Meskipun terlihat sederhana, proses pembuatan Flash Card ini tidaklah mudah. Tantangan pertama adalah mengumpulkan materi. Selain itu, ia juga harus mencari kajian literatur dan menyusun data dengan detail. Tantangan lain adalah mendesain kartu agar menarik dan informatif.
"Desainnya harus sederhana tetapi tetap lengkap agar mudah dipahami mahasiswa," tambahnya.
Selain itu, waktu yang dibutuhkan cukup lama. "Mengumpulkan data saja membutuhkan waktu berminggu-minggu, apalagi ditambah proses desain dan pencetakan," ungkapnya.
Rencana Pengembangan
Inovasi ini masih dalam bentuk manual, tetapi Finda memiliki rencana untuk mengembangkannya menjadi versi digital. Selain itu, Finda berencana memperbanyak jumlah kartu dan melibatkan lebih banyak kategori sistem tubuh.
"Saya ingin membuatnya lebih elektronik sehingga mahasiswa bisa mengakses materi ini dari mana saja. Bentuk digital juga lebih efisien untuk kebutuhan pembelajaran di masa depan. Selain itu, saat ini hanya ada 100 kartu tetapi kedepannya akan menambah jumlahnya agar lebih lengkap," jelasnya.
Finda berharap Flash Card ini dapat memberikan dampak positif bagi mahasiswa. Finda juga berharap inovasi ini mendapat dukungan lebih lanjut untuk pengembangan ke arah yang lebih modern. Serta merupakan langkah awal untuk mengembangkan inovasi menjadi alat pembelajaran yang canggih dan bermanfaat bagi pendidikan kedepannya.
Baca juga: Fortawa 2024, Fikes Umsida Kenalkan Sistem Akademik dan Program unggulan
"Saya ingin mahasiswa lebih percaya diri dan menikmati proses belajar. Dengan alat bantu ini, mereka tidak hanya memahami terminologi medis, tetapi juga meningkatkan ketepatan dalam menentukan kodefikasi penyakit," ujar Finda.
Inovasi Flash Card Anatomi Medis oleh Alfinda Ayu H. menjadi solusi nyata dalam menjawab tantangan pembelajaran di Prodi MIK Fikes Umsida. Dengan fitur yang mendukung pembelajaran praktikum kodefikasi, Flash Card ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan minat mahasiswa terhadap terminologi medis. Ke depannya, inovasi ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi alat bantu belajar digital yang lebih praktis dan efisien.
Penulis: Ayunda H