Sebut saja soal adegan jatuhnya lampu saat Christine melakukan audisi, lampu itu betul-betul terjatuh dan melayang di atas kepala penonton dan membuat orang-orang histeris atau juga letusan senjata api. Tata panggung benar benar menggambarkan kondisi opera dan kota Paris di masa tahun 1900-an dan kostum yang sangat menggambarkan suasana dan peran tokohnya.
Panggungnya seperti terbagi tiga, ketika satu per satu adegan berganti suasana, dengan cepat panggung itu disulap berdasarkan adegan yang dinginkan, seperti ketika adegan The Phantom dan Christine masuk menenembus kaca dan tiba-tiba keduannya seakan menuruni kanal-kanal dan lorong air kota Paris.
Adegan lainnnya yang membuat decak kagum adalah adegan Christine dan The Phantom terlihat benar-benar menggunakan perahu dan diselimuti kabut. Keduanya betul-betul berlayar! Teknologi panggung yang modern dan sedikit teknik sulap membuat penonton angkat topi.
Nah kekuatan lainnya untuk drama ini ada pada musik orkestra. Pemain bayangan ini benar-benar membuat penonton larut dengan alunan musik-musik mereka. Mereka memang tidak terlihat, tetapi memiliki andil besar dalam jalannya pementasan.
Secara keseluruhan penampilan Her Majesty Theatre benar-benar mengagumkan. Penonton bertepuk tangan dan memberikan siulan pujian bagi para seluruh pemain. Ya di kota london orang tidak hanya berbelanja, di kota ini orang bisa memanjakan diri untuk menonton pertunjukan seni kelas tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H