Mohon tunggu...
fikri fachriezal
fikri fachriezal Mohon Tunggu... Polisi - religius moderat progresif

religius moderat progresif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

10 Lagu Dalam Negeri Paling Berkelas Tahun Ini

21 Juni 2016   10:15 Diperbarui: 21 Juni 2016   21:21 4435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah menyusun list 10 lagu terbaik mancanegara minggu lalu, kini giliran menyusun list 10 lagu terbaik dalam negeri. Dalam enam bulan terakhir, lagu-lagu milik Tulus, Raisa, RAN, Noah, Geisha, Isyana Saraswati dan lain-lain wara wiri di chart-chart populer di Indonesia. Patut disyukuri lagu-lagu milik penyanyi di atas makin menggusur lagu-lagu pop kreatif yang iramanya monoton.

Namun demikian lagu-lagu yang berada dalam list terbaik di bawah ini, masih lebih unggul dibanding lagu-lagu era baru mainstream di atas. 10 lagu ini terpilih bukan hanya lebih berkualitas dari segi penulisan melodi dan lirik atau kualitas vokal sang penyanyi saja, tetapi juga adanya inovasi dan progresivitasnya di unsur aransemen dan proses rekaman (engineering, mixing dan mastering).

Banyak lagu yang tangguh pada melodi saja, lirik saja atau vokal penyanyinya saja, namun pemilihan 10 lagu terbaik ini berdasarkan akumulasi kualitas seluruh unsur dalam sebuah lagu rekaman, yang tentunya merupakan lagu baru, bukan cover version, serta memiliki spirit social impact atau inspirasional bagi para penikmatnya.

Akhirnya, dengan penuh rasa bangga terhadap kemajuan musik Indonesia, dipersembahkan : 10 lagu terbaik dalam negeri yang paling berkelas tahun ini, disusun berdasarkan abjad judul lagu.

1. A Deacon’s Summer – Mondo Gascaro
Sang penyanyi selama ini dikenal sebagai keyboardist dan pencipta lagu untuk Sore, band yang turut ia dirikan. Setelah merilis dua album ia memutuskan mundur dari band dan bersolo karir. Sambil menyiapkan debut albumnya yang bakal dirilis setelah lebaran nanti, ia melepas lagu ketiga ini, setelah sebelumnya merilis lagu 'Saturday Light' dan 'Komorebi'.

Judul lagu ini terinspirasi dari karya sang pujaaannya, Steely Dan yang bertajuk 'Deacon Blues' dan bercerita tentang ekspresi kehidupan, beristirahat sejenak sambil berlibur. Selain mengisi vokal, Mondo juga bermain elektrik piano, clavs, organ, synths, vibes dan gitar akustik.

Ada pula beberapa musisi yang turut membantu dalam lagu ini, yaitu Bonita pada vokal latar, saksofon tenor dari Jay Afrisando, Dimas Pradipta (drum), Petrus Bayu Prabowo (bass), Lafa Pratomo (gitar) serta Belanegara Abimanyu (perkusi). Ini membuat lagu yang membangkitkan kembali roh soft rock dan adult oriented rock 70-an ini terkesan meneduhkan, kaya akan harmoni dan bercita rasa tinggi.

2. Budak – Laze
Inilah Havie Parkasya atau lebih dikenal sebagai Laze, pendatang baru yang membawa musik rap kembali ke habitatnya, musik para pekerja atau kaum buruh. Di lagu ini ia bercerita tentang kehidupan kelas menengah ke bawah Indonesia yang kompleks dalam nuansa hip-hop era 90-an.

Anak Maluku ini memproduksi sendiri lagunya, termasuk membuat komposisi drum, piano dan bas. Sedangkan terompet menggunakan sampling dari lagu Ty Karim berjudul 'All at Once' yang direkayasa sedemikian rupa. Meski durasi lagunya hanya 2 menit lebih, namun telah menunjukan bahwa Laze sangat patut diperhitungkan untuk masa depan musik rap di tanah air.

3. Find Who You Are – Adhitia Sofyan
Di lagu perdana dari album keempatnya, 'Silver Painted Radiance' ini, Adhitia memasukan seluruh elemen band pendukungnya di atas panggung juga beraksi di dalam rekaman. Ada Andie Jonathan Palempung pada kibor, Jessilardus Mates pada drum dan Kristian Dharma pada bas.

Musiknya begitu renyah, liriknya dalam dan dinyanyikan dengan sepenuh hati, seperti mendengarkan James Blunt yang sedang memetik gitar ala Ed Sheeran. Di lagu ini Adhitia mengajak kita untuk segera move on dari hal yang tidak menyenangkan di masa lalu, agar tidak menyia-nyiakan masa depan dan kehilangan jati diri yang sebenarnya.

4. Hilang – Fanarama
Unit indie-pop asal Jakarta, Fanarama, yang beranggotakan Aditya “Bebe” Permana (drum), Caesario Tsunami (gitar), Ruben Aditya Benjamin (gitar, vokal) dan Rizky A. Maulana (vokal, keyboard, synthesizer) ini, lebih senang menggolongkan musik mereka sebagai cluster-pop akibat beragamnya genre dan gaya musik yang mereka ambil.

Nuansa Indie Pop yang kuat akan bisa kita rasakan sedari awal lagu terdengar. Terasa asik, dengan tempo up-beat serta isian-isian sampling sound yang membuat badan ini susah kalau hanya untuk berdiam saja. Partitur, serta isian musik yang beragam membuat lagu ini jadi lebih berwarna. Ini tidak lepas juga dari turutnya Radin Raihanda mengisi bas serta tangan dingin Wendy Dwi Aditya (engineering) dan Lucky Aditya (mixing dan mastering).

Lagunya sendiri bercerita tentang kehilangan sebagai suatu proses yang dapat membebani diri namun pada akhirnya akan selalu ada makna tersendiri di balik kehilangan tersebut. Secara tidak langsung, lagu ini juga jadi gambaran sederhana bahwa Fanarama bukanlah band kemarin sore yang asal-asalan terjun di dunia musik. Semuanya telah diperhitungkan dalam materi yang segar dan berkualitas.

5. Jangan Berhenti Engkau Bernyanyi – DDHEAR
Ini adalah kolaborasi musik antara band trio asal Bali, Dialog Dini Hari (DDH), dengan duo suami-istri asal Jakarta, Endah N Rhesa (EAR). Hasilnya adalah sebuah lagu folk yang paling berkualitas tahun ini. Bagaimana tidak, ada dua pemain gitar dan dua pemain bass tapi secara frekuensi dan cara bermain tidak saling tabrakan.

Lagu ini diperkuat pula oleh kolaborasi Arief Purwanto, Trigan dan Putu Deny Surya pada engineering saat rekaman di Lengkung Langit Studio, Bali. Kekuatan lagu ini juga terdapat pada lirik lagu, di mana baik DDH maupun EAR seakan menyemangati diri sendiri dan tentu saja para penikmat lagunya untuk terus berkarya dan yakin akan kemampuan diri untuk mengubah dunia yang lebih baik.

6. Mendekat, Melihat, Mendengar – Maliq & D’Essential
Ini bukan lagu cinta tapi soal kehidupan, berbicara lebih sadar ke kehidupan, mengajak kita untuk tidak segera menuduh, menilai akan apapun tanpa mencoba melihat dari sisi lain sehingga kita dengan kepala lebih dingin serta hati yang  tenang bisa menyelesaikan masalah, mengambil sisi positif dari segala hal serta menjalani hidup tanpa menyakiti hati orang lain.

Aransemennya terinspirasi dari musik disko pop era 70-an dan 80-an serta dibalut elektronik pop modern. Luar biasa sekali. Ini menjadi penanda makin kompaknya dan makin tak terkalahkannya band ini untuk menghasilkan karya yang jenius dan sarat makna. Lagu ini masuk dalam album kompilasi 'Pop Hari Ini' yang akan dirilis Juni ini.

7. No One Can Stop Us – Dipha Barus ft. Kallula
Dipha Barus menggaet personel LCD Trip dan Kimokal yaitu Kallula dalam menghadirkan harmonisasi musik dengan tempo yang tak terlalu cepat. Dalam lagu bernuansa dance ini kita dapat mendengar kebudayaannya Indonesia yang kaya, dari aneka ragam musik seperti Gamelan Jegog, Gamelan Jawa, Gong & Suara yang tak asing ketika kita menyaksikan Tari Saman Aceh.

Selain kebudayaan tanah air, Dipha juga terinspirasi dari kisah hidup manusia yang absolut. Manusia pada dasarnya akan selalu mendapat berbagai permasalahan di hidupnya, dan memang tidak mudah untuk melalui semuanya. Melalui lagu ini, kita kembali diingatkan untuk lebih ikhlas menghadapi semuanya dengan sabar dan pantang menyerah.

Mixing lagu ini dilakukan dalam waktu yang cukup singkat oleh Dipha sendiri. Sementara, proses mastering dikerjakan di London oleh Sam John dari Precise Mastering UK. Sangat jarang ditemui karya EDM yang bisa membuat kita bergoyang sekaligus menikmati lirik penuh makna kehidupan. Kerugian besar jika melewatkan lagu yang satu ini.

8. Penjahat – Dekat
Nuansa EDM, reggae dan rap bersatu padu pada lagu milik trio pop R&B, Dekat, yang dulu dikenal dengan nama Tangga. Lagu yang terdapat dalam album mini terbaru mereka 'Meranggas' ini menonjolkan kekuatan vokal Chevrina Anayang dan Mohammed Kamga serta kemampuan rap yang makin terasah dari Tahir Hadiwijoyo.

Lagu ini memiliki lirik yang sangat menohok kuat, menyindir orang-orang yang seperti kata pepatah, musang berbulu domba. Pujian juga layak ditujukan ke produser Marcellino Nugraha, yang menyediakan latar R&B  elektronik yang intens di lagu ini. Sebuah eksplorasi musik, lirik dan kualitas vokal yang patut diacungkan jempol.

9. Tempat yang Indah – Classmate Journal
Band asal Pamulang ini mengadakan perubahan pada formasi instrumen pada lagu ini. Sebelumnya, Randy Partawijaya (perkusi) hanya menggunakan snare untuk mengatur irama beat dari musik yang dimainkan, kini ia menggunakan floor tom sebagai pengganti suara kick bass.

Budie Tanzania (vokal, gitar) dan Bhisma Mahendra (gitar) juga mengalami pelebaran warna. Hal tersebut menjadi eksplorasi baru yang lebih luas dan menyenangkan untuk ketiga sahabat dari masa kecil ini. Lagunya bercerita tentang cita-cita, bahwa setiap orang pasti memiliki tempat yang indah di dalam hidupnya. Vokal Carla Bunga Passandaran juga memberi nilai tambah tersendiri dalam lagu ini. Sebuah lagu santai yang inspiratif dan juga meneduhkan hati.

10. The Youth – Scaller
Di awal lagu kita telah disuguhkan dengan intro musik panjang yang menghentak dan membahana dari duet rock alternatif Reney Karamoy dan Stella Gareth. Inilah lagu rock paling spektakuler tahun ini. Dalam lagu ini, Scaller ternyata mematangkan konsep trio yang dibantu oleh Dhani Siahaan pada drum yang memberikan energi baru pada band ini. Dalam pengerjaannya, mereka dibantupula  oleh produser rekaman Gerard Rumintjap.

Scaller memberi pesan di lagu ini bahwa pergunakan masa muda untuk tidak takut melakukan dan memutuskan apa saja yang berarti. Jangan pedulikan apa kata orang yang meremehkan, karena pada akhirnya orang lain hanya akan jadi penonton. Keren sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun