Mohon tunggu...
Fikri ahmad Faadhilah
Fikri ahmad Faadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Kampus menghijau

Mahasiswa UIN SAIZU FEBI EAT, SLEEP, PODCAST, WORK, GAME, REPEAT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sang Inovator Pembentuk Masa Depan Pendidikan dengan Kurikulum Merdeka Belajar

1 Mei 2024   12:28 Diperbarui: 1 Mei 2024   12:42 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap era memiliki pahlawan-pahlawan tak kenal lelah yang melangkah dengan gagah, membawa terang di tengah kegelapan, dan membimbing bangsanya menuju masa depan yang lebih gemilang. Di dalam arena pendidikan, di mana harapan dan mimpi anak bangsa ditekuni dan ditorehkan, hadirah sosok yang patut diacungi jempol, sang inovator yang menjelma menjadi arsitek perubahan, membentuk masa depan pendidikan dengan konsep yang membara: Kurikulum Merdeka Belajar.

Sosok ini bukanlah sekadar pemimpi, namun seorang praktisi yang penuh dedikasi, menciptakan terobosan-terobosan yang berani dalam dunia pendidikan. Di tengah hiruk-pikuk kebijakan dan perdebatan seputar sistem pendidikan yang konvensional, dia berdiri kokoh, membawa semangat kebebasan belajar, dan memperjuangkan hak-hak anak didik untuk belajar sesuai potensi dan minatnya.

Kurikulum Merdeka Belajar bukanlah semata wacana kosong yang hanya terdengar indah di telinga. Ia adalah manifestasi dari semangat kebebasan, kesetaraan, dan keberagaman dalam dunia pendidikan. Sang inovator tidak sekadar mengusung gagasan ini sebagai simbol pencitraan, melainkan sebagai fondasi kuat bagi pembentukan karakter dan kemampuan generasi penerus bangsa. Dengan mereka belajar, setiap anak didik diberi ruang untuk mengeksplorasi minatnya, mengejar impian, dan menjadi pribadi yang unggul sesuai dengan bakat yang dimiliki.

Tidaklah mudah menjadi pelopor perubahan dalam sebuah sistem yang telah terpatri begitu kuat dalam kesementaraan. Namun, sang inovator tidak gentar. Dengan tekad yang bulat dan keyakinan yang kokoh, dia menantang arus, membongkar paradigma lama, dan menciptakan wadah baru yang inklusif bagi setiap individu yang haus akan ilmu. Ia percaya bahwa pendidikan sejati tidak boleh membatasi, melainkan memberdayakan, tidak menindas, melainkan membebaskan.

Melalui Kurikulum Merdeka Belajar, sang inovator membawa revolusi dalam cara kita memandang dan mempraktikkan pendidikan. Ia membangun jembatan antara dunia akademis dan realitas kehidupan, memperkuat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dan praktik, serta menjadikan proses belajar sebagai sebuah petualangan yang mengasyikkan dan bermakna. Dalam kurikulum ini, setiap mata pelajaran tidak sekadar menjadi beban yang harus ditanggung, melainkan menjadi pintu gerbang menuju pengetahuan yang luas dan penuh warna.

Meskipun di setiap perjalanan yg dilalui banyak rintangan. Berupa, tidak sesuaian dalam praktek dari kurikulum kepada guru dan murid. Hingga, guru mengejar assessment sedangkan murid hanya mengejar tugas supaya dapat pujian yang indah dari orang tuanya. Terlihat menyedihkan, tapi itu tantangan dari rintangan yang perlu dihadapi oleh pahlawan. Perubahan tidak selalu berjalan mulus, dan sang pahlawan sadar akan tantangan-tantangan yang menghadang. Namun, dengan kemandiriannya yang tinggi dan semangatnya yang membara, ia terus menggeluti perjuangannya. Dia melibatkan berbagai pihak, mengajak kolaborasi lintas sektoral, dan merangkul berbagai ide untuk mewujudkan visi besar pendidikan yang inklusif dan progresif.

Dalam karya ini, kita akan mengulas perjalanan sang inovator, tantangan-tantangan yang dihadapinya, dan dampak positif yang dihasilkan dari Kurikulum Merdeka Belajar. Kita akan menjelajahi secara mendalam bagaimana konsep ini mengubah paradigma pendidikan, membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi bangsa dan negara. Bersama-sama, mari kita temukan inspirasi dan pembelajaran dari perjalanan sang inovator yang berani, yang telah membentuk masa depan pendidikan dengan Kurikulum Merdeka Belajar.

Jika kita merefleksikan sekilas kepada negara tercinta kita. Bahkan, dari sabang sampai merauke, bisa dilihat begitu banyak dinamika dalam penerapan "kurikulum merdeka belajar". Salah satunya sudah disebutkan pada paragraf diatas. Ada juga mengenai yang sedang hangat mengenai kebebasan pada siswa untuk memilih mata pelajaran yang diminati. Disini terlihat diksinya sangat bagus dan menarik. Andaikata, bisa diterapkan akan terlihat sebuah dunia mimpi yang berjalan dengan indah. Tetapi, sangat disayangkan karena penerapan dari diksi itu sangat tidak dibarengi dengan tujuannya.

Misalnya, Siswa A lebih memilih untuk fokus pada topik selain matematika. Dikatakan bahwa Siswa A memiliki kemampuan memilih mata pelajaran. Namun, hal ini dapat berdampak pada seberapa baik informasi tersebut dipahami. karena seseorang telah membatasi pilihan mata pelajarannya hanya pada matematika. tanpa pembenaran yang menyeluruh tentang materi pelajaran yang lain diajarkan. Mengandalkan hanya pada materi yang menarik minat si siswa itu akan membuat kesulitan untuk menjalankan semua aspek kehidupan.

Terlepas permasalahan diatas, perlu adanya sebuah strategi yang tepat dan efektif guna sang pahlawan yang sedang dibentuk bisa berjuang dimasa yang akan datang. Terlebih, dengan adanya sebuah narasi mengenai "generasi emas 2045". Mau tidak mau, sang pahlawan/ inovator yang sedang dibentuk itu harus dibentuk dari sekarang.

Tantangan kedua datang dari kompleksitas implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di lapangan. Sang inovator harus merancang strategi yang terukur dan efektif untuk memperkenalkan konsep ini kepada para pendidik, orang tua, dan seluruh stakeholders pendidikan. Ia harus mengatasi berbagai hambatan teknis dan administratif, memastikan bahwa pelaksanaan kurikulum ini berjalan lancar dan berdampak positif bagi seluruh peserta didik.

www.pixabay.com
www.pixabay.com

Namun, sang inovator tidak sendirian dalam perjalanan ini. Ia membangun jaringan kerja yang solid, mengajak berbagai pihak untuk bergabung dalam perjuangannya. Bersama-sama, mereka saling memberi dukungan, bertukar ide, dan mencari solusi atas setiap tantangan yang dihadapi. Keberhasilan Kurikulum Merdeka Belajar menjadi hasil kolaborasi yang kokoh antara visi sang inovator dan kerjasama tim yang solid. Dampak positif dari Kurikulum Merdeka Belajar pun mulai terasa. Selain itu, Kurikulum Merdeka Belajar juga membuka pintu lebar bagi perkembangan kreativitas dan bakat anak bangsa. Anak-anak dapat mengeksplorasi minatnya di berbagai bidang, baik itu seni, olahraga, teknologi, atau sains. Mereka diberi kesempatan untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna, sehingga proses pembelajaran tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai petualangan yang mengasyikkan.

Lebih dari itu, Kurikulum Merdeka Belajar juga menumbuhkan semangat keberagaman dan inklusivitas di dalam lingkungan pendidikan. Setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan, diberi ruang untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Ini menciptakan lingkungan belajar yang merangsang pertumbuhan pribadi dan sosial yang sehat, serta menguatkan rasa kebanggaan akan identitas dan budaya bangsa.

Melalui perjalanan sang inovator dan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, paradigma pendidikan yang terkotak-kotak mulai terkikis. Masa depan pendidikan Indonesia tampak semakin cerah, dengan generasi muda yang dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global di abad ke-21.

Dalam melanjutkan perjalanan sang inovator dalam mewujudkan Kurikulum Merdeka Belajar, tantangan-tantangan baru pun terus muncul. Salah satunya adalah dalam memastikan kesetaraan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Meskipun konsep Kurikulum Merdeka Belajar menjanjikan kebebasan belajar yang luas, namun masih banyak anak-anak yang terbatas aksesnya terhadap pendidikan berkualitas. Contohnya, di dataran timur papua, ataupun di pesisir Indonesia. Masih banyak sekali yang di sekolahnya belum diberikan jaminan penuh untuk pendidikan. Bahkan, dari segi tempat belajar masih banyak yang rusak. Dari kursi, meja, ATK hingga papan tulis pun sudah tidak layak dipakai. Ditambah dengan akses internet yang belum terinstal dengan baik. Membuat adanya hambatan pada segi pembelajaran.

Di sisi lain, mereka yang tinggal di kota-kota besar bahkan lebih buruk lagi. Dimana Teknologi, internet, dan sumber daya pendidikan tersedia di mana-mana, termasuk perpustakaan online dan offline. akan tetapi, Pelajar (dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi) bahkan kurang tertarik. Seharusnya dengan kemudahan yang sudah melimpah. Bahkan, setingkat kebijakan pun juga yang banyak dampak baiknya di wilayah kota-kota besar. Seharusnya, menciptakan sebuah karya atau prestasi yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Sang inovator harus bekerja keras untuk memastikan bahwa setiap anak dari sabang sampai merauke, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati manfaat dari Kurikulum Merdeka Belajar. Selain itu, tantangan implementasi yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan infrastruktur pendidikan juga menjadi fokus perjuangan sang inovator. Dibutuhkan pelatihan dan pembekalan yang memadai bagi para pendidik agar mampu mengadaptasi diri dengan konsep baru ini.

Terlepas dari semua rintangan ini, sang inovator tetap gigih. Sebaliknya, ia justru semakin termotivasi untuk terus bergerak maju, mencari solusi inovatif dan melibatkan semua pemangku kepentingan pendidikan dalam upayanya. Ia percaya bahwa dengan bekerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta, semua hambatan dapat diatasi dan Kurikulum Merdeka Belajar dapat diimplementasikan di seluruh negeri.

Kita masuk ke dunia Kurikulum merdeka belajar. Diawal kita melihat begitu banyaknya polemik yang sampai saat ini masih terus diperbaiki oleh orang-orang pemangku jabatan. Mulai dari administrasi yang hanya jadi tujuan utama, infrastruktur hanya sekedarnya. Hingga, ke tingkat implementasi dari kurikulum tersebut kepada peserta didik.

Mari kita perluas wawasan kita bersama sang inovator. Terlepas dari polemik di atas, Dampak positif dari Kurikulum Merdeka Belajar semakin nyata. Kurikulum ini tidak hanya meningkatkan prestasi akademik, tetapi juga membantu siswa mengembangkan karakter dan kepribadian mereka. Anak-anak tidak hanya diajarkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga nilai-nilai seperti kepemimpinan, kerja sama, dan tanggung jawab, yang akan membantu mereka tumbuh menjadi generasi yang kuat dan kompetitif di masa depan.

Lebih dari itu, Kurikulum Merdeka Belajar juga menjadi katalisator untuk membangun masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya pendidikan dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Orang tua, guru, dan seluruh komunitas pendidikan menjadi lebih terlibat dalam mendukung perkembangan pendidikan anak-anak mereka, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih holistik dan berkelanjutan.

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka Belajar bukanlah sekadar sebuah program pendidikan, melainkan sebuah gerakan sosial yang mengubah paradigma dan budaya pendidikan di Indonesia. Ia membangun fondasi yang kuat bagi terwujudnya visi pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berkualitas untuk semua anak bangsa. Sang inovator dan Kurikulum Merdeka Belajar menjadi simbol perubahan dan harapan bagi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun