Mohon tunggu...
Fikri Dwi
Fikri Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakir Ilmu

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. -Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Book

Bentuk Sejarah dalam Pendidikan pada Masa Orde Baru: Kacamata Buku "Ketika Sejarah Berseragam"

5 Desember 2022   20:57 Diperbarui: 5 Desember 2022   21:24 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini menimbulkan klaim bias dalam sejarah resmi dan distorsi sejarah Indonesia. Sejak kepemimpinannya, menulis sejarah kritis adalah bidang yang relatif muda. Karena Indonesia masih negara berkembang, masih negara baru. Sejak kemerdekaan Indonesia, sejarah telah digunakan untuk mempromosikan nasionalisme Indonesia. Pada era demokrasi terpimpin, atau orde lama dan orde baru, sejarah digunakan sebagai alat untuk menyatukan ideologi dan kesamaan visi masa lalu di tingkat nasional.

Di Museum Nasional, temukan masa lalu gemilang yang dipelihara oleh Orde Lama. Namun Orde Baru menekankan tradisi panjang kepemimpinan militer dan ancaman terhadap negara. Orde Baru juga meminimalkan kontribusi Presiden Sukarno dalam cerita tersebut. Orde Baru menyusun sejarah dengan menunjukkan kemiripan dengan rezim-rezim sebelumnya dan rezim-rezim otoriter lainnya di dunia. Secara keseluruhan, sejarawan Indonesia aktif menggunakan sejarah untuk pembangunan bangsa. Nugroho Notossanto adalah salah seorang yang ikut mendukung historiografi pada masa rezim Orde Baru.

Pada judul "Kemajuan Militer dan Misi Ganda Bangsa". Pengajaran tentang pengaruh militer terhadap rakyat dilakukan di sekolah-sekolah dengan buku-buku sejarah pada masa Orde Baru, tujuan dari proyek ini adalah agar generasi muda dapat menghargai apa yang dilakukan oleh generasi 1945. Upaya indoktrinasi para pemuda ini tidak lepas dari pengaruh Nugroho sebagai kepala pusat sejarah ABRI, berbagai daerah dijadikan wahana menyebarkan cerita tentang legitimasi kekuatan militer versi mereka sendiri. Meskipun hasil proyek mereka mendapat kritikan beragam dari berbagai pihak, Nugroho terus memuji legitimasi kekuasaan militer versinya sendiri.

Saat itu, berbagai acara dimuat di media cetak dan digital. Secara khusus, kurikulum PSPB (Pedagogik Sejarah Perjuangan Bangsa) memiliki pengaruh militer yang besar. Meski tentu dikritik oleh berbagai partai politik, Ngroho Notossanto menegaskan bahwa sejarah harus digunakan untuk memotivasi masyarakat agar berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Sebuah seminar tahun 1972 yang menekankan nilai menjaga martabat kekuatan militer di mata masyarakat Indonesia telah menjadi teori yang mereka elaborasi dalam berbagai narasi sejarah. Tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh Pusat Sejarah ABRI pada masa Orde Baru memiliki implikasi yang kuat bahwa militer Indonesia merupakan pemain utama dalam peristiwa kemerdekaan, dan menjadi buktinya.

Pembelaan Pancasila oleh TNI pada masa Orde Baru sangat luar biasa. Selain itu, keberadaan seminar tahun 1972 sangat erat kaitannya dengan hal tersebut. Apalagi bagi ekstrim kiri atau kanan yang berusaha menghilangkan Pancasila dari falsafah bangsa. Salah satu kisah yang sangat menonjolkan keunggulan militer dalam catatan sejarah era Orde Baru adalah kisah upaya kudeta. Ceritanya juga secara halus mendorong atau mendorong dehumanisasi para penentang masyarakat dan negara. 

Museum Pengkhianatan PKI dan Museum Siaga Purbawisesa adalah dua karya Pusat Sejarah ABRI yang menonjolkan hal tersebut. Angkatan bersenjata menggunakan sejarah dengan cara ini untuk mengendalikan dan menaklukkan penduduk. Proyek pertama semacam itu adalah Museum Militer Nasional, yang berfokus pada sejarah tentara sebelum gerakan kemerdekaan dan perlawanan. Museum ini berfokus pada tradisi prajurit Indonesia, argumen tandingan terhadap kekuasaan militer yang berkelanjutan dalam politik dan pembangunan, dan pentingnya militer dalam sejarah Indonesia. 

Pusat Sejarah ABRI sangat memperluas program sejarah militernya pada masa Orde Baru, terbukti dengan dibangunnya museum. Museum ini dibuat oleh badan yang dikendalikan oleh militer. Diorama yang biasa dipajang di dinding museum ini digunakan dalam pembangunan banyak museum di Indonesia. Sebagai representasi visual dari masa lalu, diorama dapat membedakan objek dari masa lalu yang lebih jauh. Sikap museum terhadap penggunaan diorama sejalan dengan tren historiografi Orde Baru.

Pembangunan museum merupakan alat propaganda baru untuk melestarikan pengaruh militer dalam berbagai bidang kehidupan.Museum yang dibangun dalam proyek ini hanya menggambarkan satu hal, yaitu peran penting dunia militer dalam berbagai aspek dalam pelestariannya. memengaruhi

Ada peristiwa yang kemudian dijadikan alat legitimasi militer di Indonesia, seperti gerakan Darul Islam atau DI/TII pada tahun 1970-an dan 1980-an. Namun, sejarah kudeta 1965 tetap menjadi fokus utama legitimasi. Museum Penipuan PKI (Komunis) lebih jauh menekankan siklus komunisme dan ancamannya yang terus-menerus terhadap bangsa. Adegan-adegan sadis disajikan secara detail di dalam museum. Museum ini bertujuan untuk menghabisi musuh rezim Orde Baru dan memperingatkan masyarakat Indonesia tentang sifat anti-Pancasila dan anti-rezim. Dengan cara seperti itu, militer dapat dengan mudah mengontrol masyarakat.

Seperti diketahui bagaimana militer Indonesia pada masa Orde Baru menggunakan narasi sejarah untuk menguasai kekuasaan. Buku ini memiliki penjelasan yang menarik dan mudah. Penggunaan frase-frase di dalamnya bisa sangat sulit dipahami oleh sebagian orang, apalagi bagi kalangan non-profesional yang banyak menjelaskan di bidang militer yang kurang dikenal. Sejarah Indonesia Kisah panjang akan selalu menjadi bagian dari perjalanan negeri ini. Apakah ini akan menjadi perjalanan yang tak terlupakan atau sebaliknya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun