Meretas Konflik
Endro melihat, salah satu penyebab menjamurnya kisruh antar kelompok di Luwu Utara adalah tersumbatnya kreativitas anak-anak muda. Keran-keran untuk menyalurkan inspirasi dan inovasi para pemuda terkatup rapat tanpa ada yang mencoba membuka. Masyarakat di titik konflik tak pernah dibuatkan ruang untuk mengejawantah apa yang membeku dalam pikiran mereka.
Kita mesti berpikir adil sejak dalam pikiran, mungkin Endro memahami betul akan falsafah itu. Sehingga saat ia bersentuhan dengan mereka yang terlibat dalam konflik, tak serta merta menjustifikasi bahwa mereka adalah kriminal. Upaya konseling dan berdiskusi dengan warga yang sebelumnya polisi jarang lakukan, oleh Endro dioptimalkan.
Dari sanalah , Polisi dapat mendengar dan memberi penjelasan. Dari sana pula, masyarakat memahami bahwa mereka mempunyai polisi-polisi yang memberi perlindungan, polisi-polisi yang dapat memberi pengayoman.
Ia juga menyebut, bahwa pembangunan sumber daya manusia menjadi penting dan mesti diperhatikan orang mereka yang menjadi penentu kebijakan daerah. Suara-suara masyarakat juga mesti didengar dan jangan dianggap sebagai beban.
Endro menganggap, saat anak-anak muda berlomba menuang kreativitas, bukan karena mereka berorientasi pada keuntungan individual, tetapi lebih kepada bagaimana mereka memperlihatkan kemampuan bahwa mereka bisa memberi manfaat bagi sekitar. Maka menjadi penting untuk senantiasa mendukung mereka, yang menjadi penerus masa depan Luwu Utara.
Dalam teori konflik, langkah-langkah mainstream yang sering dilakukan memang tak berefek. Semisal dialog, penjagaan oleh aparat, dan sosialisasi perdamaian lebih kepada langkah parsial yang tak menyentuh subtansi masalah. Dan Endro lebih memilih pendekatan yang tak sama.
Memupuk Pondasi
Jika polisi disematkan tugas untuk memelihara keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, maka bagi saya, semua hal tersebut telah dipenuhi oleh sosoknya. Â Banyak pihak menilai, Endro telah menyusun pondasi yang luar biasa di Luwu Utara. Ia meninggalkan pendekatan-pendekatan dalam bidang keamanan yang mesti diteruskan oleh penggantinya.
Bagi saya, rasa-rasanya kepemimpinan Endro serupa musik Jazz. Kadang kita dibuai dengan betotan bass yang energik, atau alunan saksofon yang lembut, kadang pula dengan alunan tuts-tuts piano yang romantik. Endro menautkan segala kebaikan dengan ketegasan yang ada disisi lain. Kepemimpinannya kaya akan makna. Kepemimpinannya meninggalkan kesan luar biasa.
Kepada polisi, ia memberi wejangan, bahwa kepada merekalah masyarakat memanggulkan sejuta harap. Maka mereka harus memberikan pelayanan yang luar biasa pula kepada mereka. Jika polisi melakukan hal-hal yang tidak baik, masyarakat akan merekam hal itu dalam benak. Sehingga kepercayaan kepada mereka akan sulit terbangun. Ia mewanti-wanti agar menghindari perlakuan yang kasar terhadap masyarakat yang tak semestinya.