Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Motif dari batik sendiri tidak hanya satu macam saja. banyak jenis-jenis motif batik yang tersebar di Indonesia seperti motif batik tujuh rupa dari Pekalongan, motif batik sagon dari Solo, dll. dengan banyaknya jenis motif batik ini, maka industri batik pun juga ikut berkembang. bedasarkan data Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) kementrian perindustrian, ada sekitar 3.159 unit usaha batik yang tercatat di Indonesia. dari jumlah tersebut industri batik skala besar-sedang berjumlah 208 unit (tahun 2021), dan usaha batik skala mikro-kecil menengah berjumlah 2.951 unit (tahun 2018). Lantas bagaimana dengan industri batik di kota Surabaya sendiri?
ketika kita mendengar kata Surabaya mungkin hal pertama yang muncul di benak pikiran kita adalah kota pahlawan atau kota yang terkenal dengan crazy richnya. akan tetapi jika memikirkan tentang industri batik tentu saja kota Surabaya tidak terlintas di benak kepala kita. Tapi kalian tau gak sih, sebenarnya Surabaya punya kampung industri batik yang memiliki latar belakang yang menarik. nama kampung itu adalah kampung batik putat jaya, yang terletak di Jl. Putat Jaya Barat VIII B No. 31, Putat Jaya, Kec. Sawahan, Surabaya, Jawa Timur.
Kampung batik putat jaya awalnya bukanlah berdiri sebagai kampung pengarjin batik, melainkan sebuah tempat lokalisasi terkenal yang bernama gang Dolly. lalu pada tahun 2016 pemerintah kota Surabaya melakukan revitalisasi kampung tersebut menjadi kampung sentra kerajinan. saat ini daerah gang dolly memiliki beberapa sentra pelatihan kerajinan dan  salah stunya yaitu sentra kerajinan batik. berbeda dengan pembangunan sentra lainnya, justru pembangunan sentra batik ini didukung oleh warga sekitar . namun berbeda dengan sentra lainnya, sentra batik ini tidak menjadi tempat industri, melainkan hanya tempat pembinaan warga sekita yang memiliki UKM batik dan sebagai wadah untuk melestarikan batik, terutama batik dengan motif asli Surabaya.Â
"rumah batik ini awalnya didirikan untuk tempat binaan/ pelatihan UKM. tapi sekarang yang datang ke sini kebanyakan dari luar putat jaya seperti mahasiswa atau komunitas sekitar" kata Pengki Gunawan selaku perwakilan koperasi sentra batik, Senin (15/01).
pengki mengatakan bahwasanya motif batik yang di produksi di UKM ini bukanlah motif yang bersifat tradisional karena kota Surabaya sendiri tidak memiliki sejarah soal batik. Â tapi bukan berarti Pengki tidak mencoba melestarikan batik di Surabaya, menurut dia setiap motif batik dari berbagai daerah itu mengangkat kearifan lokal di daerahnya, maka dari itu pengki mencoba memasukkan kearifan lokal Surabaya seperti Suro dan boyo dan semanggi.
"waktu kita buat motif itu yang familiar mas, apasih yang di kenal dari Surabaya? contohnya ya kayak Suro dan Boyo, trus di daerah Benowo disana terkenal dengan semanggi, nah kearifan lokal yang kaya gitu yang kita angkat mas" kata pengki, Senin (15/01)
Dengan adanya snetra batik ini, warga menjadi cukup terbantu dan dapat belajar soal produksi batik. banyak UKM batik yang mengirim karya batinya ke pusat oleh-oleh yang tersebar di kota Surabaya. para UKM batik ini tidak hanya memproduksi kain batik saja, dalam suatu masa pemerintah kota Surabaya akan mengajak UKM batik Putat jaya berkolaborasi dengan sentra kerajinan lainnya yang ada di Surabaya.
"kapan itu pernah mas, kami berkolaborasi dengan pengrajin tas dan dompet. nah motifnya itu palaku UKM yang membatik" Pengki, Senin (15/01).
Pengki berharap bahwa kedepannya motif batik dengan kearifan lokal kota Surabaya ini dapta dikenal tidak hanya skala nasional namun juga internasional karena menurutnya batik bukanlah ciri khas daerah tertentu saja melainkan ciri khas Indonesia dan sudah menjadi tugas kita untuk melestarikan budaya kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H