Mohon tunggu...
Fikolas AdiPrastyo
Fikolas AdiPrastyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

mencatat data dan menganalisis data seputar ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Review ''Keberhasilan Tenaga Kerja Wanita di Hongkong''

18 Januari 2023   15:33 Diperbarui: 18 Januari 2023   15:38 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Migrasi internasional disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat namun tidak dengan kesempatan kerja dan ketersediaan. Migrasi kebanyakan di dominasi oleh perempuan, mereka ingin dirinya memiliki peran sebagai pekerja yang aktif mencari nafkah. 

Data menunjukkan bahwa faktor-faktor migrasi yaitu kesempatan kerja di suatu Negara diikuti dengan pertumbuhan angkatan kerja yang berlebihan di negara tersebut. Hong Kong merupakan satu dari sekian negara yang menjadi tujuan warga negara untuk bekerja disana. Bekerja di Hong Kong relative aman daripada di negara lain dikarenakan Hong Kong menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) serta tegas dalam menegakkan hukum. 

Perlindungan TKI di Hongkong berdasarkan hubungan baik antara Indonesia dengan Hongkong. Sebagai komitmen untuk melindungi pekerja migran, Pemerintah Indonesia telah menyepakati Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah Hong Kong. 

Setiap tahunnya warga Indonesia menjadi pekerja migrasi, kebanyakan dari mereka adalah Wanita sekitar 72% dari total pekerja imigran. Melunjaknya pekerja Wanita. Rata-rata, pekerja perempuan dating dari berbagai daerah di Indonesia, Terutama dari desa-desa. Salah satu alasannya Untuk meningkatnya jumlah perempuan Pekerja berasal dari patriarkal struktur perkembangan, yang merampas mata pencaharian perempuan.

Pemerintah Hong Kong juga membuat regulasi yang cenderung lebih memperhatikan perempuan, seperti gaji minimum, deskripsi tentang pekerjaan, kondisi tempat tinggal, asuransi kecelakaan kerja, satu hari libur dalam seminggu, cuti tahunan 7 hari, makan dan transportasi, dan asuransi kesehatan untuk menunjang para pekerja tersebut. 

Dengan menjadi tenaga kerja perempuan, Mereka berpartisipasi dalam ekonomi sektor keluarga. Namun Pilihan mereka bekerja di luar negeri adalah dikarenakan masalah seperti subordinasi ataupun penindasan. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan perlindungan dari pemerintah. Pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai pekerja dan Keaktifan adalah pengembangan diri ke dalam perubahan. Berdasarkan Fakta yang disebutkan sebelumnya, penulis Tertarik untuk mempelajari faktor-faktor Yang membuat tenaga kerja perempuan sukses di Hong Kong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun