Mohon tunggu...
Ascencia Fike
Ascencia Fike Mohon Tunggu... Freelancer / Blogger -

Freelancer dan blogger yang suka makan, jalan-jalan, dan menulis. Tulisannya dalam Bahasa Inggris bisa ditemukan di http://ascenciafike.com dan http://medium.com/@ascencia.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

(Untung) Ide Saya Dicuri!

7 September 2018   13:43 Diperbarui: 7 September 2018   13:47 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari Bookabuku

Sudah lama sekali sejak saya terakhir menulis di Kompasiana. Saat itu saya seorang anak SMA kelas 12 yang sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia, sekarang saya baru saja lulus dari jurusan Sistem Informasi dan menambah S. Kom. di nama saya!

Sudah lama juga saya tidak menulis dalam Bahasa Indonesia, biasanya saya menulis dalam Bahasa Inggris di sini dan sini.

Saat ini saya adalah seorang freelancer, bekerja dengan beberapa klien dari Australia, Singapura, Belanda, dan Amerika Serikat. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas hari ini. Melainkan sebuah ide yang terpikirkan dan hampir saya wujudkan saat kuliah. Membuat sebuah startup yang menolong masyarakat Indonesia untuk membaca buku.

Kebetulan saya adalah penikmat buku (yang lumayan parah). Sejak kecil saya akrab dengan Laura Ingalls, Lima Sekawan, dan novel-novel lainnya. Beranjak ke usia remaja, saya mulai membaca buku-buku self-help dan bisnis dalam bahasa Inggris. Saya ingat betapa bahagianya masuk ke toko buku Times (atau yang sekarang dikenal Books & Beyond) di dekat Mal Lippo Karawaci. Rasanya seperti di surga!

Masalahnya, harga buku-buku yang saya inginkan mahal sekali. Paling murah Rp 150.000,00. Ada yang mencapai Rp 500.000,00 bahkan Rp 600.000,00. Pokoknya tidak terbeli, lah.

Akhirnya selama SMA saya hanya bisa puas dengan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah, entah itu buku sastra atau novel berbahasa Indonesia. Saya tidak mau bermimpi untuk membeli buku-buku di Books & Beyond.

TUGAS KULIAH

Di tahun ketiga saya berkuliah (jurusan Sistem Informasi), kami mendapat mata kuliah Entrepreneurship untuk yang kedua kalinya. Waktu itu kami dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5 orang, lalu diminta untuk menyusun rencana usaha yang berhubungan dengan jurusan kami.

Saya ingat kesulitan saya dalam mendapatkan akses ke buku-buku berkualitas. Buku-buku yang mahal harganya, tetapi sebenarnya hanya sekali dibaca oleh pemiliknya.

Saya membentuk kelompok dengan beberapa teman baik saya, dan mengusulkan untuk membuat website/platform untuk pinjam-meminjam buku. Semua setuju. Kami namakan usaha kami Book2Book.com.

Selama 1 semester, kami mengembangkan konsep usaha kami tersebut. Berapa harga untuk meminjam? Apakah orang yang meminjamkan akan mendapat uang? Bagaimana proses pengantaran bukunya? Apakah akan ada orang 'jahat' yang tidak bertanggung jawab dan membawa kabur buku yang dipinjam? Satu persatu pertanyaan-pertanyaan tersebut kami coba jawab dan ajukan solusinya.

Saat akhir semester tiba, kami harus mempresentasikan ide dan konsep usaha kami kepada dosen pembimbing mata kuliah kami dan dosen dari kelas lain. Dosen pembimbing kami sangat menyukai ide tersebut dan mengatakan bahwa kami bisa menjalaninya, potensinya besar dan idenya inovatif. Saat itu saya sempat terlena dan memikirkan kemungkinan tersebut, tetapi mengingat semester selanjutnya saya harus menjalani program magang wajib dan setelahnya menyusun skripsi, saya urungkan niat tersebut.

BOOKABUKU

Hampir 2 tahun kemudian, saya sudah 'move on', menyelesaikan skripsi, lulus, bekerja sebagai freelancer. Sampai beberapa bulan lalu, saat saya sedang membuka LinkedIn, saya melihat adik kelas SMA saya sedang menjalankan internship di sebuah perusahaan bernama Bookabuku.

Penasaran, saya menelusuri LindkedIn Bookabuku dan websitenya.

Wah, keren banget.

Coba dulu saya jalani ide saya.

Itulah yang saya pikirkan saat pertama kali melihat website Bookabuku. Secara konsep, website ini sama persis dengan website yang ingin saya kembangkan. Sebuah platform online yang membantu orang untuk bertukar buku, meminjam, dan meminjamkan buku.

tangkapan layar dari Bookabuku
tangkapan layar dari Bookabuku
Walaupun kecewa, saya bersyukur karena ada beberapa ide operasional bisnisnya yang dulu tidak terpikirkan oleh saya maupun teman-teman saat menyusun konsep barterbuku. Bahkan ide-idenya lebih inovatif dan bagus dibandingkan jika saya yang menjalankannya antara lain:

1. Dulu, untuk Book2Book, saya merencanakan harga per buku yang dipinjam, yaitu sekitar Rp 20.000,00 belum termasuk ongkos kirim. Harga ini mencakup komisi untuk platform dan keuntungan untuk pihak yang meminjamkan. Persentase tepatnya saya lupa berapa, tapi komisi untuk platform jauh lebih sedikit dibandingkan untuk yang meminjamkan.

Sedangkan Bookabuku menawarkan biaya berlangganan, Rp 69.000,00/bulan, meminjam buku sepuasnya, dengan syarat maksimal 2 buku sekali meminjam. Skema harga seperti ini (berlangganan) memang sedang banyak dipakai, sebut saja Netflix dan Spotify. Waktu itu saya tidak terpikir untuk mengadopsi konsep berlangganan, tetapi sepertinya Bookabuku cukup berhasil karena tawarannya menggiurkan dan berhasil membuat saya berlangganan

2. Untuk proses pengantaran buku, dulu kami membebaninya pada si peminjam, dengan harga sekitar Rp 8.000,00 - Rp 9.000,00 seperti barang biasa. Entah bagaimana caranya, Bookabuku berhasil menggandeng Jet (kurir) sebagai kurir rekanan sehingga pengantaran dan pengembalian buku di beberapa kota menjadi gratis. Benar-benar gratis, sudah termasuk di dalam harga langganan per bulan itu!

3. Alur sistem saat mendaftarkan buku yang ingin dipinjamkan. Karena saya mempunyai cukup banyak buku import populer (sejak punya penghasilan prioritas untuk beli buku dari Book Depository setiap bulan), saya memutuskan untuk meminjamkan buku saya di Bookabuku. Untuk setiap buku yang berhasil dipinjamkan, saya akan mendapat Rp 10.000,00. Lumayan, kan? Hitung-hitung bagi pengetahuan buat orang lain.

Saat saya mencoba mendaftarkan buku saya, saya kagum karena Bookabuku mempunyai database ISBN dari banyak buku. Jadi cukup dengan memasukkan ISBN buku yang kita punya, data buku tersebut langsung masuk ke daftar buku yang kita pinjamkan. Baru jika tidak ada di database Bookabuku, kita akan diminta untuk memasukkan data-data buku seperti penerbit, penulis, dan judul. Tetapi kebanyakan buku yang saya daftarkan sudah terdaftar ISBN-nya.

Bisa dibilang saat ini saya fans berat-nya Bookabuku, karena punya misi yang sama. Post inipun tidak dibayar dan tidak diminta sama sekali oleh pihak Bookabuku, karena saya yang merasa harus menulis tentang ini. Tentang ide yang dulu pernah datang ke saya tetapi tidak saya gubris, yang lalu datang ke orang lain dan dieksekusi dengan lebih baik. Tentunya saya sangat sangat mendukung Bookabuku dan tim

Seperti yang ditulis oleh Elizabeth Gilbert dalam bukunya, Big Magic:

"Ideas are alive, that ideas do seek the most available human collaborator, that ideas do have a conscious will, that ideas do move from soul to soul, that ideas will always try to seek the swiftest and most efficient conduit to the earth (just as lightning does)."

Sepertinya ide saya kabur dan menemukan pemilik barunya.

***Bagi yang ingin membaca tetapi terhalang masalah modal seperti saya, bisa ke bookabuku.com, daftar, dan masukkan kode referral saya: fike2727 untuk diskon 10%

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun