Pemahaman yang berbeda-beda tentang humanisme juga menimbulkan perbedaan pemaknaan tentang batasan penerapannya dalam dunia pendidikan.Oleh karena itu, harus ada kesamaan pemahaman mengenai kata "humanistik" dalam pendidikan. Dalam artikel tentang "Apa itu Pendidikan Humanistik?" Krischenbaum menjelaskan bahwa elemen-elemen seperti institusi pendidikan, lingkungan kelas, dan peran instruktur dapat dilihat sebagai bagian dari pendekatan humanistik, yang dinilai berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Hal ini menyoroti adanya variasi pendekatan humanistik dalam konteks pendidikan, yang secara keseluruhan tercermin dalam bidang psikologi humanistik. Abraham Maslow, dalam artikel yang membahas "Implikasi Pedagogis dari Psikologi Humanistik," menunjukkan kritiknya terhadap teori Freud dan teori perilaku dengan menekankan bahwa fokus utama seharusnya adalah pada potensi yang dimiliki oleh individu manusia. Pendekatan kaum humanis lebih menitikberatkan pada aspek-aspek perkembangan kepribadian manusia daripada hanya mengkaji aspek "kelainan" atau "penyakit" seperti yang dilakukan oleh pendekatan psikoanalisis Freud.Â
Teori humanisme diperkenalkan pertama kali di zaman Renaisans di eropa,bermula saat masyarakat mulai menggeser fokus sejak ke agamaan dan feodalisme menuju kebudayaan ,pendidikan dan pemikiran manusia.humanisme mengutamakan nilai nilai seperti martabat manusia ,pengetahuan,dan kebebasan berfikir.adapun tokoh tokoh yang ikut berperan penting dalam mengembangkan dan menyebarkan gagasan gagasan humanisme seperti petrach,Eramus,dan Thomas more.Â
Dalam proses belajar yang beragam, ada empat faktor yang dapat disesuaikan oleh pendidik, yaitu konten materi, metode pengajaran, hasil akhir, dan lingkungan pembelajaran di ruang kelas. Guru dapat mengkategorikan kebutuhan belajar siswa berdasarkan tiga elemen utama, yaitu kesiapan siswa, minat mereka, dan preferensi cara belajar. Siswa cenderung mencapai performa terbaiknya saat tugas yang diberikan sesuai dengan kapasitas dan pengetahuan sebelumnya, merangsang rasa ingin tahu dan motivasi, serta memberikan kesempatan untuk bekerja sesuai dengan preferensi individu mereka.Â
Teori pembelajaran humanistik dipandang penting untuk diterapkan pada proses  belajar mengajar di sekolah, dan digunakan oleh para pendidik sedikit banyak, secara langsung atau sederhana,dan terencana atau tidak langsungnya telah diterapkan dengan lancar.Pembelajaran mengikuti teori pembelajaran.Konsep pembelajaran menurut teori humanistik adalah karena agama merupakan landasan masyarakat, maka pembelajaran  efektif menggunakan materi pembelajaran  yang mencakup mata pelajaran pendidikan agama Islam, seperti pengembangan karakter, hati nurani,  perubahan sikap, dan analisis  fenomena sosial yang berlaku .Pembentukan kepribadian dan moralitas manusia.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengimplementasikan teori belajar humanisme dalam proses belajar mengajar:Â
1.Tekankan pengalaman pribadi: Izinkan siswa untuk berbagi pengalaman, pandangan, dan pemikiran pribadi mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi kelompok, jurnal reflektif, atau presentasi individu.Â
2. Memberikan Kebebasan dan Tanggung Jawab: Memberikan kebebasan kepada siswa  untuk mendalami atau menggalih minat dan bakatnya dalam belajar dengan menawarkan pilihan  tugas, proyek, atau topik penelitian.Â
3. Menghargai keunikan setiap individu: Menyadari bahwa setiap siswa adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan, minat, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Guru dapat bisa menggunakan cara yang berbeda beda dalam proses pendekatan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individu. Â
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori pembelajaran humanistik menitikberatkan pada pengalaman individu, kebutuhan, dan kemampuan siswa dalam pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran humanistik, relasi antara guru dan siswa tidak hanya memberi ruang kebebasan belajar tetapi juga mendorong penerapan praktis ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Â Keunggulan teori humanistik meliputi fokus pada pengembangan potensi manusia, pemahaman yang dalam tentang individu, dan pendekatan holistik terhadap kesejahteraan manusia. Namun, teori ini juga memiliki kelemahan seperti kurangnya generalisasi yang kuat karena penekanan pada pengalaman individu dan kurangnya dukungan empiris yang kuat dibandingkan dengan teori psikologi lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H