Akses Pendidikan untuk Anak-Anak PMI
Di tengah hiruk-pikuk ibu kota Malaysia, ribuan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pendidikan. Berbeda dengan komunitas PMI di Sabah dan Sarawak yang memiliki Community Learning Center (CLC), anak-anak di Kuala Lumpur tidak memiliki wadah belajar yang memadai. Menjawab tantangan ini, Sanggar Belajar (SB) Sentul hadir sebagai solusi bagi anak-anak yang tidak terdaftar di sekolah formal.
Menurut Bapak Shohihnuddin, koordinator SB Sentul, terdapat sekitar 2.500 anak Indonesia di Kuala Lumpur yang tidak memiliki akses pendidikan, dengan angka yang terus meningkat hingga 10.000 anak di wilayah terpencil. Kebijakan Malaysia yang membatasi pendidikan bagi anak-anak PMI hingga kelas 5 SD semakin memperburuk keadaan. Oleh karena itu, SB Sentul berperan sebagai jembatan agar anak-anak ini tetap bisa mengenyam pendidikan dan terhubung dengan sistem Dapodik Indonesia, memungkinkan mereka untuk melanjutkan sekolah di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) atau kembali ke tanah air tanpa hambatan administratif.
“Sekali lagi saya sangat berterima kasih kapada Tim Matahati yang telah turut membantu kami dalam mengurus anak anak disini, harapannya untuk lebih lama mengabdi disini minimal setahun. Untuk akomodasi seperti tempat tinggal, makanan kami siap menanggung, dikarenakan kami memang kekurangan tenaga pendidik dari Indonesia.”
Perjalanan Sanggar Belajar Sentul
Didirikan pada akhir 2019 oleh Farid Makruf dari Dirdiklat Pusterad, SB Sentul awalnya hanya memiliki enam siswa dengan fasilitas belajar seadanya. Pandemi COVID-19 semakin memperparah kondisi, memaksa pembelajaran dilakukan di serambi rumah warga. Namun, semangat untuk memberikan akses pendidikan tetap menyala. Kini, SB Sentul telah berkembang dengan jumlah siswa yang lebih banyak, meskipun masih menghadapi tantangan keterbatasan tenaga pengajar, yang sebagian besar adalah mahasiswa KKN Internasional dari Indonesia dengan masa bakti singkat.
Program Peduli Anak Bangsa: Kolaborasi Matahati Care Centre dan UIN Malang
Pada 18–22 Agustus 2024, Yayasan Matahati Care Centre bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar "Program Peduli Anak Bangsa" di SB Sentul. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan dasar bagi anak-anak PMI yang sering terpinggirkan dalam sistem pendidikan Malaysia. Selain itu, program ini juga menjadi upaya untuk melindungi anak-anak dari risiko eksploitasi, termasuk trafficking liar.
Penguatan Karakter dan Motivasi
Selain pembelajaran akademik yang meliputi literasi dan numerasi, program ini juga menekankan pada pendidikan karakter. Salah satu sesi yang paling berkesan adalah motivasi dan refleksi yang dipimpin oleh Kak Acun dari Yayasan Matahati Care Centre. Dalam sesi ini, anak-anak diajak untuk memahami pentingnya menghargai pengorbanan orang tua serta menumbuhkan semangat belajar. Banyak anak yang merasa lebih termotivasi setelah sesi ini, bahkan beberapa di antaranya menitikkan air mata karena tersentuh oleh kisah perjuangan orang tua mereka sebagai buruh migran.