Mohon tunggu...
M Fikriansyah
M Fikriansyah Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

TGB: Beredar Video Editan Orasi "2019 Jokowi Kalah"

13 April 2019   12:00 Diperbarui: 13 April 2019   12:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemunculan video orasi yang sedang viral bisa dikatakan memanfaatkan momentum antara TGB dan Pilpres. Seperti yang kita tahu, pada Pilpres 2014 lalu Jokowi bukanlah pilihan favorit di kawasan NTB. Hal ini tampak pada jumlah suara Jokowi yang rendah di kawasan tersebut.
Namun, Jokowi telah membuktikan kepemimpinannya dengan memberikan perhatian penuh pada kawasan yang tak mendukungnya sekalipun. Untuk Pilpres kali ini tampaknya akan berbeda. Mayoritas masyarakat NTB memberikan penilaian positif terhadap pemerintahan Jokowi selama 5 tahun ini. Tak mengherankan bila banyak masyarakat yang menginginkan Jokowi untuk dua periode.

Demikian juga dengan TGB yang menyatakan dukungannya pada Jokowi karena menilai Jokowi merupakan seorang muslim yang baik. Jokowi juga dinilai sebagai pemimpin yang berproses bukan pemimpin instan. Tindakan korupsi kolusi nepotisme (KKN) pun tak pernah dilakukan Jokowi.
Kebijakan yang diputuskan juga tak ada yang mencederai rakyat. Hal inilah yang membuat Jokowi dinilai lebih baik dari pasangan lainnya sekaligus menjadi alasan mengapa banyak lawan politik yang tak menyukainya. Tak mengherankan jika serangan berita bohong sering muncul menyerang tokoh-tokoh yang mendukung Jokowi, termasuk video hoaks yang menyerang TGB ini.

Semakin Mempersolid Dukungan ke Jokowi

Niat video editan TGB yang dimaksudkan untuk menggiring opini tampaknya tak berhasil. TGB sebagai tokoh terkemuka di NTB membuktikan bahwa video tersebut merupakan video hoaks, berita bohong. Video editan seperti ini merupakan tindakan kampanye yang jauh dari kesan positif, bahkan dinilai memalukan bagi siapapun yang melakukannya terutama untuk skala persaingan Pilpres.

Masyarakat kini juga makin pandai menilai mana berita bohong mana berita yang berdasarkan fakta. Tapi, bukan berarti semua orang bisa langsung percaya bahwa suatu video itu hoaks. Butuh kenetralan, logika dan kemauan untuk menelaah sumber informasi yang benar agar kita tak mudah termakan hoaks. Jangan bersembunyi di pikiran sempit karena hal itu hanya akan memudahkan kita termakan isu hoaks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun