Uniknya, pada Balanus glandula hipoksia tidak mungkin berperan karena dapat mengonsumsi oksigen pada tingkat yang lebih tinggi selama emersi daripada saat direndam. Ada juga sedikit bukti bahwa efek radiasi ultraviolet (UV) pada Balanus glandula memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidupnya.
Bagaimana, menarik bukan kompasianer?
Sebagai kesimpulan, penelitian ini berusaha menguji hipotesis bahwa berkurangnya ketersediaan makanan membatasi kelangsungan hidup dan pertumbuhan hewan intertidal pantai tinggi. Tidak ada efek suplementasi makanan pada kelangsungan hidup teritip, tetapi peningkatan yang jelas dalam massa tubuh dengan suplementasi di semua ketinggian pantai.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pembatasan energi bertindak bersama dengan tekanan emersi untuk menghambat pertumbuhan individu pantai tinggi dari teritip Balanus glandula. Selain itu, hasil tersebut menunjukkan bahwa keterbatasan energi yang didorong oleh pembatasan makanan dapat memengaruhi lokasi batas vertikal atas pada banyak spesies.Â
Jadi prediksi akurat tanggapan spesies terhadap perubahan iklim akan memerlukan pertimbangan efek langsung iklim dalam konteks perubahan iklim terkait sumber daya. Tahukah kompasianer bahwa penelitian ini juga menunjukkan bahwa cukup mungkin untuk secara langsung memanipulasi pasokan makanan dari planktivores intertidal di lapangan. Tentunya masih dibutuhkan lebih banyak penelitian seperti ini untuk mengkarakterisasi sepenuhnya mekanisme di mana stress emersi ini membatasi keberhasilan hidup teritip di pantai berbatu intertidal.
Referensi:Â
Gilman, S. E., & Rognstad, R. L. (2018). Influence of food supply and shore height on the survival and growth of the barnacle Balanus glandula (Darwin). Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 498, 32--38. doi:10.1016/j.jembe.2017.10.006
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H