Mohon tunggu...
Fikri At Tamimy
Fikri At Tamimy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Banjarmasin, Kalimantan selatan pada 11 oktober 1993. menghabiskan masa kecil di pondok tahfiz qur'an Al-Ihsan Banjarmasin, dan melewati masa-masa sekolah di pondok pesantran Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai,Kalimantan Selatan. Dan sekarang terdaftar sebagai mahasiwa di fakultas psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured Pilihan

Nenek Tua Digugat Anak dan Menantu Rp 1 M, Apakah Masuk Akal?

25 September 2014   03:22 Diperbarui: 31 Maret 2017   02:00 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barusan saya membaca berita di www.dream.co.id dengan judul "Balada nenek Fatimah, Digugat Anak Kandung Rp 1 M" . Tentang seorang nenek tua yang digugat oleh putrinya sendiri dan menantunya dalam kasus sengketa tanah dengan gugatan senilai 1 M. sungguh miris hati membaca berita ini, bayangkan, seorang ibu yang sudah tua renta, usia 90 tahun digugat oleh putrinya dan menantnya dengan gugatan sebanyak 1 M, apakah hal itu masih bisa diterima akal sehat dan masuk akal ?

Bagi saya sendiri, dan juga teman-teman yang sependapat seperti saya, sebanyak apapun harta yang kita punya, jika itu hanya untuk membahagiakan kedua orang tua, sebanyak apapun akan kita keluarkan untuk kebahagiaan mereka. Pengorbanan yang orang tua korbankan untuk mendidik kita dan membesarkan kita sampai sekarang ini tidaklah bisa kita balas dengan harta yang kita punya, hal yang paling menyenangkan yang dirasakan orang tua ketika masa tua adalah ketika melihat anaknya sukses dan pasti berbakti kepada mereka, dan yang pasti tidak pernah melupakan mereka di masa senja mereka.

Ya… hal yang paling penting bagi kita yang masih memiliki orang tua adalah dengan berbakti kepada mereka, karena dengan berbakti lah kita bisa membahagiakan mereka, bukan dengan harta dan kekayaan yang kita punya.

Bayangkan perjuangan ibu kita dalam mengandung kita selama 9 bulan lebih, penuh perjuangan, penuh pengorbanan, dan penuh rasa sakit, terlebih ketika dalam proses melahirkan pasti tidak dapat dibayangkan rasa sakitnya oleh kita, terutama yang pria. Setelah kita lahir di dunia ini, ibu merawat kita, membesarkan kita, menyuapi kita makan, membersihkan kotoran kita, semua itu ibu kita lakukan dengan penuh cinta. Ketika sudah beranjak ke masa kanak-kanak, mungkin kita sudah bisa membantah ibu kita, nakal kepada orang tua kita, namun mereka tidak pernah menaruh kepada kita rasa marah yang berlebih, seandainya marah dan menegur pun semua itu demi kebaikan kita. Yaa.. orang tua kita hanya menginginkan kebaikan kepada anaknya.

Namun, dengan sangat besarnya pengorbanan orang tua, ayah dan ibu terhadap kita, baik itu dari segi harta, biaya, pikiran, perasaan, dan doa. Apa yang telah kita lakukan untuk kedua orang tua kita ?? Apaka kita sudah membahagiakan mereka ??

Yaa.. pengorbanan orang tua kita tidak akan bisa pernah kita balas, hanya dengan berbuat baik dan berbakti kepada keduanya lah kita bisa membahagiakan mereka, maka oleh sebab itu kita sering mendengar istilah “surga dibawah telapak kaki ibu”.

Jangankan menuntut orang tua dengan tuntuan uang 1 M, berkata “cih” atau “ah” saja kepada mereka dilarang, sudah jelas hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an :

14115645661057897654
14115645661057897654


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada mereka dengan perkataan “ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (Q.S Al-Israa : 23)

Islam mengajarkan bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua, menyakiti perasaan mereka sangat dilarang, bahkan berkata “ah” saja tidak boleh kepada orang tua kita, kita selalu dianjurkan untuk berkarta dengan perkataan yang baik dan mulia kepada mereka kedua orang tua kita.

Lalu apakah pantas seorang anak dan menantu menggugat orang tuanya sendiri, terlebih lagi ibunya yang sudah renta dengan gugatan yang tidak masuk akal  “1 M” ?? apalah  artinya harta yang kita punya jika kita telah menyakiti orang tua kita ??  tidak ada artinya sama sekali.

Maka oleh sebab itulah ketika saya mendapatkan hadiah dalam suatu perlombaan sebanyak 10 juta, setelah saya beritahu orang tua dan mereka memerlukannya, saya kasihkan saja uang tersebut tanpa pernah berharap dikembalikan. Yang saya minta cuma doa mereka supaya anaknya ini mampu mendapatkan rezeki lebih dari itu. Karena saya beranggapan bahwa harta anak adalah harta orang tua jua “dalam islam juga seperti itu”.

Jadi, bagi yang masih mempunyai orang tua, berbaktilah kepada mereka sebanyak mungkin, karena dengan berbakti lah kita bisa membahagiakan mereka, jangan pernah sekali kali menyakiti perasaan mereka. Bagi yang orang tua telah wafat, sering-seringlah berziarah ke maqam mereka dan tak lupa mendoakan mereka, dan jangan lupa menjalin silaturrahim dengan teman-temannya yang masih hidup.

Wallahu A'lam. Semoga Bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun