Mohon tunggu...
Fikriana Kristianto
Fikriana Kristianto Mohon Tunggu... -

Blogging is part of my life. my life isn't like your expectation, well also mine.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sahabat Pena yang Semakin Punah

10 Mei 2012   03:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:29 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu saya pernah bercerita tentang bagaimana masa remajanya. Salah satu kisah yang saya tidak dapat lupakan adalah ceritanya mengenai kesenangannya terhadap kegiatan surah menyurat dengan sahabat pena dari Amerika. Beliau mengatakan bahwa untuk mencari sahabat pena di masa itu tidak terlalu sulit. Alamat calon sahabat pena bisa ditemukan dimajalah-majalah anak di saat itu. Sayangnya, karena kesibukannya, ibu saya kehilangan kontak dengan sahabat penanya di Amerika itu.

Terlintas dalam benak saya sejak kecil untuk mencari sahabat pena. Tapi pertanyaan besar muncul, dimana saya bisa mendapatkan seorang sahabat pena dari luar Indonesia?

Internet, ya saya memperoleh alamat seorang calon sahabat pena melalui internet. Tepatnya melalui situs blogging tumblr.com . Salah satu orang yang saya follow membahas tentang penpal (Sahabat pena), saya tertarik dan sejak itulah saya memulai kebiasaan surat menyurat itu. Sayangnya, surat dari sahabat pena pertama saya sampai detik ini belum sampai juga :p

Saya melakukan pencarian melalui situs tersebut, dan sampai sekarang saya masih sering surat menyurat dengan beberapa orang yang saya kenal melalui tumblr.com itu. Lalu, saya membaca sebuah artikel di salah satu majalah remaja yang membahas profil seorang mahasiswi yang gemar melakukan postcrossing. Saya coba mengikuti ceritanya dengan bergabung di situs postcrossing.com dan sampai sekarang saya sudah memiliki 10 kartu pos dari beberapa negara di dunia.

Cukup disayangkan, ketika saya bertanya kepada beberapa kenalan yang lebih muda mengenai masih tertarikkah mereka untuk melakukan kegiatan surat menyurat, mereka mengatakan tidak tertarik terhadap kegiatan tersebut. Alasannya klise, malas untuk pergi ke kantor pos. Mereka lebih suka berinteraksi dengan orang lain (terutama kepada orang dari luar negeri) melalui jejaring sosial seperti twitter, facebook, atau via blackberry messenger.

Mereka tidak dapat disalahkan, kemajuan teknologi saat ini semakin memunahkan kebiasaan-kebiasaan remaja dimasa yang lampau. Surat menyurat dianggap kuno dan sudah tidak menyenangkan lagi. Mungkin sebagian dari para pembaca masih ingat bahwa dulu sangat mudah ditemukan stationary yang lucu dan unik yang dapat digunakan untuk surat menyurat, seperti kertas surat dan amplop. Sekarang rasanya sudah sangat sulit untuk ditemukan. Belum lagi kartu pos khas Indonesia yang terbatas designnya sehingga sebagian remaja menjadi malas untuk membeli dan mengirimnya ke sahabat pena.

Akan sangat disayangkan apabila kebiasaan surat menyurat ini benar-benar punah nantinya. Alangkah menyenangkannya jika para remaja di Indonesia ikut melestarikan kebudayaan yang unik ini. Sehingga nantinya, akan semakin banyak generasi Indonesia yang tetap mencintai kegiatan ini :)

Selamat berkirim surat ;)

Ps: Selamat membaca artikel ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan, maklum, saya newbie disini ;) Saran dan kritiknya saya nantikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun