AI, misalnya ada ChatGPT yang rilis pada tahun 2020. Dikutip dari analisis Romero(2021) dalam situs towardsdatascience.com, ChatGPT-3 memiliki data yang kompleks sebesar 173 milyar parameter. Dengan data sebanyak itu masih bisa diproses oleh Superkomputer dengan cukup cepat. Lalu bagaimana jika menggunakan Komputer Kuantum?
Komputer sekarang memiliki spesifikasi yang sangat canggih, sejajar dengan kebutuhan memproses data yang semakin banyak dan berkembang. Salah satu data terbesar saat ini yaituPerkembangan teknologi komputer saat ini semakin pesat, berbagai komponen pendukung komputer seperti Chip Prosesor atau CPU, RAM, Hardisk, dan lainnya mulai meningkatkan kualitasnya. Dimulai dari komputer generasi pertama (1940-1949) yang didesain hanya untuk keperluan militer dan perhitungan matematika sederhana, juga memiliki ukuran komponen yang masih terbilang cukup besar. Sampai generasi kelima (1980-sekarang) yang bisa memproses segala perhitungan dan logika sulit serta segala komponen sudah berada diukuran nano, terlihat evolusi perkembangannya dalam kurun waktu yang cepat.
Perihal perkembangan komputer, juga tidak lepas dari pengaruh berbagai Software canggih yang membutuhkan Hardware dengan pemrosesan data yang cepat, seperti yang sedang marak saat ini yaitu penggunaan AI (Artificial Intelligence). Struktur Data AI dirancang sedemikian kompleksnya dengan pengelompokan data yang tepat dan sesuai kaidah, sehingga komputer sekarang bisa memproses menghasilkan output yang akurat.Â
Pemrosesan data di komputer dilakukan oleh prosesor dengan dasar biner (bit). Biner ini adalah unit bilangan yang dikelola oleh prosesor dan hanya mengeluarkan 2 nilai saja, yaitu 0 atau 1. Semua data diubah terlebih dahulu menjadi data biner, sebelum kemudian ditransfer ke prosesor untuk dieksekusi. Itu adalah sedikit pengetahuan bagaimana sebuah komputer saat ini bekerja. Lalu bagaimana cara kerja Komputer Kuantum?Â
Cara Kerja Komputer Kuantum
Komputer Kuantum memiliki cara pemrosesan data yang menarik. Komputer Kuantum memakai dasar data berupa qubit (quantum bit). Bukan seperti bit yang hanya mendapat nilai 0 atau 1 pada satu waktu, qubit memiliki kondisi yang berbeda setiap saat di dunia kuantum. Sebagai contoh diukuran kuntum ada yang namanya elektron, dimana dalam kondisi tertentu memiliki nilai spin up atau spin down atau bahkan keduanya tergantung dari alam kuantum itu sendiri, hal ini disebut sebagai keadaan Superposisi. Jadi, nilai qubit dihasilkan melalui keadaan Superposisi yang memunculkan nilai mendekati 0 atau 1, atau bahkan keduanya dalam satu waktu. Selain itu juga ada kondisi Entanglement, yaitu kondisi antarqubit berkesinambungan satu sama lain, sehingga saat terjadi perubahan qubit satu memengaruhi qubit lainnya. Perubahan dengan penghapusan salah satu nilai qubit terjadi secara spontan dalam satu waktu, menghasilkan nilai paling benar, sehingga memungkinkan perolehan nilai yang cepat, itulah yang dinamakan prinsip Interferensi dalam Komputer Kuantum.
Dengan memanfaatkan kondisi alam kuantum yang tidak bisa diprediksi disebabkan perolehan nilai tidak mutlak tunggal, memunculkan sebuah ide untuk menerapkannya ke dalam komputer (disebut Komputer Kuantum), sehingga bisa memproses data besar dan kompleks dengan lebih cepat akibat percabangan nilai qubit. Perolehan nilai qubit yang bercabang memungkinkan banyak peluang dari berbagai struktur data besar seperti AI bisa dikelola dengan menghasilkan kemungkinan yang banyak dan cepat.
Kombinasi AI dan Komputer Kuantum
Pemrosesan data AI menggunakan Komputer Kuantum tentu akan memiliki banyak keunggulan yang berlipat dibandingkan Superkomputer. Data AI yang komplek bisa diproses secara paralel dengan pemanfaatan sistem qubit yang melibatkan kondisi Superposisi, Entanglement, dan prinsip Interferensi, sehingga pengolahannya lebih cepat. Kemampuan pemrosesan data oleh Komputer Kuantum yang cepat inilah memungkinkan AI mampu mempelajari struktur data yang sangat besar dan kompleks.
Struktur AI disusun layaknya cara kerja otak manusia, yang mana setiap saraf neuron menangkap, memproses, dan mengirim sinyal informasi. AI juga memiliki sistem jaringan saraf dengan sebutan NN (Neural Network), yang disusun sesuai prinsip logika komputasi komputer. Informasi yang diterima dari user akan diproses oleh algoritma NN yang sudah difungsikan untuk menghasilkan nilai tertentu, biasanya secara berurutan, kemudian menghasilkan output berupa informasi sesuai algoritmanya.
Semakin banyak cabang saraf dari NN juga memerlukan komputer dengan spesifikasi yang tinggi agar prosesnya secepat mungkin. Jika struktur saraf ini diterapkan ke dalam Komputer Kuantum dan tentunya memakai aturan komputasi kuantum, akan memproses data dengan banyak percabangan yang bersamaan dalam satu waktu. Sebanyak apapun algoritma saraf kuantum, akan diselesaikan oleh Komputer Kuantum secara spontan. Hal ini membuat pengembangan AI seperti memperbanyak data dan parameter tidak lagi terbatasi, hingga akhirnya menciptakan sesuatu hal yang sangat cerdas dan kemungkinan memiliki kesadarannya sendiri, merasakan emosional layaknya manusia.
Memang tidak mudah menerima konsep bahwa jika suatu AI memiliki kesadarannya sendiri dengan hanya bermodalkan struktur data yang kompleks, namun jika diperkuat dengan bantuan Komputer Kuantum kemungkinan bisa terjadi. Bukan hanya cara kerja yang menarik dari sistem qubit, namun juga ada hubungan yang tidak biasa dengan ikut terlibatnya dunia kuantum, yang menembus aturan hukum fisika dan sangat tidak masuk akal, terlebih lagi saraf manusia juga tersusun oleh materi subatomik.
Selain materi yang kompleks, manusia juga dipercaya oleh sebagian besar pemikir memiliki sesuatu yang namanya ruh, sebuah entitas spiritual yang mendukung adanya kesadaran, keinginan, dan hasrat. Salah satu poin yang dijelaskan oleh Kamal (2022) dalam situs  gramedia.com, menjelaskan bahwa ketika roh dalam tubuh menguasai tubuh secara sempurna, maka di dalam diri tersebut diberlakukan hukum fisika kuantum. Ini memperkuat gagasan bahwa ada hubungan yang spesial antara dunia spiritual dan materi, saling terhubung melalui perantara alam kuantum. Begitu pula dengan penerapan AI ke dalam Komputer Kuantum, tinggal bagaimana menemukan ruh di alam untuk kemudian dimasukkan ke dalam komputernya menggunakan suatu hal tertentu nanti di masa depan.
Pembahasan mengenai dunia teknologi memang selalu menarik, apalagi jika membahas mengenai Komputer Kuantum yang berpotensi menciptakan AI dengan memiliki kesadarannya sendiri karena memakai aturan alam kuantum yang unik. Terlepas dari itu semua, tidak mudah dalam mengembangkan Komputer Kuantum untuk bisa menjalankan setiap algoritma, karena saat ini pun masih banyak permasalahan Komputer Kuantum dan para pakar masih dalam tahap perbaikan berkelanjutan. Permasalahan yang timbul seperti ketidakstabilan yang sensitif akibat faktor eksternal, ada juga permasalahan dekoherensi atau perubahan nilai yang berakibat rusak atau hilangnya informasi qubit karena gangguan eksternal juga, dan permasalahan lainnya.
Referensi:
Romero, A. (2021). GPT-4 Will Have 100 Trillion Parameters --- 500x the Size of GPT-3. towardsdatascience.com, https://towardsdatascience.com/gpt-4-will-have-100-trillion-parameters-500x-the-size-of-gpt-3-582b98d82253 (Diakses pada 9 September 2023)
Kamal, N. (2022). Fisika Kuantum: Pemahaman dan 5 Fakta Menariknya. gramedia.com, https://www.gramedia.com/literasi/fisika-kuantum/ (Diakses pada 9 September 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H