Mohon tunggu...
Muhammad Fikri
Muhammad Fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Researcher

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus Itu Bernama "Standar Pernikahan"

4 Juli 2022   21:25 Diperbarui: 4 Juli 2022   21:44 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Standar hanya dibuat masyarakat untuk membanding-bandingkan ekonomi seseorang, kebiasaan suka membanding-bandingkan inilah merupakan penyakit dan melahirkan virus yang mendampak di lingkungan masyarakat, bahkan dampak dari virus ini sangat merusak moral normatif seseorang.

Sebenarnya, melangsungkan pernikahan merupakan hal baik dalam adat masyarakat indonesia, demi mencegah terjadinya hal-hal yang merusak norma sosial dan norma agama tentunya. Maka, alangkah lebih baiknya jika suatu pernikahan dapat terlaksana tanpa adanya masalah oleh hal apapun, apalagi hanya karena pengaruh negatif lingkungan, seperti pandangan menurut masyarakat tentang standar pernikahan.

Standar pernikahan bisa merusak niat baik seseorang, maka sebisanya setiap individu yang memiliki keterkaitan dalam sebuah rencana pernikahan, hendaknya lebih menyaring lagi apa saja yang beredar dalam lingkungan, termasuk pembicaran masyarakat yang benar-benar harus difilter sebelum ditangkap.

Tidak ada keharusan pernikahan dilaksanakan dengan acara yang mewah, di gedung mewah, katering yang beragam, dekorasi mahal atau bahkan menyewa fotografer berkelas. Itu semua hanyalah bentuk gengsi masyarakat kekinian. Pemikiran seperti ini seharusnya dihilangkan dari masyarakat kita, dengan begitu pola sosial kita dapat membentuk sebuah relasi yang serat akan integrasi.

Jangan sampai sebuah gengsi mampu menghentikan aksi, capailah tujuan kita dengan porsi kemampuan kita, semua orang punya cara masing-masing dalam menggapai tujuan. Lalu, apa hanya karena standarisasi aksi kita terhenti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun