BANTUL - Siapa coba yang tidak kenal dengan istilah "Bumi Projotamansari" ? yang merupakan singkatan dari Produktif-Profesional, Ijo royo royo, Tertib, Aman, Sehat, dan Asri. Tentunya sudah tidak asing lagi, Nah Bantul namanya yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di sebelah utara, Kabupaten Gunung Kidul di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di sebelah barat.
Bantul terkenal dengan berbagai macam pariwisata, seni budaya, dan kuliner khas tentunya. Lazimnya tongseng dimasak dengan bahan baku daging kambing muda. Tapi sebuah warung di Bantul Yogyakarta justru menyajikannya khusus dengan daging ayam jantan yang sudah berusia tua. Solusi bagi para penderita darah tinggi untuk bisa tetap aman menikmati kehangatan menu masakan popular di Bantul ini yaitu Tongseng Ayam Sudimoro.
Racikan itu kemudian diceburkan ke dalam wajan dan menumisnya bersama sesendok bumbu rempah tumbuk. Aroma sedap sontak menebar bersamaan dituangkannya kuah santan ke dalam tumisan lalu segenggam daging ayam cincang.
Berawal dari tahun 1965 hingga saat ini terdapat 3 warung yaitu; warung pertama terletak di Jl. Jend. Sudirman No.59B, Nyangkringan, Bantul, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55711, warung kedua di Area Sawah, Bantul, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55714, dan warung ketiga berada di Jl. Bantul, Sawahan, Pendowoharjo, Kec. Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55186.Â
Warung ini buka setiap pada pukul 07:00-16:00 WIB. Selain tongseng ayam juga ada gulai ayam untuk satu porsinya hanya Rp 11.000. "Saya tahu tongseng ini secara turun-temurun dari keluarga setiap ke Bantul pasti mampir kesini, rasanya rempah-rempahnya sangat khas sejak dulu" tutur Yafi salah satu pembeli setia.
Ayam yang digunakan selalu berjenis jantan. Syukur-syukur tipe jagoan yang sering diadu sehingga memiliki urat daging lebih menonjol dan kesat. Meski untuk itu ia harus rela membelinya dengan harga lebih dibandingkan ayam kampung biasa. Selain lezat tongseng ayam juga aman dinikmati para penderita darah tinggi itu alasan Ibu Mugirah (almh). Beliau merintis usaha warung ini 56 tahun yang lalu hingga saat ini terus bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H