Mohon tunggu...
M. Fikran Pandya
M. Fikran Pandya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang gemar menulis, membaca, dan berolahraga. Fokus tulisannya meliputi psikologi, pendidikan, life-style dan studi kasus trending. Blog ini menjadi tempat berbagi pengetahuan seputar perkembangan mental, pendidikan, tips gaya hidup dan analisis kasus terkini. Follow @fikranpandya01 untuk ikuti pemikiran dan kontribusinya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Educare with Matahati Care Centre: Harapan Baru untuk Anak PMI di Kuala Lumpur

30 Januari 2025   06:50 Diperbarui: 30 Januari 2025   06:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengarahan Terkait Pentingnya Karakter Pada Anak-Anak di Sanggar Belajar Sentul, Kuala Lumpur (Sumber: Dokumen Pribadi)

Akses Pendidikan untuk Anak-Anak PMI

Di tengah hiruk-pikuk ibu kota Malaysia, ribuan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pendidikan. Berbeda dengan komunitas PMI di Sabah dan Sarawak yang memiliki Community Learning Center (CLC), anak-anak di Kuala Lumpur tidak memiliki wadah belajar yang memadai. Menjawab tantangan ini, Sanggar Belajar (SB) Sentul hadir sebagai solusi bagi anak-anak yang tidak terdaftar di sekolah formal.

Menurut Bapak Shohihnuddin, koordinator SB Sentul, terdapat sekitar 2.500 anak Indonesia di Kuala Lumpur yang tidak memiliki akses pendidikan, dengan angka yang terus meningkat hingga 10.000 anak di wilayah terpencil. Kebijakan Malaysia yang membatasi pendidikan bagi anak-anak PMI hingga kelas 5 SD semakin memperburuk keadaan. Oleh karena itu, SB Sentul berperan sebagai jembatan agar anak-anak ini tetap bisa mengenyam pendidikan dan terhubung dengan sistem Dapodik Indonesia, memungkinkan mereka untuk melanjutkan sekolah di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) atau kembali ke tanah air tanpa hambatan administratif.

“Sekali lagi saya sangat berterima kasih kapada Tim Matahati yang telah turut membantu kami dalam mengurus anak anak disini, harapannya untuk lebih lama mengabdi disini minimal setahun. Untuk akomodasi seperti tempat tinggal, makanan kami siap menanggung, dikarenakan kami memang kekurangan tenaga pendidik dari Indonesia.”

Perjalanan Sanggar Belajar Sentul

Didirikan pada akhir 2019 oleh Farid Makruf dari Dirdiklat Pusterad, SB Sentul awalnya hanya memiliki enam siswa dengan fasilitas belajar seadanya. Pandemi COVID-19 semakin memperparah kondisi, memaksa pembelajaran dilakukan di serambi rumah warga. Namun, semangat untuk memberikan akses pendidikan tetap menyala. Kini, SB Sentul telah berkembang dengan jumlah siswa yang lebih banyak, meskipun masih menghadapi tantangan keterbatasan tenaga pengajar, yang sebagian besar adalah mahasiswa KKN Internasional dari Indonesia dengan masa bakti singkat.

Program Peduli Anak Bangsa: Kolaborasi Matahati Care Centre dan UIN Malang

Pada 18–22 Agustus 2024, Yayasan Matahati Care Centre bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar "Program Peduli Anak Bangsa" di SB Sentul. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan dasar bagi anak-anak PMI yang sering terpinggirkan dalam sistem pendidikan Malaysia. Selain itu, program ini juga menjadi upaya untuk melindungi anak-anak dari risiko eksploitasi, termasuk trafficking liar.

Penguatan Karakter dan Motivasi

Pengarahan Terkait Pentingnya Karakter Pada Anak-Anak di Sanggar Belajar Sentul, Kuala Lumpur (Sumber: Dokumen Pribadi)
Pengarahan Terkait Pentingnya Karakter Pada Anak-Anak di Sanggar Belajar Sentul, Kuala Lumpur (Sumber: Dokumen Pribadi)

Selain pembelajaran akademik yang meliputi literasi dan numerasi, program ini juga menekankan pada pendidikan karakter. Salah satu sesi yang paling berkesan adalah motivasi dan refleksi yang dipimpin oleh Kak Acun dari Yayasan Matahati Care Centre. Dalam sesi ini, anak-anak diajak untuk memahami pentingnya menghargai pengorbanan orang tua serta menumbuhkan semangat belajar. Banyak anak yang merasa lebih termotivasi setelah sesi ini, bahkan beberapa di antaranya menitikkan air mata karena tersentuh oleh kisah perjuangan orang tua mereka sebagai buruh migran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun