Mohon tunggu...
Fikra Filsafa
Fikra Filsafa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiwa

Topik yang saya sukai konten kunjungan di wisata wisata

Selanjutnya

Tutup

Trip

Candi Sumberawan: Warisan Bersejarah di Kecamatan Singosari, Jawa Timur

23 September 2023   06:10 Diperbarui: 28 September 2023   11:04 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, dengan sejarahnya yang kaya dan beragam, menyimpan berbagai peninggalan bersejarah yang memukau. Salah satu situs bersejarah yang mempesona adalah Candi Sumberawan, yang terletak di dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Jawa Timur. Candi ini adalah destinasi yang sangat menarik bagi para penggemar sejarah, seni, dan budaya. 

Akses menuju Candi Sumberawan lumayan jauh dari kota dan jalanannya lumayan sempit karena masuk dalam perdesaan dan masuk ke lahan perhutani, disarankan untuk membawa sepedah motor agar jarak parkir menuju candi lebih dekat. Jika ingin berkunjung ke candi sumberawan sangat mudah dijangkau karena sudah terdetek dengan google maps, dan di sepanjang perjalanan ada plang yang mengarahkan ke candi sumberawan. Candi ini pertama kali di temukan pada tahun 1904 oleh masyarakat setempat.

Pada tahun 1935, Dinas Purbakala Hindia Belanda mulai melakukan pengkajian terlebih dahulu. Lalu setelah dua tahun kemudian, Van Romondt memimpin aksi pemugaran candi tersebut. Kondisi saat ditemukan bagian puncaknya sudah runtuh. Candi sumberawan ini berbentuk stupa, biasa daerah sekitar candi menyebut stupa sumberawan, seperti versi candi borobudur mini. Di wilayah Provinsi Jawa Timur jarang sekali menemui candi yang berbentuk stupa, hal ini menjadikan candi sumberawan sangat istimewa.

Berdasarkan observasi dan membaca mading madinh di sekitar candi. Candi sumberawan merupakan candi peninggalan abad ke- 15 pada masanya Kerajaan Majapahit. Disebutkan bahwa Raja Hayam Wuruk pernah menunjungi situs ini pada 1359M saat ingin pergi ke Singhasari, hal ini sudah tercatat didalam kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang disebut pada pupuh 35 bait ke 4. Candi sumberawan ini belum pasti kapan didirikan, namun para ahli mencari tahu asal usul candi ini. Dengan memulai mencari kata lain dari stupa di bahasa sangsekerta, kata lain dari stupa itu yaitu caitia, salah satu tulisan yang menuliskan caitia yaiti di prasasti pendek dari relief Karmawibhangga yang ada di candi borobudur, karena candi borobudur itu sudah jelas bahwa merupakan candi buddis. 

Dari itu stupa sumberawan ini dapat diketahui bahwa candi budha juga. Dan ada terdapat prasasti dari jawa timur bahwa didalam teks tersebut di temukannya di singosari dan tokohnya Mpu Mada, dia mendirikan caitia, caitia merupakan bangunan bersifat budis, satu satunya bangunan budis yang ada di singosari yaitu candi sumberawan ini.

Menurut observasi yang sudah dilakukan bangunan candi sumberawan ini berbentuk persegi dengan ukuran 6,3 m x 6,3 m tinggi 5,56 m. Bangunan ini terdapat tiga bagian yaitu batur, kaki serta tubuh candi. Bangunan candi ini tidak memiliki hiasan atau ukiran dan juga tidak ada tangga menuju stupa, sehingga tidak ada akses naik untuk melihat kondisi bagian puncak yang sudah runtuh. 

Selain itu candi ini tidak terdapat ruang yang biasanya digunakan untuk menyimpan artefak (benda-benda suci) seperti stupa pada umumnya. Selain menjadi destinasi wisata edukasi dan wisata camping, candi sumberawan juga masih digunakan untuk kegiatan pemujaan bagi masyarakat setempat. Sumber air yang dekat candi ada dua yaitu sendang panguripan dan sendang drajat. 

Konon banyak sekali pengunjung dari luar pulau jawa jauh jauh datang ke candi ini untuk mendapatkan sumber air yang di pecayai untuk menyembuhkan orang sakit yaitu di sendang panguripan atau jika akan melakukan hajatan yaitu di sendang drajat, bisa bersemedi disana, namun harus mendapatkan izin dari pendeta di sana. Perihal keamanan bagi pengunjung, kebersihan, dan pelestarian disana, karena dicandi terdapat juru pemelihara dan petugas kebersihan. 

Candi Badut kini sudah dikelola dengan baik dari pemerintah Pemprov Jatim, upayanya dalam bentuk dukungan berupa melakukan kegiatan pemugaran, pencatatan melalui kegiatan inventarisasi, melakukan konservasi secara berkala dan menempatkan juru pelihara candi dan petugas kebersihan, selain itu situs yang bersejarah ini sudah lebih modern perihal edukasi yang ada disana, mulai dari pembuatan mading berisi nama nama nama arsitektur hingga ukuran bangunan, dan ada sejarah lengkapnya yang dapat di akses melalui scan barcode yang sudah disediakan untuk pengunjung di mading tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun