Seorang wanita terlahir di kota Bogor pada tanggal 20 Mei 1996. Citta Nirmala Mahardhika Rachmavianti anak ke dua dari tiga saudara, pasangan Avianto dan R. Wati Rachmawati. Seorang wanita yang menyukai Doraemon ketika dirinya berusia dini hingga mencapai kepala dua. Sejak dirinya bersekolah di Sekolah Dasar Polisi 4 Bogor, beliau sudah aktif melukis dan membuat komik. Bakat yang sudah dapat dilihat dimasa depan, bakat yang semua orang belum tentu memilikinya.
Selepasnya beliau dari sekolah dasar, Beliau berlanjut menuntut Ilmu ke Sekolah Menengah Pertama tepatnya di SMP Negri 9 Bogor, dirinya tidak lagi aktif membuat komik, namun dirinya mencoba hal baru. Beliau mencoba belajar bagaimana menari dan berbahasa jepang. Bahasa jepang yang salah satu bahasa sulit di dunia, beliau belajar dengan cara otodidak. Dimana saat-saat SMP mungkin sebagian anak sekolah enggan untuk mempelajari bahasa asing. Beliau berkata “Karena aku suka Doraemon maka aku ingin belajar bahasanya”, dari situlah dirinya mencoba belajar bahasa jepang sendiri tanpa bantuan orang lain, sumbernya beliau lihat di buku dan internet.
Ketika anak-anak lain memiliki citta-citta menjadi Dokter, Guru, Suster, Polisi dan lainnya, tanpa ragu dan tanpa rasa takut beliau menginginkan bahwa dirinya ingin bisa belajar 5 bahasa dari negara lain. Suatu keputusan yang dimulai dari tertariknya beliau dengan bahasa yang digunakan doraemon salah satu kartun jepang dengan tulisan yang berbeda dengan tulisan Alphabet. Dan saking tertariknya beliau mempelajari 4 bahasa tulisan jepang. Sekolah menengah pertama adalah tempat dimana beliau mulai tertarik mencoba bahasa lain yaitu bahasa Korea. Alasan yang sama simplenya sama dengan ketertarikan beliau berbahasa Jepang, Kpop atau biasa di kenal dengan Korean Pop Genre musik Korea dengan banyaknya mamber atau anggota yang biasa kita sebut Boyband. Ketertarikan ini yang akhirnya membuat beliau mau dan wajib mempelajari bahasa Negri Gingseng tersebut.
Menginjak bangku SMA, beliau memperdalam bahasa Jepang karena di sekolah tersebut memiliki sistem belajar Bahasa Jepang. SMA Kosgoro Bogor adalah salah satu saksi bahwa dirinya pernah menjadi salah satu siswa yang aktif di organisasi Nihon Club dimana Jepang adalah hal utama didalamnya. Ketua sekaligus awal mulai Nihon di kenal di sekolah tersebut dengan kerja keras dan keseriusan beliau membangun organisasi yang pada masa beliau menjabat sebagai salah satu organisasi siswa terpandang di SMA Kosgoro Bogor.
Saat ini dimana bangku Kuliah adalah hal yang harus kita matangkan dalam masa depan apa yang ingin kita tuju, wanita ini sudah dapat mempastikan dirinya memiliki pemahaman dalam 3 bahasa asing. Jepang, Korea dan Inggris adalah modal dirinya menginjak dan memastikan masa depan di dunia pekerjaan. Pengalaman yang sudah beliau kantongi seperi dirinya pernah menerjemahkan komik-komik Jepang dan Korea, Beliau juga pernah membantu kakak sepupunya untuk bertahan di Negara Jepang, dirinya menjadi translator tantenya yang pergi ke kota Tokyo Jepang, karena beliau tidak paham bahasa kanji dan lainnya maka beliau membantunya melalui smartphone.
Pengalaman yang sangat amat beliau banggakan adalah untuk pertama kalinya dirinya menerjemahkan Film kartun kesukaannya. Film Doraemon yang akan rilis di Indonesia tahun 2016/2017, salah satu penerjemah bahasa dari bahasa Jepang ke Indonesia memang tidak sampai full namun beliau mendapat bagian sebagai Time Coding dimana beliau sendiri yang memasukkan Translate bahasa itu ke dalam Film tersebut dari awal sampai akhir. Pengalaman yang amat sangat membahagiakan hidup, dimulai dari sukanya beliau terhadap kartun Doraemon, ketertarikan yang membuat pengalaman sebesar ini terkabul, Film masa kecil yang selalu di lihat dan saat ini beliau sudah menontonnya perdana. Pertama kali Film tersebut datang ke Indonesia, beliau salah satu orang beruntung yang membuat para anak-anak pecinta kartun tersebut ingin cepat menonton dan menjadi dirinya karena bisa menyaksikan pertama kali Film tersebut tiba di Indonesia.
Jalan hidup tidak semulus yang dipikirkan, tidak mudah untuk mencapai itu semua. Beliau juga pernah merasakan sakit yang begitu jatuh. Remehan dari orang-orang yang iri dengan dirinya dengan apa yang beliau lakukan. Anggapan yang dimana pelajaran haruslah dipelajari dari sekolah, meremehkan kepercayaan diri yang untuk belajar bahasa asing dengan kemamuan individu. Dengan banyaknya cibiran dan hinaan membuat dirinya pernah tidak sama sekali mempelajari bahasa Jepang dan Korea. Namun beliau bangkit. Ketika SMA, pelajaran yang kebetulan diajarkan di sekolah beliau tersebut adalah bahasa Jepang. Dengan nilai yang baik, selalu mendapat nilai tidak kurang dari 90 membuat kepercayaan dirinya meningkat dengan dibanggakannya beliau oleh salah satu sensei di sekolah tersebut dengan pengalaman dimana dirinya di perkenankan berpidato bahasa Jepang saat upacara dan kelulusan SMA. Awal yang baik pula dilakukan ketika seorang teman yang menyukai Korea dan beliau mengajarkan sedikit bahasa kepadanya, yang membuat teman beliau merasa senang maka di saat itupula beliau mulai kembali menyukai bahasa Korea tersebut.
Kata – kata yang beliau ucapkan saat Interview ini berlangsung, kalimat yang semua orang yakini akan membawa pengaruh lain dengan membacanya, “Kalau niat, semua pasti ada jalannya. Dengan tekun belajar pasti akan membuahkan hasil. Saya juga pernah merasakan jatuh, merasakan hinaan dan pandangan sinis, namun dengan senyuman dan ketabahan semua itu akan hilang dan digantikan kebahagiaan”. Citta Nirmala Mahardhika Rachmavianti adalah salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila peminatan Media Studies.
Rifa Aisatu Ulfa Z
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pancasila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H