Setelah melewatkan hampir 15 menit babak pertama karena berputar-putar mencari warung kopi, saya saya memutuskan menonton sambil berdiri dari luar pagar sebuah cafe. Mahfum, belasan tempat nobar yang di sekeliling Topaz Makassar tak lagi menyisakan kursi. Semua terisi penuh oleh penonton final piala dunia.
Pertandingan yang mendebarkan. Teriakan penonton di warkop sebelah juga tak kalah bikin sesak. Sebab rupanya laga Argentina vs Perancis mereka tonton lewat stasiun tv nasional, golnya terjadi semenit lebih cepat ketimbang tempat saya yang digelar lewat platform streaming. Akhinya saya memilih pindah kesana dan berdiri mengambil tempat lagi-lagi di luar pagar.
Saat Argentina unggul 2 gol, malah semakin menambah kegusaran. Saya mengingat-ingat ucapan Mbak Rara si pawang hujan MotoGP. Ia bilang Tim Tango memang akan unggul duluan, namun Perancis yang akan akan menggondol piala. Hal senada juga dikatakan si Athos Salome, peramal Brazil yang konon penerus Nostradamus itu.
Untungnya meleset.
Pertandingan berakhir. Tampaknya juga akan mengakhiri debat tentang siapa yang terbaik antara Messi dan Ronaldo. Walaupun sebetulnya, menurut saya tanpa gelar Piala Dunia pun, secara kualitas dan kuantitas Messi pada dasarnya lebih oke.
Dari awal karir profesional mereka berdua hingga sekarang ini, Ronaldo telah menjaringkan gol 819 kali dan Messi 795 gol. Beda 24 gol.
Namun agaknya kurang fair kalau membandingkan vis a vis raihan mereka dengan statistik per hari ini. Pasalnya saat ini Messi yang berusia 35 tahun, 2 tahun lebih muda dibanding Ronaldo yang 37 tahun. Artinya dengan usia yang lebih tua, Ronaldo menjalani 120 pertandingan lebih banyak ketimbang Messi.
Jika demikian, maka akan lebih tepat kalau kita mengkomparasi raihan Messi dan Ronaldo, pertama pada umur yang sama, kemudian pada masing-masing pada penampilan ke-1000 nya.
Ronaldo melakoni laga ke-1000 pada umur 35 tahun melawan SPAL di Liga Italia, tahun 2020 silam. Pada saat itu, Ronaldo mengemas total 725 gol, 216 assist dan 31 tropi.
Messi saat ini telah berusia 35 tahun. Dan beberapa pekan lalu, baru saja menuntaskan laga ke-1000 nya di Piala Dunia 2022 versus Australia. Total akumulasinya adalah 789 gol, 348 assist dan 41 gelar.
Coba lihat, dengan usia dan jumlah laga yang sama, Messi
unggul 64 gol atas Ronaldo.
Cristiano Ronaldo after 1000 games;
725 goals
216 assists
31 trophiesLionel Messi after 1000 games;
789-goals
348-assists
41-trophies#FIFAWorldCup Stats #Messi|#CR7|#ARG|#ARGAUS pic.twitter.com/cqIOQi6TFc--- FIFA World Cup Stats (@alimo_philip) December 3, 2022
Namun statistik ini tak menghentikan perdebatan. Masing-masing penggemar bersikukuh masih pada pendapatnya. Tapi seperti kata gelandang Inggris, James Maddison, gelar Piala Dunia ini perlu ada agar perdebatan tersebut benar-benar berakhir. Semoga.
Setelah laga usai, Jammie Carragher, mantan pemain Liverpool kemudian mengurutkan daftar pemain bola terbaik menurut versinya. Messi diurutan satu, lalu diikuti Maradona, kemudian Pele, serta Ronaldo dan Zidane diurutan 5 dan 6.
Pesohor dunia beramai-ramai mengucapkan selamat kepada Messi dan Argentina, baik dari dunia sepak bola maupun yang bukan, seperti mantan Presiden Amerika Barack Obama dan pimpinan Apple Tim Cook. Atau Federer dari dunia tennis. Obama bahkan secara ekplisit menyebut Lionel Messi the GOAT, Greatest of All Time.
Bintang NBA Le Bron James sebelum pertandingan mengatakan Messi - Mbappe adalah duo terbaik yang pernah ada. Saat Argentina mengangkat piala, dia lalu menulis nama Messi diikuti gambar kambing yang merupakan sinonim dari kata GOAT.
Dari dunia sepak bola, responnya tak terhitung.
Lalu bagaimana respon Cristiano Ronaldo?
Mungkin hanya saya yang berpikir soal respon dia manakala penendang pinalti terakhir Argentina melesakkan gol penentu. Saat itu juga, saya membuka akun Instagramnya. Namun tak ada ucapan bahkan komentar sedikipun dari Cristiano Ronaldo.
Saya lalu mengunjungi akun kakak perempuannya, Katia Aveiro. Sebab selama ini biasanya Katia yang selalu melontarkan pernyataan-pernyataan menarik seputar Ronaldo. Misalnya saat ia mengomel kepada Van Dijk usai gelaran Ballon D'or 2019, saat bek Belanda itu bercanda soal Ronaldo.
Atau saat ia kecewa menuduh adanya permainan mafia kala Modric menerima Ballon D'or edisi 2018, yang menggeser Ronaldo keurutan 2. Pada Piala Dunia Qatar, Katia mungkin tidak terima saat Ronaldo cuma mengisi bangku cadangan Portugal. Ia lalu meminta si adik untuk pulang saja ke Portugal.
Usai pertandingan final, Katia yang memosting story berisi ucapan selamat kepada Argentina dan pujian kepada Kilian Bbappe. Namun ia menyebut Piala Dunia Qatar sebagai yang terburuk sepanjang masa. Tak cukup setengah hari, postingan ini kemudian sudah terhapus.
Tak ada respon dari Ronaldo, bahkan hingga sekarang ini, setelah dua hari berlalu.
Agaknya cuma angan-angan kalau mengira Ronaldo akan akan mengucapkan selamat kepada Messi, yang membayangi karier dan rekor-rekornya belasan tahun terakhir. Benzema saja, yang adalah rekannya bermusim-musim di Madrid, tak mendapat ucapan selamat darinya saat merengkuh Ballon D'or tahun baru-baru ini.
Pertandingan ini menyisakan banyak hal menarik. Bahkan banyak orang termasuk John Terry, mantan bek Chelsea dan Inggris menyebutnya sebagai pertandingan final terbaik yang pernah ia tonton. Kualitas bintang Mbappe yang pada babak pertama dikawal ketat, juga terlihat betul-betul mencolok selama hampir 80 menit terakhir.
Seperti kata banyak orang, saya juga setuju bahwa Mbappe adalah bintang yang sangat potensial melewati rekor dan raihan Messi di masa depan.
Kita tunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H