dan meninggalkannya dibesarkan oleh sang nenek dan tantenya tersebut. Tidak mendapat bimbingan orang tua menjadi penyebab kenakalannya.

Pendekatan untuk mengetahui apa latar belakang seseorang melakukan pelanggaran hukum atau pidana memang sangatlah penting. Bukanlah satu-satunya tindakan represif yang berlebihan, arogansi dan pemidanaan bisa membuat seseorang mendapatkan efek jera.

Kadang para pelaku kriminal yang ditangkap merasa bahwa tidak ada lagi harapan bagi mereka menjadi orang baik, masyarakat sudah telanjur menganggap mereka adalah penjahat yang akan demikian selamanya. Di saat seperti inilah mereka perlu diberikan pencerahan. Seorang polisi patut untuk membantunya mengatasi keputusasaan mereka.

Mereka yang melanggar hukum termasuk para tahanan perlu pendekatan humanis dan persuasif untuk bersedia bertanggung jawab atas perbuatannya dan yakin bisa berubah dan menjadi berguna di masa depan. Kenyatannya, banyak orang-orang yang sukses saat ini dahulunya adalah mantan preman atau pelaku kejahatan. Mereka bisa sukses karena yakin bisa berubah dan lingkungan yang mendukungnya.

Seorang polisi tidak hanya bertugas sebagai penegak hukum, namun juga pengayom masyarakat termasuk juga bagi para pelanggar hukum. Polisi perlu kemampuan memotivasi dan merehabilitasi psikologi pelaku kejahatan.

Tindakan-tindakan humanis setiap insan Bhayangkara sangat diharapkan untuk mewujudkan polisi sebagai sosok panutan dan menginspirasi tidak hanya bagi masyarakat yang taat hukum tapi juga bagi mereka para pelaku kejahatan.

Apakah nanti polisi dianggap lemah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun