Mohon tunggu...
Fikriana Mahar Rizqi
Fikriana Mahar Rizqi Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi yang sedang belajar berkomunikasi..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Online Shopping: Kebutuhan dan Gaya Hidup

27 Mei 2010   08:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:56 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toko online yang ada saat ini dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori. Misalnya, dari cara penyajian produk, script yang digunakan, berbayar/tidaknya hosting yang digunakan, cara pembayaran, metode jual-beli, standar keamanan, dan lain-lain.

Seiring dengan perkembangan internet di Indonesia dan jumlah pengguna internet yang terus bertambah, online shop sekarang semakin marak, tidak hanya menjual peralatan dan perlengkapan elektronik saja tapi sudah merambah ke barang-barang lain seperti baju, sepatu, tas, buku, bahkan kue ulang tahun.

Saat ini yang banyak diminati adalah barang kebutuhan wanita seperti : baju, tas, aksesoris, kosmetik, dan mukena. Tak heran jika ada yang lebih mengenal online shop dengan nama boutique online (karena banyak menyediakan pakaian).

Tren Gaya Hidup

Couponsherpa.com, situs yang menawarkan layanan kupon misalnya, telah mengerjakan sejumlah riset dan menemukan tren yang terjadi pada belanja online. Berdasarkan temuan Couponsherpa. Com, para pembeli online didominasi kaum perempuan yang mencapai 63% dari total keseluruhan pembeli online. Sedangkan pertumbuhan paling pesat terjadi pada wanita yang sudah berkeluarga. Nampaknya, kebutuhan yang semakin besar dan keterbatasan waktu yang dialami para ibu rumah tangga membuat mereka lebih banyak berbelanja via online daripada sebelumnya. Sedangkan dari sisi usia, para pembeli yang berusia di bawah 45 tahun pertumbuhannya lebih pesat.

Secara keseluruhan Couponsherpa.com melihat, lebih dari 85% populasi online dunia telah menggunakan internet untuk melakukan pembelian. Bahkan,di Korea Selatan (Korsel) 99% pengguna internet pernah berbelanja online. Sehingga tidak heran jika Negeri Ginseng ini tercatat sebagai negara yang menempati persentase belanja online tertinggi. Konsumen Jerman, Inggris, dan Jepang menempati peringkat di bawah Korsel.

Belanja Berbasis Kepercayaan

Kekuatan bisnis online shop adalah basis kepercayaan yang dibangun diantara pembeli dan penjual. Kepercayaan itu timbul dari pembuktian. Penjual mengharapkan pembayaran yang lancar, konsumen yang jujur dan sabar serta pengiriman cepat, sehingga bisa mendapat keuntungan yang optimal. Pembeli mengharap dari penjual, pelayanan yang baik, barang cepat sampai, serta kesesuaian barang yang diterima dengan barang yang dipesan sebelumnya.

Kita tahu bahwa belanja online memang beresiko tinggi karena sistem penjualannya dengan melakukan pembayaran di muka. Seperti halnya di pasar offline, belanja online di internet tidak luput dari bahaya penipuan bahkan kemungkinan besar pembeli lebih mudah tertipu dikarenakan pembeli tidak bertemu langsung dengan penjual pada saat bertransaksi.

Biasanya, konsumen yang baru pertama kali berbelanja secara online akan merasa sedikit cemas. Kecemasan tersebut bermacam-macam, seperti takut tertipu, barang yang dipesan tidak sampai, serta ketidaksamaan produk yang diterima dengan produk yang di-order. Kendala dari sisi pemilik online shop pun ada, seperti kehabisan stock, pengiriman terlambat, serta sikap para konsumen yang kadang mengjengkelkan.

Salah satu kekurangan cara belanja online adalah barang tidak langsung berada di tangan setelah membayar, tetapi harus menunggu beberapa waktu. Berbeda dengan sistem belanja konvensional yang berpegang pada prinsip ‘ada uang, ada barang’. Oleh karena itu butuh kehati-hatian para calon pembeli.

Ada hal-hal yang perlu Anda perhatikan, diantaranya : pastikan Anda tahu apa Anda ingin beli. Cari tahu harga barang tersebut di pasaran. Pastikan online shop yang menjual barang tersebut benar-benar ada, dapat dipercaya, agar tidak tertipu. Lebih bagus jika ada rekomendasi dari teman atau keluarga yang bisa dipercaya. Lihat track record online shop tersebut dari komentar para konsumennya. Hati-hati dengan online shop dari situs jejaring social yang bisa dibuat oleh siapa saja. Jangan mudah tergiur bonus-bonus yang diberikan. Terakhir, bijaksanalah dalam berbelanja, agar Anda tidak terjebak dunia shopaholics.


Semoga tulisan ini membuat Anda mengetahui, mengerti, dan memahami tata cara penjualan online dan bagaimana cara membeli barang secara online dengan aman dan terpercaya. Happy shopping on line! ^V^


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun